Feedback menjadi salah satu hal penting dalam kehidupan berorganisasi atau di dunia kerja. Hal ini tak lepas dari persoalan relasi dan saling dukung antar tim atau karyawan di tempat kerja. Tak hanya itu, feedback juga penting bagi pengembangan kinerja seseorang. Namun, apa sih yang sebenarnya dimaksud dengan feedback tersebut? Simak ulasannya berikut ini.
Apa itu feedback?
Feedback merupakan umpan balik untuk menanggapi perilaku atau kinerja seseorang (Sumber: Pexels)
Feedback atau umpan balik menurut KBBI adalah tanggapan langsung dari pengamatan sebagai hasil kelakuan individu terhadap individu lain atau bahan yang diperoleh kembali dari penerapan sesuatu untuk unsur perbaikan dalam tindak lanjut.
Sedangkan, dilansir Crighton, dalam ranah kepemimpinan feedback diartikan sebagai informasi tentang bagaimana seseorang berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Umpan balik bukanlah merupakan saran, pujian, atau evaluasi. Umpan balik memiliki dua jenis yaitu memberi dan menerima.
Menurut Cambridge Dictionary, feedback didefinisikan sebagai informasi atau pernyataan pendapat tentang sesuatu. Hal ini dapat dimisalkan seperti pendapat tentang produk baru atau sebuah hasil pekerjaan. Feedback secara praktis bertindak sebagai cara untuk memberi tahu suatu pihak tentang apa yang ia hasilkan atau produk tertentu dan capaiannya bagi orang lain atau konsumen.
Secara umum, feedback atau umpan balik memiliki unsur positif dan bersifat membangun. Feedback secara khusus berfokus pada evaluasi untuk menguatkan bakat atau pencapaian dan berlaku pada sumber daya manusia maupun produk. Di sisi lain, feedback negatif lebih berfokus pada kesalahan dan bertendensi pada peningkatan kinerja dengan metode judging atau menghakimi.
Baca juga: Jenis-jenis Motivasi Ini Mendorong Kamu untuk Produktif
Fungsi feedback
Feedback berfungsi untuk memberi motivasi atau saran yang membangun bagi orang lain (Sumber: Pexels)
Secara fungsi, feedback memiliki beberapa fungsi utama sebagai berikut.
1. Fungsi motivasi
Feedback dalam dunia kerja dapat berguna untuk memotivasi karyawan agar bisa bekerja lebih baik. Karyawan memerlukan suatu feedback sebagai penghargaan atas kinerja mereka. Feedback yang positif dan bersifat membangun akan menumbuhkan motivasi terhadap individu karyawan dalam mengerjakan tugas-tugasnya. Hal ini juga dapat berdampak jangka panjang terhadap retensi karyawan.
2. Fungsi meningkatkan kinerja
Salah satu fungsi praktis dari feedback adalah mampu meningkatkan kinerja. Feedback berbeda dengan sekadar kritik, karena secara khusus feedback merupakan kritik yang membangun. Feedback ini lantas dapat meningkatkan kinerja karyawan dan bahkan dapat membantu meningkatkan peran karyawan dalam merumuskan strategi atau keputusan untuk memperbaiki operasional perusahaan.
3. Fungsi pembelajaran berkelanjutan
Feedback juga dapat berfungsi sebagai metode pembelajaran berkelanjutan karena adanya waktu dan ruang interaksi untuk bertanya dan belajar dari pengalaman orang lain dalam satu ranah pekerjaan tertentu. Feedback yang berkelanjutan cukup penting dalam dunia kerja karena setiap orang dapat saling membangun demi mewujudkan capaian dan peningkatan produk di perusahaan.
Baca juga: 7 Cara Memotivasi Diri Sendiri
5 Jenis feedback
Feedback terdiri dari beberapa jenis yang umumnya didasarkan dari cara penyampaian atau metodenya (Sumber: Pexels)
Dilansir dari situs Federation University, ada beberapa jenis feedback yang umum digunakan baik di dunia pendidikan maupun organisasi. Beberapa jenis feedback itu antara lain adalah sebagai berikut.
1. Informal
Feedback informal merupakan jenis feedback yang muncul secara spontan pada saat atau selama tindakan dilakukan. Feedback jenis ini umum dilakukan oleh kolega atau teman dekat terkait perilaku maupun kinerja seseorang. Feedback informal juga memerlukan pembangunan relasi baik antar pihak dan dapat mendorong dan mengelola pengambilan keputusan.
2. Resmi
Feedback formal atau resmi berkebalikan dengan feedback informal yang disampaikan spontan. Feedback formal atau resmi direncanakan dan dijadwalkan secara sistematis ke dalam proses. Umumnya, feedback jenis ini memiliki tujuan untuk menilai dan mencakup beberapa kriteria penilaian, kompetensi, hingga pencapaian standar tertentu untuk seorang karyawan terkait.
3. Formatif
Feedback formatif merupakan umpan balik yang bertujuan untuk memantau seseorang dan memberikan evaluasi berkelanjutan sesuai tujuan peningkatan sumber daya manusia terkait. Feedback formatif umumnya dilakukan di bagian awal suatu pekerjaan agar tidak ada lagi kesalahan serupa terjadi pada tahap penilaian kinerja berikutnya.
4. Sumatif
Feedback sumatif secara umum adalah program evaluasi terencana terkait instruksi dan beberapa standar atau tolok ukur tertentu terkait sumber daya manusia. Misalnya, dalam hal kinerja karyawan, feedback sumatif dilakukan pada saat akhir periode operasional atau saat memasuki masa promosi. Adanya beberapa kriteria dan penilaian membuat feedback sumatif terkesan seperti ujian dalam pekerjaan.
