Beberapa orang seringkali sangsi terhadap jurusan para lulusan filsafat. Umumnya, Jurusan Filsafat hanya dikenal sebagai ilmu untuk mereka yang mempelajari ilmu teologi dan agama. Beberapa sekolah tinggi filsafat berdiri di Indonesia dengan mayoritas mahasiswanya adalah rohaniwan. Namun, ternyata di beberapa universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada dan Universitas Indonesia memiliki jurusan bahkan Fakultas Filsafat. Lantas, apa itu filsafat dan bagaimana prospek kerja lulusannya? Simak ulasannya berikut ini.
Baca juga: Mengenal Jurusan Kriminologi dan Prospek Kerjanya di Tahun 2022
Apa itu filsafat?
Filsafat merupakan ibu dari segala ilmu karena mengkaji alam pikir manusia dan pandangannya yang holistik (Sumber: Pexels)
Dilansir dari Florida State University dalam situsnya, filsafat secara kontemporer didefinisikan sebagai kecintaan pada kebijaksanaan. Dalam arti luas, filsafat adalah kegiatan praktis yang dilakukan orang ketika mereka berusaha memahami kebenaran mendasar tentang diri mereka sendiri, dunia tempat mereka tinggal, dan hubungan mereka dengan dunia satu sama lain.
Filsafat sebagai ilmu atau disiplin akademis bertujuan untuk terus-menerus terlibat pada pertanyaan, jawaban, dan perdebatan mendasar terkait kehidupan. Oleh karena itu, umumnya filsafat terbagi atas cabang studi beragam untuk dapat dipahami secara sistematis.
Menurut University of St. Andrews, filsafat sebagai studi berarti mempelajari pertanyaan mendasar mengenai sifat diri manusia dan dunia tempat manusia hidup. Pertanyaan-pertanyaan ini tentunya sangat luas dan filsafat hadir untuk menekankan argumen atau kejelasan yang tepat serta terarah. Hampir semua ilmu bersumber pada pemikiran filosofis mengenai kehidupan dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, filsafat umumnya dikenal sebagai ibu dari segala ilmu pengetahuan. Dikarenakan beberapa hal mendasar tadi, lantas filsafat senantiasa berkembang dan berdinamika seiring perkembangan manusia, dunia, dan juga ilmu pengetahuan itu sendiri.
Secara umum, menurut ensiklopedia Britannica disebutkan bahwa filsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “philosophia” yang berarti “love of wisdom”. Filsafat berarti pertiimbangan rasional, abstrak, dan metodis tentang realitas sebagai keseluruhan atau dimensi fundamental dari keberadaan dan pengalaman manusia. Hampir semua hal yang diselidiki secara filosofis akan membentuk elemen sentral dalam sejarah intelektual manusia.
Baca juga: Sudah Sebulan Lulus Tapi Belum Dapat Kerja juga?
Filsafat menurut para ahli
Filsafat dikenal sebagai ilmu yang terus-menerus mempertanyakan berbagai hal secara dinamis dan terus berkembang (Sumber: Pexels)
Salah satu ilmuwan Yunani Kuno yang mendefinisikan filsafat adalah Socrates. Filsuf yang lahir pada tahun 470 SM ini mengartikan filsafat sebagai jalan dan sarana yang dapat dijadikan patokan untuk mencapai hasil praktis untuk kesejahteraan masyarakat. Lebih daripada itu, Socrates juga meyakini bahwa filsafat berusaha membangun sistem etika berdasarkan akal manusia, bahkan melebihi apa yang dilakukan oleh doktrin teologis.
Socrates juga dikenal dalam pandangannya terhadap pilihan manusia yang dimotivasi oleh keinginan untuk bahagia. Ia berasumsi bahwa kebahagiaan tertinggi manusia datang dari mengetahui perihal diri sendiri. Makin banyak yang diketahui seseorang tentang dirinya, maka makin besar kemampuannya untuk bernalar dan membuat pilihan-pilihan untuk kebahagiaan sejati.
Selain Socrates, filsuf Yunani Kuno lainnya yang dikenal dengan pandangannya mengenai filsafat adalah Aristoteles. Filsuf yang lahir pada tahun 384 SM ini mendefinisikan filsafat sebagai subjek yang berupa dasar dari kemampuan untuk memahami aksioma dasar dari pengetahuan. Aristoteles meyakini bahwa manusia secara alami adalah “Animal Political” atau binatang yang memiliki sifat alamiah untuk mengelola atau menguasai orang lain.
Aristoteles memandang logika sebagai sarana dasar penalaran manusia. Hal ini nantinya bermuara pada apa yang disebut silogisme atau bentuk pemikiran yang terdiri dari dua premis dan mengarah pada suatu kesimpulan. Filsafat menurut Aristoteles dapat diterapkan dengan penalaran logis.
