Design thinking pada awalnya diterapkan bagi mereka yang bekerja sebagai designer ketika mencari solusi dari masalah dengan menekankan pendekatan dari sisi user.
Seiring berkembangnya waktu, pemikiran design thinking ternyata bisa juga digunakan pada bidang lain seperti bisnis dan teknik. Bila kamu ingin tahu lebih jauh tentang design thinking, coba simak ulasan selengkapnya di sini.
Design thinking adalah proses memecahkan masalah secara kreatif
Design thinking adalah proses memecahkan masalah dengan pendekatan kreatif dilihat dari sisi user-EKRUT
Menurut Binus University, design thinking adalah pendekatan berbasis solusi untuk menyelesaikan masalah, juga proses menentang asumsi yang berfokus pada kebutuhan pengguna atau dalam hal ini manusia. Proses ini biasanya mendefinisikan kembali masalah untuk mengidentifikasi strategi dan solusi alternatif yang mungkin saja belum terlihat saat tahap awal pemahaman masalah.
Design thinking adalah proses memecahkan masalah menggunakan pendekatan solusi praktis dan kreatif yakni dengan menekankan pendekatan dari sisi user. Melalui proses design thinking ini, diharapkan kamu dapat memecahkan masalah, menciptakan produk atau aplikasi solutif yang efektif dengan memahami kebutuhan pengguna terlebih dahulu.
Baca juga: 8 Skills Graphic Designer ini wajib kamu miliki agar sukses
Manfaat design thinking
Salah satu manfaat dari berpikir design thinking adalah menghemat biaya dan roi-EKRUT
Cara berpikir design thinking nyatanya tidak hanya memudahkanmu dalam bekerja, tapi juga memberikan banyak manfaat bagi industri bisnis seperti:
- Penghematan biaya dan ROI yang luar biasa
- Menciptakan berbagai inovasi
- Menciptakan retensi dan loyalitas pelanggan
- Mampu mengurangi waktu desain dan pengembangan
- Bisa diterapkan di seluruh perusahaan
4 Elemen dalam design thinking
Proses kreatif adalah elemen penting dalam design thinking - EKRUT
Menurut accenture.com, design thinking memiliki beberapa elemen penting yaitu :
1. People centered
Kembali ditekankan bahwa metode design thinking adalah tindakan yang berpusat pada hal yang dibutuhkan dan diinginkan pengguna, dalam hal ini manusia. Mengapa harus berfokus pada manusia? Karena jika kamu tidak mengerti apa yang diinginkan oleh pengguna, metode ini tidak akan berguna dengan baik.
Prinsip ini dimulai dengan empati dan fokus terhadap riset untuk benar-benar memahami manusia, yaitu klien, pelanggan atau pengguna.
2. Highly creative
Untuk menggunakan metode design thinking, kamu bisa berkreativitas sebebas mungkin, karena tidak ada aturan yang terlalu kaku dan baku. Menciptakan atmosfer atau suasana yang terbuka dan menyenangkan sangat penting untuk memproduksi kreativitas yang lebih berkualitas. Hal ini memberikan kamu kesempatan untuk melihat masalah dengan cara baru, dari perspektif yang berbeda, dan memberikan kamu kesempatan untuk memikirkan solusi yang lebih bervariasi.
3. Hands on
Proses design thinking memerlukan pengujian langsung oleh tim desain, bukan hanya membuat teori atau gambaran di atas kertas. Pembuatan prototipe ini dapat dijadikan sebagai metode komunikasi untuk mengetes data yang telah dibuat. Meskipun itu hanya produk sampel atau ide yang digambar di atas kertas, membuat sebuah produk yang bisa dilihat dan diraba secara nyata dapat menjadi representasi dari solusi yang ingin kamu ciptakan, yang akan memberikan feedback secara langsung.