5. Konstruktif
Feedback konstruktif merupakan umpan balik yang berfokus pada masalah dan berdasarkan pengamatan. Feedback jenis ini dibagi menjadi empat hal yang meliputi:
- Umpan balik negatif, yaitu komentar bersifat korektif tentang perilaku masa lalu atau kesalahan seseorang dan fokus pada anjuran untuk tidak mengulang perilaku atau tindakan tersebut.
- Umpan balik positif, yaitu komentar tentang perilaku masa lalu yang berfokus pada keberhasilan dan anjuran untuk melanjutkan atau mengembangkan.
- Umpan maju negatif, yaitu komentar korektif tentang kinerja masa depan dan berfokus pada perilaku yang harus dihindari di masa mendatang.
- Umpan maju positif, yaitu komentar dengan fokus pada perilaku yang akan meningkatkan kinerja di masa mendatang.
Baca juga: 6 Cara untuk Memotivasi Karyawan
Bagaimana cara menerapkan feedback?
Feedback dapat diterapkan dengan beberapa cara yang mengacu pada penyampaian dan fokus evaluasi (Sumber: Pexels)
Menurut Harvard Business Review, ada beberapa cara untuk menerapkan feedback yang dapat diacu yaitu sebagai berikut.
1. Berbasis pada perilaku dan bersifat faktual
Penerapan feedback didasari oleh perilaku dan bersifat faktual. Seseorang memberikan feedback dengan spesifik sehingga tidak bisa didasarkan pada stereotip atau label tertentu pada seseorang. Selain itu, feedback yang baik bersifat faktual atau bukan interpretatif. Sehingga, sebelum memberikan feedback, seseorang perlu mengetahui basis faktual dari kinerja orang lain, bukan hanya dugaan semata.
2. Disampaikan dengan dasar kinerja positif maupun negatif
Seseorang perlu menyampaikan feedback secara holistik yang meliputi analisis terhadap kinerja positif dan negatif. Hal ini ditujukan untuk mengembangkan dan meningkatkan efektivitas dan perbaikan kinerja. Oleh karena itu, pemberi feedback perlu mengakui kemajuan seseorang dan juga mengkritik aspek negatif dari orang tersebut agar tidak terulang kembali setelahnya.
3. Berfokus pada pola dan mengacu pada dampak
Feedback diberikan dengan berfokus pada pola. Hal ini berarti umpan balik didasarkan dari observasi pola perilaku yang memanfaatkan peristiwa tertentu sebagai contoh. Pola dapat membantu mengurangi bias dan juga menetapkan fokus pada dampak. Dampak menjadi salah satu prioritas dalam pemberian feedback, dikarenakan seseorang perlu mendapat masukan dan pengembangan diri setelah mendapat masukan.
Baca juga: Ingat Kata-kata Semangat Kerja Ini untuk Memotivasi Harimu
Contoh feedback
Contoh feedback yang baik adalah menghindari penghakiman atau blaming serta bersifat motivasional (Sumber: Pexels)
Berikut ini adalah contoh feedback yang umum dilakukan terhadap karyawan untuk beberapa kasus tertentu.
1. Karyawan bekerja dengan baik
Rudi, seorang karyawan baru mengerjakan pekerjaan di bulan pertamanya dengan tepat waktu dan detail yang baik. Oleh karena itu, manajer memberikan feedback seperti berikut:
“Wah Rudi, kamu hebat! Kamu sungguh peduli dengan pekerjaanmu dan mampu memprioritaskan pekerjaan dengan detail dan berkualitas. Saya berharap di waktu-waktu mendatang kamu terus mempertahankan kinerjamu ini, dan terus kembangkan dirimu. Terima kasih Rudi!”.
2. Karyawan membutuhkan dorongan semangat
Wayan, seorang karyawan di sebuah perusahaan pariwisata memiliki masalah kepercayaan diri karena seringkali tertekan oleh tuntutan pekerjaan dan permasalahan keluarga. Akibatnya, kualitas kerja Wayan semakin menurun. Oleh karena itu, manajer memberikan feedback seperti berikut:
“Wayan, mungkin kamu perlu mengajukan cuti untuk memberi waktu untukmu. Perusahaan juga menyediakan layanan konseling jika kamu memerlukannya. Saya tahu bahwa kinerja sedang menurun akhir-akhir ini, namun lebih baik kita bisa menyelesaikan permasalahan kamu agar kamu tidak larut dalam persoalan ini. Saya harap kamu terus semangat dan memprioritaskan dirimu untuk sementara waktu.”.
Baca juga: 7 Rekomendasi Buku Motivasi yang Bikin Semangat
Feedback atau umpan balik secara umum merupakan opini atau masukan yang terkait pembangunan diri terhadap orang lain. Beberapa hal di atas secara umum dapat menjadi acuan bagi kamu jika ingin memberikan feedback kepada orang lain, baik secara formal maupun informal.
Bagi kamu yang penasaran bagaimana feedback itu diberikan, maka ini adalah saat tepat buatmu untuk memulai kariermu. EKRUT bisa menjadi rekan profesional buat kamu dan menyediakan berbagai informasi terkait karier. Dengan mendaftar lewat EKRUT, kamu bisa mendapat kesempatan direkrut oleh berbagai perusahaan bonafide yang siap memberi feedback terbaik bagi kinerjamu nanti.
Klik tautan di bawah ini untuk langsung mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- creighton.edu
- snapsurveys.com
- federation.edu.au