Aristoteles merupakan murid dari filsuf yang tak kalah besar yaitu Plato. FIlsuf yang terkenal dengan berbagai teori seperti dialektika, dialog, hingga konsep republik. Filsuf yang lahir pada 427 SM ini mengartikan filsafat sebagai konsep umum soal proses bertanya secara terus-menerus.
Konsepsi Plato terhadap filsafat yang berarti “ilmu bertanya” ini lantas dikorelasikan dengan dialog dan dialektik. Plato meyakini bahwa filsafat dapat menggali alasan-alasan dari alam pikir manusia dan menuliskannya sebagai proses asimilasi pikiran dan realitas. Hal ini juga nantinya berujung pada pemeriksaan kontra argumen dan sanggah-menyanggah dalam proses dialog tersebut.
Selain ketiga filsuf dari Yunani Kuno tadi, ada pula nama Thomas Aquinas yang merupakan klerus penulis “Summa Theologica”. Thomas Aquinas merupakan filsuf abad ke-13 yang mencoba menyintesiskan pemikiran Aristoteles dalam hubungan teologi dan etik di dunia modern saat itu. Thomas Aquinas menghubungkan filsafat sebagai sarana untuk mengkaji ketuhanan dan etika, atau dalam hal ini adalah pengaruh teologi dalam perilaku manusia.
Thomas Aquinas juga bisa dianggap sebagai jembatan antara paradigma filsafat dari era para filsuf Yunani Kuno dengan filsafat modern, Di mana ia mampu membahas berbagai hal dalam bukunya dengan pendekatan dari hampir semua sub-disiplin filsafat yaitu logika, filsafat alam, metafisika, epistemologi, dan juga bagaimana filsafat melihat dunia dan mempertanyakannya.
Baca juga: Tips Diterima Kerja di Startup Buat Lulusan Baru
Tujuan mempelajari filsafat
Mempelajari filsafat bertujuan untuk mempertanyakan dan menemukan korelasi logis antara berbagai fenomena manusia beserta dunianya (Sumber: Pexels)
Jika merujuk pada definisi-definisi kontemporernya di atas, filsafat merupakan ilmu yang mempelajari mengenai dinamika fundamental dari pengalaman manusia. Alam pikir dan praksis manusia menjadi fokus utama yang diperhatikan kajian filsafat di era modern. Terlebih, perkembangan ilmu-ilmu atau berbagai studi lainnya yang saling berpengaruh secara sinergis, membuat filsafat perlu dipahami secara khusus untuk menata pola pikir atau sudut pandang intelektual.
Namun, secara umum ilmu filsafat memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
- Mengkaji persoalan praksis dan perilaku manusia
- Melihat dan menentukan sudut pandang dalam menanggapi sebuah persoalan terkait ide maupun praktik
- Menganalisis kemampuan ideologis dari suatu hal berdasarkan pelaksanaannya di masyarakat
- Memikirkan dan menulis hasil observasi secara mendalam sebagai sumber kajian baru
- Menemukan hubungan logis, relevan, dan koheren dari suatu fenomena berbasis ilmu
Baca juga: 8 Prospek Kerja Ilmu Komunikasi Terbaik di Tahun 2022
Fokus studi filsafat
Beberapa fokus studi filsafat yang terkenal adalah perihal metafisika dan epistemologi (Sumber: Pexels)
Secara umum terdapat empat fokus utama studi ilmu filsafat secara mendasar yaitu sebagai berikut.
- Metafisika, yaitu fokus ilmu filsafat yang mengkaji soal realitas tentang apa yang ada di dunia, seperti apa, dan bagaimana tatanannya. Begitu pula realitas tentang ketuhanan, kebenaran, dan kehendak bebas manusia.
- Epistemologi, yaitu fokus ilmu filsafat yang mempelajari tentang keduniaan dan bagaimana manusia dapat mengetahuinya seperti ilmu pengetahuan dan klaim intelektualitas terhadap ilmu tersebut. Fokus ini juga dikenal dalam Filsafat Ilmu.
- Etika, studi filsafat yang satu ini umumnya terkait dengan apa yang harus dan terbaik untuk dilakukan. Etika menyoal soal baik buruknya sesuatu atau mengenai moralitas objektif maupun subjektif dan cara memperlakukan orang lain.
