WFA (work from anywhere) atau kerja dari mana saja menjadi tren saat ini, terutama ketenarannya pascapandemi. Banyak perusahaan yang mulai menerapkan WFA karena dirasa lebih efektif dan efisien. Lantas, apa saja kelebihan dan kekurangan WFA? Produktif atau malah kontraproduktif? Simak ulasan lengkapnya di artikel ini!
Pengertian WFA
WFA (work from anywhere) atau dapat bekerja dari mana saja. (Sumber: Pexels)
WFA (work from anywhere) adalah sistem kerja dari mana saja, tidak terkekang untuk harus bekerja di kantor, rumah, dan tempat spesifik. Selama kamu terkoneksi dengan internet, pekerjaan bisa dilakukan di mana saja. Terkadang, WFA juga dikenal dengan istilah remote work atau kerja remote. Perusahaan yang menerapkan sistem WFA, membebaskan karyawannya untuk bekerja dari mana saja termasuk tempat liburan.
Kelebihan dan kekurangan WFA
Tiap regulasi tentu ada kelebihan dan kekurangannya, termasuk WFA. (Sumber: Pexels)
Tiap regulasi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan WFA sebagai berikut.
Kelebihan WFA
1. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya transportasi
WFA dinilai dapat menghemat waktu, tenaga, dan biaya transportasi yang dikeluarkan bila bekerja di kantor. Selain itu, WFA juga dapat dikatakan lebih produktif, sebab dapat memangkas cukup banyak waktu yang dikeluarkan bila WFO. Sehingga, waktu tersebut dapat digunakan untuk kegiatan produktif lainnya seperti mengembangkan skill dengan mengikuti kursus online, memanifestasikan hobi, berolahraga, dan lain-lain.
2. Fleksibel
WFA menerapkan fleksibilitas. Kamu dibebaskan untuk bekerja di kantor, rumah, atau tempat tertentu. Sistem kerja yang fleksibel ini tanpa mengekang karyawan untuk harus datang ke kantor, sehingga tingkat kebahagiaan karyawan pun makin meningkat.
3. Work-life balance
Melansir Business News Daily, work-life balance adalah keadaan keseimbangan di mana seseorang sama-sama memprioritaskan tuntutan kariernya dan tuntutan kehidupan pribadinya. Nah, sistem kerja WFA mendukung kehidupan pekerjaan yang seimbang atau work-life balance.
Kekurangan WFA
1. Risiko burnout
Bekerja sambil berlibur tentu terdengar mengasyikan, namun liburan sambil bekerja terkadang berisiko menimbulkan permasalahan seperti burnout karena tidak ada pembagian antara bekerja dan berlibur, yang akhirnya kamu merasa terbebani dengan pekerjaan saat liburan. Sehingga, definisi liburan yang sesungguhnya tidak dapat dirasakan.
2. Hubungan dengan tim kerja kurang erat
Bekerja sama dengan tim tentu penting. Selain membantu meringankan beban pekerjaan, bekerja dengan tim juga membantu dalam berkomunikasi baik secara internal maupun eksternal. Tantangan WFA terkadang membuat hubungan dengan tim kerja kurang erat karena adanya jarak, komunikasi pun menjadi terhambat. Sehingga, kurang adanya chemistry antartim.
3. Sulit memisahkan antara kehidupan personal dan profesional
WFA menyebabkan kehidupan personal dan profesional yang tercampur. Sehingga, rentan mengalami stres akibat sulit mengatur waktu antara kehidupan personal dan profesional. Menjaga keseimbangan antara kehidupan personal dan profesional memang tidak mudah, tetapi mengusahakannya tentu akan mendatangkan hal-hal baik dalam kehidupanmu.
Tips melakukan WFA agar lancar
WFA akan berjalan secara efektif bila terorganisasi dengan baik. (Sumber: Pexels)
Agar WFA lancar dan efektif, kamu bisa menerapkan tips berikut ini.
- Atur jadwal agar tetap terorganisasi dengan baik. Buatlah to-do-list kegiatan atau pekerjaan yang akan dilakukan tiap hari.
- Sediakan tools yang mendukung pekerjaanmu. Sebab, penting untuk bisa bekerja secara efektif dengan menggunakan tools yang dapat membantumu fokus dalam menyelesaikan pekerjaan.
