East Ventures, yang merupakan perusahan yang berfokus pada pendanaan early stage startup, baru-baru ini menunjuk partner wanita pertamanya yaitu Melisa Irene. Tak hanya menjadi partner wanita pertama East Ventures, Melisa Irene juga termasuk yang paling mudah di antara jajaran partner East Ventures.
Di tengah male-dominated industry, Melisa yang tidak memiliki latar belakang industri digital dan pengalaman di bidang investasi, dinilai dapat menunjukkan kemampuan lebih dibandingkan dengan teman-temannya.
Langkah East Ventures yang menunjuk Melisa Irene sebagai partner wanita pertamanya, memiliki kemungkinan untuk meningkatkan keseimbangan gender. Pasalnya, data TechCrunch menunjukkan bahwa setidaknya hanya sekitar 7% wanita yang menjadi partner di perusahaan-perusahan top. Hal ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan gender yang cukup parah.
East Venture sendri merupakan perusahaan pemodal yang berfokus pada early stage startup pada wilayah Jepang dan Asia Tenggara. Hingga 29 November 2018 East Venture telah memiliki sekitar 181 investasi, setelah pada bulan tersebut berinvestasi pada Canotic.
Selain Melisa Irene, Ini Deretan Wanita di Perusahan Pemodal
Tak hanya Melisa Irene, beberapa wanita lain juga sudah mulai menjadi mitra di perusahaan pemodal. Sebut saja Shannon Kalayanamitr yang tahun lalu ditunjuk untuk menjadi salah satu partner oleh Gobi Partners pada tahun lalu.
Sedangkan di tahun 2015, ada nama Jenny Lee dari GGV Capital yang menjadi satu-satunya wanita dalam 10 teratas Forbes' Midas List yang menempati peringkat pembuat kesepakatan terbaik di sektor teknologi tinggi dan ilmu kehidupan. Selain itu, data TechCrunch juga menunjukkan bahwa perusahaan pemodal yang didirikan oleh wanita memiliki kecenderungan untuk memberikan investasi lebih banyak pada wirausaha wanita.
Rekomendasi bacaan:
- 5 kota terbaik dunia bagi perempuan karier
- Lahir di Indonesia, Theresia Gouw masuk daftar perempuan terkaya Forbes
Sumber:
- crunchbase.com
- kr-asia.com