- Logika, merupakan fokus ilmu filsafat yang berhubungan dengan argumen atau alasan yang diberikan atas pertanyaan-pertanyaan mengenai realitas. Hal ini umumnya mencakup sifat dan struktur argumentasi serta penalaran mengenai argumen “baik” dan”buruk”
Baca juga: 8 Prospek Kerja Psikologi Hingga Kisaran Gajinya di Tahun 2022
Prospek kerja lulusan filsafat
Peter Thiel merupakan co-founder PayPal yang juga lulusan filsafat dari Stanford University (Sumber: wired.com)
Jika kamu masih ragu dengan prospek lulusan filsafat, maka kamu harus mencari tahu siapa dan bagaimana perjalanan tokoh-tokoh di bawah ini.
- Peter Thiel
- Carly Fiorina
- Stewart Butterfield
- Dian Sastrowardoyo
- Nezar Patria
- Eka Kurniawan
- Dea Anugrah
- Puthut EA
Ya, mereka semua adalah lulusan filsafat dan memiliki nama besar di bidangnya masing-masing, entah itu sebagai pebisnis, aktris, birokrat, hingga penulis ternama.
Peter Thiel merupakan co-founder PayPal dengan kekayaan per Mei 2022 sebesar $7,19 miliar. Peter Thiel merupakan lulusan Filsafat dari Stanford University. Selain Thiel, lulusan Filsafat dari Stanford University lainnya adalah Carly Fiorina yang merupakan CEO dari Hewlett-Packard, produsen komputer ternama dari Amerika Serikat. Selain keduanya tadi, ada nama miliarder Kanada, Daniel Stewart Butterfield yang merupakan co-founder Flickr dan juga founder serta CEO dari Slack.
Di Indonesia sendiri, beberapa nama tenar seperti Dian Sastrowardoyo dikenal sebagai lulusan Filsafat yang memiliki karier cemerlang sebagai aktris. Dian Sastro yang dikenal sejak membintangi film “Ada Apa Dengan Cinta” (2002) ini merupakan lulusan Jurusan Filsafat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia pada tahun 2007.
Selain nama Dian Sastro, ada pula nama Nezar Patria yang kini menjadi direktur kelembagaan di PT. Pos Indonesia. Nezar dikenal sebagai aktivis yang pernah diculik pada akhir pemerintahan Orde Baru. Ia merupakan lulusan Fakultas Filsafat dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Selain di bidang seni dan juga birokrasi, terdapat pula nama-nama besar lulusan filsafat di bidang kepenulisan atau jurnalistik. Sebut saja Dea Anugrah yang merupakan jurnalis dan penulis, Puthut EA, juga seorang penulis dan pengusaha media populer lewat Mojok.co, serta Eka Kurniawan, penulis kenamaan Indonesia yang terkenal dengan bukunya “Cantik Itu Luka”. Ketiganya adalah lulusan Fakultas Filsafat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Eka Kurniawan bahkan mendapatkan beberapa penghargaan internasional seperti Prince Claus 2018 dari Kerajaan Belanda dan World Reader’s Award 2016. Ia juga pernah masuk nominasi The Man Booker International Prize 2016 lewat bukunya “Man Tiger” (Lelaki Harimau).
Nah, itulah tadi beberapa lulusan filsafat yang moncer di berbagai bidang. Kamu perlu tahu bahwa lulusan filsafat umumnya memiliki pandangan tajam dalam melihat sesuatu dengan observasi dan juga kekuatan deskripsinya. Oleh karena itu, tak heran jika banyak lulusan filsafat yang menjadi penulis besar. Selain itu, lulusan filsafat juga memiliki kans luas untuk menjadi ahli di berbagai bidang ilmu pengetahuan karena ilmunya merupakan ibu dari segala ilmu.
Menjadi lulusan filsafat selain untuk bidang teologi menjadi salah satu hal yang bisa diandalkan untuk prospek karier cemerlang. Selain di bidang swasta, lulusan filsafat juga masuk dalam beberapa formasi seleksi calon pegawai negeri sipil (CPNS) di Indonesia. Jadi, kamu tidak perlu khawatir atau sangsi untuk memilih jurusan filsafat sebagai tempat belajarmu nanti.
Baca juga: Prospek Kerja Ekonomi Pembangunan dengan Gaji Tertinggi
Sedangkan, bagi kamu yang sudah lulus dan ingin berkarier dengan baik, EKRUT hadir sebagai rekan profesional buat kamu. Kamu bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai pengembangan karier lewat EKRUT. Tak hanya itu, EKRUT juga menyediakan berbagai kesempatan bagi kamu yang berpotensi direkrut oleh berbagai perusahaan bonafide di Indonesia. Kamu hanya perlu menyiapkan CV dan portofolio terbaik yang kamu punya lalu klik tautan di bawah ini untuk langsung mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- sparknotes.com
- philosophy.fsu.edu
- legal-dictionary.thefreedictionary.com