Lainnya

Eudaimonia: Mencapai Tujuan Hidup yang Lebih Bahagia

Published on
Min read
5 min read
time-icon
Nurina Ulfah

Experienced in content writing and editing with a demonstrated history of working in a startup company. Currently, looking for new opportunities that match her passion in writing and editing.

H1_eudaimonia.jpg

Tujuan dari kehidupan manusia di dunia ini adalah kebahagiaan (eudaimonia). Lalu, bagaimana cara untuk mencapai tujuan hidup yang lebih bahagia? Simak pembahasannya lebih lanjut di artikel ini!

Apa itu eudaimonia?


eudaimonia adalah kebahagiaan. (sumber: pexels)

Melansir Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) eudaimonia atau eudaemonisme adalah aliran filsafat etika yang menafsirkan tujuan manusia sehingga tercapainya kebahagiaan yang paripurna akibat mekarnya segala potensi manusia.

Eudaimonisme adalah pandangan hidup yang menganggap kebahagiaan sebagai tujuan segala tindak-tanduk manusia. Dalam eudaimonisme, pencarian kebahagiaan menjadi prinsip yang paling dasariah. Kebahagiaan yang dimaksud bukan hanya terbatas kepada perasaan subjektif seperti senang atau gembira sebagai aspek emosional, melainkan lebih mendalam dan objektif menyangkut pengembangan seluruh aspek kemanusiaan suatu individu (aspek moral, sosial, emosional, rohani). Dengan demikian, eudaimonisme juga sering disebut etika pengembangan diri atau etika kesempurnaan hidup.

Melansir Positive Psychology, Ada begitu banyak cara untuk mendefinisikan kebahagiaan, salah satunya dengan istilah eudaimonia. Dalam ilmu filsafat, ada istilah kebahagiaan, yaitu eudaimonia. Eudaimonia merupakan kebahagiaan yang lebih berfokus pada cara hidup yang lebih baik, lebih bermakna, dan berguna untuk orang lain.

Prinsip eudaimonia lebih menekankan bagaimana kebahagiaan dicapai dengan menjadi berguna bagi orang lain. Menurut Aristoteles, seorang filsuf Yunani, kebahagiaan yang merupakan tujuan akhir manusia hanya dapat dicapai melalui hubungan antar manusia yang diwujudkan melalui tindakan nyata.

Menebar energi kebaikan bagi sesama manusia melalui suatu tindakan nyata untuk kepentingan bersama merupakan kebahagiaan yang didambakan dalam prinsip ini. Lalu, kebahagiaan ini tidak kosong atau hilang setelah sumber kebahagiaan itu sudah tak terlihat mata atau tak terasa oleh indera perasa karena kebahagiaan eudaimonia adalah kebahagiaan yang hakiki.

Baca juga: 6 Cara meningkatkan kebahagiaan karyawan di kantor

Konsep eudaimonia menurut para ahli


eudaimonia adalah kebahagiaan tertinggi. (sumber: pexels)

Berikut ini adalah konsep eudaimonia menurut para ahli.

1. Socrates

Socrates percaya bahwa kebajikan atau arête (gagasan tentang kebajikan) adalah bentuk pengetahuan, khususnya, pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Ia melihat banyak kebajikan, keadilan, dan keberanian sebagai satu kesatuan. Artinya, semua adalah satu, dan itu semua adalah pengetahuan.

Socrates memandang pengetahuan ini sebagai syarat manusia untuk mencapai kebaikan tertinggi, yaitu eudaimonia. Menurut Socrates, manusia memiliki suatu cita-cita hidup, yaitu untuk mencapai kebahagiaan (eudaimonia = jiwa yang baik). Eudaimonia dapat dicapai dengan memiliki keutamaan pengetahuan akan “yang baik”. Ketika manusia memiliki pengetahuan “yang baik” ini, tentu saja manusia akan melakukan hal “yang baik” pula.

2. Plato

Plato percaya bahwa individu secara alami merasakan ketidakbahagiaan ketika mereka melakukan sesuatu yang mereka tahu dan akui salah. Menurut Plato, eudaimonia adalah tujuan tertinggi dari moral dan perilaku. Seperti Socrates, Plato melihat kebajikan sebagai bagian dari eudaimonia.

Plato menganggap bahwa hidup yang baik (eudaimonia) atau kebahagiaan dapat dicapai dengan hidup dalam negara (komunitas). Dengan demikian, agar mencapai hidup yang baik atau bahagia, dituntut juga negara yang baik. Ada pengaruh timbal balik antara hidup yang baik sebagai individu dan negara yang baik. Bila suatu negara buruk, tidak mungkin warga negaranya hidup baik, begitu juga sebaliknya.

Ide orisinil dari Plato mengenai kehidupan yang baik tampak dari teori tentang “ide”. Menurut Plato, manusia memiliki dorongan (kerinduan) untuk kembali ke asalnya, pulang menuju kerajaan ide-ide. Hal ini dapat dicapai jika jiwa manusia dikuasai oleh akal budi. Dengan akal budi, manusia akan menguasai diri, menjadi satu dengan diri sendiri, dan memiliki ketenangan. Bagi Plato, selain mengarahkan diri kepada yang baik, seseorang harus melakukan kewajiban-kewajiban dalam kehidupannya sehari-hari.

3. Aristoteles

Banyak interpretasi eudaimonia menurut Aristoteles, bahwa eudaimonia mencerminkan kebajikan, keunggulan, dan yang terbaik dalam diri manusia. Artinya, ia percaya bahwa eudaimonia adalah aktivitas rasional yang bertujuan mengejar hal-hal yang berharga dalam hidup.