- Tentukan tempat yang nyaman untuk bekerja. Pilih tempat yang menurutmu bisa membuatmu lebih fokus dalam bekerja. Tempat itu bisa berupa ruangan kerja di rumah, perpustakaan, coworking space, maupun coffee shop. Sebisa mungkin, pilih tempat yang memiliki suasana tenang sehingga kamu bisa bekerja lebih nyaman.
- Pastikan tempatmu bekerja memiliki koneksi internet yang stabil. Dengan kualitas internet yang memadai, pekerjaan pun dapat berjalan dengan lancar.
- Atur waktu kerja dengan baik dan komitmen yang tinggi, pastikan semua pekerjaan dilakukan sesuai jam kerja.
- Tetap berkomunikasi secara lancar dengan tim sehingga kamu bisa mengkoordinasikan pekerjaan dengan baik meskipun tidak saling bertemu.
- Buat ikatan tim lebih erat dengan mengadakan kegiatan virtual untuk sekadar bercerita, berkeluh kesah, atau bermain gim.
10 Sektor pekerjaan yang efektif menerapkan WFA
Di era digital saat ini, banyak perusahaan yang mulai menerapkan WFA. (Sumber: Pexels)
Melansir LinkedIn News, ketersediaan sistem kerja WFA telah melonjak sejak awal pandemi Covid-19. Pada bulan April 2022, 12,4% dari daftar pekerjaan di LinkedIn menerapkan sistem kerja WFA. Daftar pekerjaan yang bisa dilakukan secara WFA sangat kuat di lima sektor berikut, yaitu teknologi informasi dan media (41,2%), pendidikan (29,0%), layanan administrasi (27,4%), jasa profesional (26,5%), dan jasa keuangan (20,2%).
Melansir data yang dirangkum dari Web Work Travel, Career Sidekick, Indeed, dan Coursera, berikut ini adalah beberapa sektor pekerjaan yang efektif menerapkan sistem kerja WFA.
1. Data analyst/scientist
Data analyst adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan analisis dan riset data dengan menggunakan tools tertentu. Kemudian, data scientist adalah seseorang yang berada dibalik kendali teknologi pengolahan data. Data scientist bertugas menganalisis berbagai macam data dalam jumlah besar (big data) yang terakumulasi di perusahaan. Nah, di era yang serba digital ini, data-data yang dibutuhkan bisa didapatkan secara daring.
2. Programmer/developer
Kamu tertarik bekerja di sebagai programmer? Pasalnya, seseorang yang bekerja di bidang pemrograman komputer dapat bekerja dari mana saja karena rata-rata pekerjaannya dapat dilakukan di mana pun.
3. Digital marketer
Digital marketer bertanggung jawab untuk meriset dan menganalisis market trend, mempelajari marketing campaign sesuai dengan target market, merencanakan strategi content marketing di media sosial, mengatur promosi dan iklan yang harus dijalankan. Pekerjaannya yang bertaut dengan media sosial ini membuat mereka bisa bekerja secara remote.
4. Content writer
Content writer adalah profesi yang bertugas menulis dan mengedit sebuah penulisan konten. Seorang content writer dapat bekerja dari mana saja selama tetap terhubung dengan internet.
5. Editor
Editor bertugas untuk proofread dan mengedit sebuah tulisan. Profesi ini juga bertanggung jawab untuk memastikan tulisan sesuai dengan fakta, tata bahasa, dan ejaan yang baik atau PUEBI dan KBBI. Pekerjaannya yang kebanyakan berkutat dengan tulisan, membuat seorang editor memiliki kebebasan untuk bekerja dari mana saja.
6. SEO specialist
SEO specialist atau search engine optimization specialist adalah profesi yang bertugas untuk menganalisis dan mengoptimisasi sebuah situs web agar dapat muncul di peringkat pertama mesin pencari. Hal ini membuat SEO specialist bisa bekerja dari mana saja, sehingga kamu bisa dengan bebas memilih tempat dan suasana untuk bekerja yang kamu inginkan pada hari itu.
7. Social media marketer
Social media marketer memiliki tanggung jawab untuk melakukan proses marketing melalui media sosial. Nah, pekerjaannya yang bergelut dengan media sosial ini membuat para social media marketer dapat bekerja secara daring dengan mengandalkan internet yang memadai.
8. UI/UX designer
UI/UX designer memiliki tugas untuk menentukan tampilan aplikasi atau situs dan menentukan bagaimana suatu aplikasi atau situs bisa beroperasi dengan mudah. Pekerjaan ini juga bisa dilakukan secara remote.