4. Iterative
Proses design thinking adalah proses yang memiliki tahapan yang berulang-ulang untuk melakukan improvisasi agar menghasilkan produk atau aplikasi yang baik sesuai yang dibutuhkan oleh pengguna. Sehingga ketika kamu sudah mendapatkan solusi atau produk dari ide awal kamu, penting untuk terus menantang diri dan menyusun kembali masalah awal kamu.
Lakukan tes, lalu tes lagi, dan terus tes berulang-ulang. Mendapatkan feedback dari tahap tes awal, akan membantu kamu untuk lebih yakin bahwa kamu memberikan solusi yang disukai dan dibutuhkan oleh pengguna.
Baca juga: 5 Cara mengembangkan skill berpikir kreatif
6 Tahap dalam design thinking
Empati menjadi salah satu proses dalam design thinking-EKRUT
Ada berbagai macam proses yang harus dilalui dalam proses design thinking ini. Setidaknya ada sekitar 6 proses design thinking yang harus kamu lalui, yaitu.
1. Empati
Untuk bisa memberikan solusi terbaik bagi suatu produk, tahap awal yang harus dilalui dalam pola pikir design thinking adalah menanamkan rasa empati. Melalui rasa empati ini kamu bisa memahami kebutuhan, tujuan dan keinginan pengguna.
Biasanya dalam tahap ini kamu harus mampu menahan asumsimu terkait keinginan pengguna. Sebaliknya, yang perlu dilakukan adalah melakukan riset untuk mengumpulkan wawasan tentang pengguna dengan melihat dari sisi psikologis dan emosionalnya.
2. Define
Tahap lanjutan dari proses berpikir design thinking adalah define atau menjelaskan masalah tersebut. Di fase ini kamu mulai mengetahui apa yang menjadi hambatan bagi user dari hasil pengamatan yang kamu dapatkan dari tahap empati tadi.
Nah, diharapkan di akhir fase ini kamu bisa menggambarkan sebuah ide berdasarkan pandangan user tersebut melalui produk atau aplikasi yang akan kamu buat. Adapun bentuk tahapannya bisa saja dengan menuliskan kebutuhan user dan menggunakan pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi.
Baca juga: 7 Manfaat berpikir kritis di tempat kerja
3. Ideate
Sebelumnya kamu sudah memahami pengguna dan kebutuhan mereka lewat tahap empati. Kamu pun sudah menganalisis pengamatanmu di tahap define. Nah, di tahapan ini kamu dan tim dapat mulai berpikir out of the box untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi user.
Ada berbagai macam teknik menggali ide yang bisa digunakan seperti brainstorm, brain white, scamper, mind mapping hingga worst possible idea. Setelah memilih salah satu teknik dari pemikiran di atas biasanya di akhir fase, kamu dan tim pada akhirnya hanya akan memilih beberapa ide saja untuk diaplikasikan.
4. Prototipe
Langkah ini menjadi sesuatu yang penting karena kamu akan mencoba mengubah ide yang didapatkan dari tim tadi menjadi tiruan produk nyata atau produk uji coba. Di tahap prototipe ini tim akan fokus pada kendala dan kekurangan prototiype tersebut. Prototipe ini juga akan terus ditingkatkan, dirancang, diperbaiki sehingga mendekati hasil dari produk yang diinginkan.
5. Tes
Tahapan dalam proses design thinking selanjutnya adalah kamu dan tim akan menguji prototipe langsung kepada pengguna. Di tahap ini kamu akan melihat bagaimana user berinteraksi dengan prototipe dan mengumpulkan umpan balik berupa pengalaman mereka menggunakan prototipe tersebut.
Dengan mengujinya kepada user, kamu bisa tahu terlebih dahulu kekurangan dari produkmu tersebut, sebelum mulai menjualnya ke pasaran. Ini adalah tahapan terakhir dari proses design thinking. Namun dalam praktiknya kelima tahapan dalam proses berpikir design thinking ini akan terus berulang. Pasalnya, hasil dari fase pengujian ini bisa digunakan untuk mendefinisikan masalah-masalah lainnya yang dihadapi pengguna.