Aristoteles pun mengakui bahwa tujuan akhir manusia adalah kebahagiaan (eudaimonia). Dengan mencapai kebahagiaan, manusia tidak memerlukan apa-apa lagi. Menurutnya, sangatlah tidak masuk akal jika sudah mencapai kebahagiaan, manusia masih mencari hal lain dalam hidupnya.

Baca juga: Hidup Sederhana Buat Lebih Bahagia? 5 Tips untuk Memulainya

Cara menerapkan eudaimonia dalam kehidupan sehari-hari


menerima diri sendiri merupakan sebuah bentuk eudaimonia. (sumber: pexels)

Berikut ini adalah cara menerapkan eudaimonia dalam kehidupan sehari-hari.

1. Self-acceptance atau penerimaan diri

Menerima diri sendiri sepenuhnya, termasuk kekuatan dan kelemahan. Penerimaan diri yang tinggi membantumu percaya untuk memutuskan sesuatu. Apapun hasilnya, itu adalah hasil dari tindakanmu yang terbaik. Tak perlu takut gagal, sebab menerima kekurangan dan kegagalan berarti siap untuk berubah menjadi lebih baik.

Sangat penting untuk mengetahui dan memahami hal-hal yang menjadi kelebihan dan kelemahan. Mengetahui kelebihan diri juga bertujuan agar kamu lebih bersemangat dan memotivasi diri untuk terus berkembang ke arah yang baik. Lalu, mengetahui kelemahan diri bukan melulu untuk menjatuhkan diri, melainkan sebagai bahan evaluasi agar dapat keluar dari zona yang kamu anggap “lemah” itu.

2. Personal growth atau pengembangan diri

Sebagai contoh, cara pengambilan keputusan yang relevan dengan pemberdayaan diri, sifat kompetitif yang sehat, dan rasa kepercayaan diri yang baik. Personal growth dapat memberikan pandangan yang lebih jelas terkait cita-cita dan tujuan kamu dalam kehidupan profesional.

3. Memiliki tujuan hidup

Tujuan hidup adalah salah satu cara yang bisa dilakukan agar kamu dapat mencapai kebahagiaan sesuai dengan keinginan masing-masing. Meskipun tujuan hidup tidak menjamin kamu bisa hidup lebih bahagia, tetapi setidaknya tujuan hidup akan membuat kamu menjadi lebih semangat bekerja, atau mungkin semangat dalam mencapai sesuatu. Belajarlah untuk mengetahui dan menentukan apa tujuan hidup kamu selama ini. Dengan mengetahui hal tersebut, itu akan menjadi langkah yang baik untuk memahami dan mengenal diri sendiri.

4. Berpikir positif

Berpikir positif adalah kemampuan berpikir seseorang untuk memusatkan perhatian pada sisi positif dari keadaan diri, orang lain, dan situasi yang dihadapi. Berpikir positif dapat meningkatkan motivasi untuk sukses dan mendapatkan apa yang kamu inginkan. Hal tersebut juga dapat memotivasi kamu untuk mencapai lebih dari yang kamu harapkan. Dengan memiliki pikiran yang positif, kehidupan kamu juga akan menjadi lebih baik serta bahagia.

5. Peduli terhadap sesama

Peduli terhadap sesama adalah sikap yang ditunjukan untuk mampu memahami kondisi dari orang lain, ikut merasakan kesulitan orang lain, dan membantu membangkitkan ketika seseorang mengalami kesulitan. Peduli terhadap sesama tidak hanya untuk orang lain, tetapi juga untuk lingkungan sekitar.

Mulailah untuk menghilangkan perasaan subjektif terhadap objek yang kamu pedulikan agar kepekaanmu dapat tumbuh. Ketika rasa peka akan lingkungan sekitar itu telah tumbuh, maka kamu akan mulai terbiasa untuk menempatkan dirimu di posisi lingkungan sekitar, sehingga akan memudahkan dirimu untuk tahu bagaimana harus berperilaku dan berinteraksi dengan orang lain. Sebab, peduli dan memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang terdekat akan membuat hidup menjadi lebih bermakna.

Baca juga: 10 Cara Membuat Lingkungan Kerja yang Nyaman dan Produktif

Itulah pembahasan mengenai eudaimonia untuk mencapai tujuan hidup yang lebih bahagia. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya!

Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.

Sumber:

  • positivepsychology.com
  • britannica.com
  • theschooloflife.com
0

Tags

Share

Apakah Kamu Sedang Mencari Pekerjaan?

    Already have an account? Login

    Artikel Terkait

    H1_-_10_Studio_Foto_Jakarta_untuk_Berbagai_Keperluan_Beserta_Daftar_Harganya.jpg

    Lainnya

    10 Studio Foto Jakarta untuk Berbagai Keperluan beserta Daftar Harganya

    Sylvia Rheny

    09 December 2022
    5 min read
    Manfaat_“Me_Time”_bagi_kesehatan_mental_dan_7_kegiatan_yang_bisa_untuk_dilakukan.jpg

    Lainnya

    Manfaat “me time” bagi kesehatan mental dan 7 kegiatan yang bisa untuk dilakukan

    Sylvia Rheny

    14 November 2022
    6 min read
    H1_People_Pleaser.jpg

    Lainnya

    8 Tanda Kamu Adalah People Pleaser Beserta Tips untuk Meminimalisasinya

    Algonz D.B. Raharja

    11 November 2022
    5 min read

    Video