9. Graphic designer/illustrator
Seorang graphic designer dan illustrator berfokus pada berbagai hal yang berhubungan dengan kebutuhan grafis atau ilustratif seperti desain visual, logo, infografik, poster, dan lain-lain. Seorang graphic designer dan illustrator pun tidak perlu bekerja secara tatap muka, sebab pekerjaannya bisa dilakukan dari mana saja.
10. Recruiter
Recruiter adalah seorang yang bertugas mencari kandidat terbaik untuk sebuah perusahaan. Mulai dari posting lowongan pekerjaan, mewawancarai kandidat, dan melakukan onboarding pada karyawan baru. Pekerjaan sebagai recruiter dapat dilakukan secara daring karena tren digital nomad yang melekat di era kini.
Oh ya, profesi di atas adalah beberapa gambaran pekerjaan yang dapat dilakukan dari mana saja atau WFA (work from anywhere). Tentunya, implementasi digitalisasi di berbagai sektor pekerjaan saat ini sudah merambah lebih banyak daripada yang disebutkan di atas.
Efektivitas WFA pascapandemi, produktif atau kontraproduktif?
Setiap regulasi tentu terdapat pro dan kontra, seperti peraturan WFA. (Sumber: Unsplash)
Dari narasi di atas, dapat disimpulkan bahwa masih terjadi polemik pada sistem WFA (work from anywhere). Lagipula, masih banyak perusahaan yang mulai menerapkan sistem WFA di bidang-bidang tertentu, yang dianggap dapat dilakukan secara daring. Namun, masih banyak juga perusahaan yang menerapkan sistem kerja dari kantor atau WFO (work from office). Atau, hybrid, yaitu kombinasi WFO dan WFA.
Bila menyelisik dari sisi produktif, sistem WFA tentu dapat mendukung produktivitas karyawan dan menghemat biaya operasional. Selain itu, WFA dapat menunjang kebahagiaan karyawan, sebab kebebasan untuk bekerja dari mana saja dan dengan waktu yang fleksibel membuat karyawan tidak merasa terkekang dengan tempat dan waktu tertentu. Di era digital nomad saat ini pun, banyak karyawan yang merasa lebih produktif bila bekerja dari mana saja. Banyak pekerjaan yang telah terdigitalisasi sehingga dapat membantu pekerjaan secara daring.
Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa sistem WFA pun menimbulkan kontra sebab dinilai akan ada banyak distraksi bila pekerjaan tidak dilakukan di kantor. Kemudian, minimnya komunikasi secara verbal dengan tim juga memengaruhi efektivitas pekerjaan.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa WFA lebih disukai pekerja dan dapat menghasilkan produktivitas kerja yang lebih tinggi. Namun, di sisi lain, WFA juga dapat menyebabkan minimnya sosialisasi antara rekan kerja sehingga kehilangan kesempatan untuk memperkuat ikatan sosial dengan tim.
Dalam semua hal, tentu akan ada pro kontra, termasuk perkara WFA yang terjadi saat ini. Lantas, apakah efektivitas WFA pascapandemi produktif atau kontraproduktif? Hal ini tergantung perspektif secara subjektif. Pasalnya, sebagian pekerja merasa lebih produktif jika WFA, namun sebagian pekerja merasa kontraproduktif. Namun yang perlu digarisbawahi adalah kita harus bersiap untuk menghadapi tren digitalisasi yang makin masif. Sementara itu, era digital akan banyak melibatkan pekerjaan secara daring. Dengan demikian, WFA menjadi hal yang tepat untuk dilakukan.
Itulah pembahasan mengenai efektivitas WFA (work from anywhere) pascapandemi. Semoga informasi di atas dapat bermanfaat untukmu, ya!
Selain melalui artikel dari EKRUT Media, kamu juga bisa memperoleh berbagai informasi dan tips menarik seputar karier melalui YouTube EKRUT Official. Tak hanya itu, jika kamu tertarik mendapatkan berbagai kesempatan untuk mengembangkan karier, sign up EKRUT sekarang juga. Hanya di EKRUT, kamu dapat memperoleh berbagai peluang kerja yang dapat disesuaikan dengan minatmu.
Sumber:
- hbr.org
- huler.io
- eddy.com
- linkedin.com
- webworktravel.com
- businessnewsdaily.com