Awal tahun merupakan waktu yang tepat untuk memulai banyak hal baru, salah satunya mengikuti perkembangan metaverse dan koin kripto. Sebagai bagian dari generasi milenial dan gen-z tentu kedua terminologi tersebut bukanlah hal yang asing lagi. Namun, tahukah kamu bahwa jika sekarang kamu mencoba dua hal tersebut, maka kamu sebagai pengguna tahap mana? Innovator, early adopter, early majority, late majority, atau bahkan laggards? Mari kita bahas di artikel berikut ini.
Apa itu early adopter?
Early adopter merupakan orang yang mencoba dan menggunakan sebuah produk yang baru diluncurkan (Sumber: Shutterstock)
Early adopter merupakan tahap kedua dari lima tahap pengenalan sebuah produk. Apabila tahap pertama yaitu menjadi seorang inovator belum menjadi kemampuanmu sekarang, kamu bisa mengikuti perkembangan zaman dengan menjadi early adopter terlebih dahulu.
Early adopter dapat diterjemahkan sebagai pemilik awal. Lebih detail, early adopter merupakan orang-orang yang mendapatkan privilese untuk mencoba dan menggunakan sebuah produk atau jasa yang baru saja diciptakan oleh para inovator. Kalau kamu termasuk orang yang sering mengalami FOMO, menjadi early adopter akan memberimu banyak keuntungan.
Baca juga: Fear of Missing Out (FOMO): Gangguan kecemasan yang berdampak buruk pada finansial kamu
Peran penting early adopter
Early adopter berperan sebagai tester awal sebelum sebuah produk dilepas ke masyarakat luas (Sumber: Shutterstock)
Saat penemuan di pelbagai bidang semakin tak terbendung atas pesatnya kemajuan teknologi yang mendukung efisiensi dan otomatisasi pekerjaan, setiap bagian dari kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari perubahan. Produk yang baru saja launching akan membawa perubahan, namun sejauh apa perubahan yang akan dibawa oleh suatu produk akan ditentukan oleh pemilihan early adopter yang tepat.
Baca juga: 4 Alasan pentingnya publisitas bagi bisnis perusahaan
Early adopter berperan sebagai tester awal sebelum sebuah produk atau jasa dilepas ke masyarakat luas. Pemilihan yang tepat amat diperlukan karena early adopter yang berpengalaman dan menguasai bidang, dapat memberikan masukan yang konstruktif untuk perbaikan sebelum produk tersebut dipergunakan secara luas, khususnya untuk masyarakat awam.
Keuntungan dan risiko sebagai early adopter
Berikut adalah keuntungan dan risiko menjadi early adopter (Sumber: Wikipedia)
Semua hal tentu punya keuntungan dan risikonya masing-masing, termasuk menjadi seorang early adopter. Sebagai orang pertama yang mendapatkan akses pada sebuah hal baru, tentu kamu menjadi trendsetter dan dipercaya oleh para inovator sebagai orang yang kompeten. Apabila produk tersebut ternyata bermanfaat dan pada akhirnya dijual dengan harga yang mahal, tentu kamu akan sangat beruntung dengan mendapatkan harga termurah atau bahkan gratis.
Baca juga: 4 Elemen dasar product management
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga penemuan hal baru. Peluncuran produk atau jasa selalu diawali dengan metode testing. Terkadang, sebagai early adopter kamu akan dihadapkan dengan berbagai masalah dan kurangnya efisiensi dari hal yang kamu coba.
Bukannya mempermudahmu dalam kegiatan sehari-hari, kamu malah dipersulit dengan masalah-masalah baru yang timbul dari teknologi tersebut. Belum lagi jika ternyata teknologi tersebut batal diperjualbelikan secara luas. Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati dalam memilih produk atau jasa teknologi yang memintamu menjadi early adopter, ya.