6. Hasil
Tentunya tahapan terakhir dalam proses design thinking adalah ketika perusahaan melihat hasil produk dari pengadopsian design thinking tersebut. Seperti halnya dengan inovasi produk sikat gigi OralB yang telah menggunakan kecerdasan IoT. Di mana saat itu perusahaan meminta tolong kepada design thinking yakni Colin dan Hect untuk membuat sikat gigi elektrik IoT.
Pada awalnya perusahaan sebenarnya memiliki ide untuk membuat sikat gigi IoT yang bisa memutar musik dan melacak kinerja sikat pengguna. Tapi dengan pemikiran design thinkingnya, Collin dan Hect memberikan tambahan fitur yakni mengisi daya dan kepala gigi pengganti.
Contoh pengaplikasian design thinking
AirBnb jadi salah satu perusahaan yang menggunakan pemikiran design thinking ini hingga sukses seperti sekarang-EKRUT
Sempat diutarakan di atas, bahwa design thinking itu kini tak hanya dipakai di bidang desain saja, tetapi mulai diaplikasikan dalam bidang lainnya seperti bisnis.
Contoh kesuksesan penerapan design thinking adalah seperti perusahaan AirBnB yang membangun budaya eksperimen dalam bisnis mereka sehingga membawanya menjadi perusahaan yang besar seperti sekarang ini.
Selain AirBnb, masih ada contoh design thinking yang diterapkan oleh perusahaan lain seperti UberEats dengan membangun produk berdasarkan pengalaman take away yang diinginkan oleh user.
Baca juga: Uber lebarkan sayap dengan akuisisi Careem sebesar US$ 3,1 miliar
Fase dalam design thinking
Mengumpulkan ide dan inspirasi adalah salah satu fase design thinking - EKRUT
Dilansir dari ideou.com, fase dalam design thinking adalah langkah yang linier, walaupun dalam prakteknya proses tersebut tidak selalu linier. Beberapa langkah bisa saja terjadi beberapa kali atau proses ini mungkin saja membuat kamu harus maju mundur di antaranya.
Kamu bisa saja melangkah dari kanvas kosong tanpa ide menuju sebuah solusi inovatif baru dalam proses fase design thinking. Fase design thinking terdiri dari:
- Membuat bingkai pertanyaan dengan melakukan identifikasi pertanyaan pendukung yang bisa memberikan ide atau inspirasi untuk orang lain dalam mencari solusi kreatif.
- Mengumpulkan inspirasi dan membuat pemikiran baru tentang hal-hal yang benar-benar dibutuhkan orang.
- Menghasilkan ide dan mendorong solusi yang sudah jelas untuk mendapatkan sebuah terobosan.
- Mewujudkan ide dan membuat prototipe kasar untuk mempelajari cara membuat ide yang lebih baik.
- Menguji atau bereksperimen untuk bisa belajar dari ide yang sudah disaring dan umpan balik yang sudah dikumpulkan.
- Membagikan kisah tentang pengalaman ini untuk menginspirasi orang lain agar mereka juga bisa bergerak dan bertindak dengan ide mereka sendiri.
Jika kamu melakukan fase design thinking ini dengan benar, ini akan membantu kamu untuk memahami pola pikir dan kebutuhan pengguna dari produk yang kamu ciptakan.
Fase design thinking ini juga bisa memunculkan peluang dari hal yang kamu butuhkan. Hal ini juga bisa mengarahkan kamu ke solusi baru yang inovatif. Dimulai dengan eksperimen cepat dengan ketelitian rendah yang memberikan pembelajaran dan meningkatkan kesetiaan secara bertahap.
Dari ulasan di atas, tentu kini sekarang kamu memahami seperti apa design thinking tersebut bukan? Jadi, apakah kamu sudah menerapkannya pada pola kerja bisnis kamu? Bila belum, tampaknya pola pikir design thinking wajib kamu coba!
Sumber:
- Careerfoundry.com
- Voltage Control
- Interaction-design.org
- Medium
- Binus University