Contoh studi kasus early adopter
Early adopter produk dan saham Tesla sangat beruntung karena pertumbuhan sahamnya mencapai +4000 % (Sumber: Shutterstock)
Kalau kamu mengikuti perkembangan otomotif, tentu Tesla merupakan salah satu merek yang sering kamu dengar. Pabrikan mobil elektrik yang dipimpin oleh Elon Musk sebagai CEO, telah menjadi salah satu pemain besar dalam dunia otomotif, khususnya mobil listrik.
Dibentuk pada tahun 2003 dan meluncurkan produknya pertama kali pada tahun 2008. Saat itu, banyak orang yang cukup skeptis dengan perusahaan ini, yang membuat klaim bahwa mobil pabrikan Tesla dapat bersaing dengan merek besar lainnya atau tidak.
Mendekati tahun 2008, Tesla mengalami berbagai masalah seperti perusahaan pada umumnya. Kesalahan prediksi akan timeline produksi menurunkan kepercayaan para investor. Bahkan pada bulan Juni tahun 2007, para investor ramai-ramai menarik saham yang totalnya mencapai 5% atau setara dengan devaluasi 12 miliar dolar Amerika.
Namun, keadaan berubah pada saat peluncuran mobil Tesla model 3 pada Januari 2008. Sebanyak 2400 mobil dibeli dan dikirimkan langsung dalam kurun waktu Januari sampai Maret. Sejak saat itu, penjualan Tesla terus meroket.
Mereka yang membeli 2400 mobil Tesla model 3 merupakan early adopter yang beruntung dan merasakan teknologi mobil listrik yang ramah lingkungan. Berdasarkan laporan CNBC pada Bulan Juni 2020, saham Tesla selama sepuluh tahun terakhir telah meroket sebanyak 4.000%. Nominal yang sangat fantastis apabila kamu pernah membeli sahamnya atau membeli mobilnya pada awal-awal peluncuran.
Baca juga: Pembagian Tim Software Engineering Pada Perusahaan Besar AS
Namun, tentu selalu ada hambatan dalam peluncuran sebuah teknologi. Apple merupakan salah satu perusahaan yang pernah mengalami kegagalan peluncuran produk baru sampai akhirnya perlu memberhentikan produksi dan move on pada produk lainnya.
Apple meluncurkan produk bernama Macintosh TV pada 1993 yang berujung pada kegagalan produk tersebut. Produk ini merupakan unit komputer yang memiliki kemampuan komputasi dan menonton TV, hal yang sangat umum untuk saat ini dilakukan banyak orang. Namun sekitar 28 tahun yang lalu, saat komputer merupakan barang mewah yang tidak dimiliki setiap rumah, produk ini berakhir pada kegagalan.
Baca juga: Apple US$ 1 triliun menjadi perusahaan dengan valuasi terbesar
Total 10.000 komputer TV ini terjual pada tiga bulan pertama, para pembeli tersebut tentu saja menjadi early adopter untuk produk Macintosh TV. Namun sayang tidak sampai dua kuartal, perusahaan ini merasa tidak menjual sesuai dengan target dan memberhentikan produksi barang tersebut. Tentu 10.000 barang yang telah terjual menjadi sebuah flip karena tidak mendapatkan pembaruan apapun, bahkan tidak ada produksi generasi selanjutnya.
Setelah mengetahui seluk beluk dan mendapat studi kasus, apakah kamu sudah siap untuk menjadi early adopter? Pastikan kamu tahu betul track-record perusahaannya dan seluk beluk dari peluncuran barang atau jasa yang akan membuatmu jadi early adopter, ya. Selamat mencari info!
Baca juga: Desain produk: Pengertian, tujuan, ruang lingkup, dan 3 jenisnya
Apabila kamu sudah tahu pekerjaan yang cocok, kamu bisa membuat profil di EKRUT untuk mendapatkan interview langsung untuk pekerjaan yang kamu cari. Jadi, kamu tidak perlu lagi melamar pekerjaan karena sistem yang akan membuat perusahaan mencari kamu. Yuk, langsung daftarkan dirimu di EKRUT untuk mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan di tahun 2022 ini.
Sumber:
- investopedia.com
- blog.hubspot.com
- cnbc.com
- interaction-design.org