Memiliki rumah menjadi impian sebagian besar orang. Sebagai tempat istirahat utama dan berkumpul dengan keluarga, pastinya kamu ingin desain rumah yang sesuai seleramu. Banyak sekali pilihan dari tren desain rumah yang dapat menjadi referensi. Namun, jangan pikirkan hal ini saja, ya! Dalam pembangunan rumah, klien sering memercayakan agen properti (biasanya rumah dalam bentuk sudah jadi dan serupa dengan yang lain) atau tim arsitek. Agar kamu dapat berperan aktif dalam membangun rumah impianmu, simak istilah dan hal-hal yang perlu kamu perhatikan di bawah ini!
Baca juga: Mengenal Profesi Arsitek Mulai dari Pengertian, Tanggung Jawab Hingga Skill-set yang Dibutuhkan
10 Istilah-istilah dalam desain rumah
Tidak hanya tema desain rumah saja, kamu juga harus memahami beberapa istilah lebih dahulu agar komunikasi saat konsultasi berjalan dengan baik (Sumber: Freepik)
Ketika mencari referensi desain rumah, ada beberapa istilah yang akan kamu temukan. Agar proses konsultasi dan mendesain lebih mudah, pahami istilah-istilah sebagai berikut:
1. Ceiling
Sesuai namanya, ceiling atau atap merupakan bagian paling atas dari fondasi rumah. Semakin berkembangnya tren dan teknologi, pemilihan bahan atap untuk melindungi dalam rumah dari terik panas, hujan, dan sebagainya semakin beragam. Mulai dari kayu, gypsum, sampai logam dapat kamu gunakan. Bentuk atap juga beragam. Berdasarkan tingkat kemiringan dan bidangnya, terdapat atap pelana, atap limasan, atap mansard, atap sandar, dan atap datar. Banyak referensi atap dari bangunan penuh kultur, seperti kubah, menara, tumpang, joglo, dan tongkonan.
2. Kanopi
Secara teknis, kanopi serupa dengan atap karena fungsinya sebagai pelindung suatu ruangan. Namun, perbedaannya adalah bagian yang dilindungi dan sifat semi-permanennya. Istilah kanopi lebih sering digunakan sebagai pelindung garasi luar (carport), taman, balkon, dan rooftop. Kanopi merupakan atap yang fleksibel karena bentuk atau posisinya dapat diubah-ubah. Bahannya bisa dari kain, logam, kaca, seng, dan lainnya sesuai kebutuhan. Pemasangannya disangga dengan tiang.
3. Plafon
Apabila atap adalah bagian paling atas rumah, plafon atau langit-langit rumah merupakan bagian paling atas suatu ruangan. Sebagai pembatas lantai atas dan bawah, bagian ini menjadi tempat diletakkannya lampu utama ruangan. Variasi plafon ada 2: drop ceiling dan up ceiling. Jenis yang pertama dibuat menggantung dan lebih rendah daripada plafon atasnya. Sementara, up ceiling dibuat lebih tinggi seperti masuk ke bagian atas dan memberikan kesan lapang. Di sini, kamu bisa berkreasi dengan penempatan lampu agar semakin terlihat indah.
4. Fasad
Berasal dari bahasa Prancis, fasad berarti sisi luar atau tampilan depan bangunan atau rumah, baik sisi pintu masuk, kanan-kiri, maupun belakang. Bagian ini adalah yang paling mudah dan sering dilihat orang dari luar. Karenanya, poin estetika sebuah rumah juga bergantung pada wajah rumah ini.
5. Secondary skin
Seolah tak cukup dengan fasad, sebuah rumah juga dapat memiliki secondary skin yang berada di luar dinding utama rumah atau fasad. Namun, posisinya tidak menempel pada bangunan rumah. Bahannya dapat berupa besi hollow, kayu, baja ringan, dan sebagainya. Selain untuk estetika, bagian ini berfungsi mengurangi panas matahari agar tidak langsung mengenai dinding rumah. Bentuknya dapat beragam menyesuaikan fungsi dan keindahan dari rumah itu sendiri.
Baca juga: 9 Tips Desain Interior Layaknya Profesional yang Bisa Kamu Praktikkan Di Rumah
6. Void
Ruangan kosong di antara lantai bawah dan atas disebut dengan void. Adanya void memberikan kesan kedua lantai yang berhubungan. Fungsinya untuk memperlancar sirkulasi udara dalam ruangan sehingga terasa lebih sejuk. Dari pengertiannya, void hanya dapat diterapkan di rumah bertingkat. Namun, rumah 1 lantai dapat menerapkannya juga selama memiliki langit rumah yang tinggi dengan konsep desain tertentu.
7. Partisi
Partisi merupakan pembatas antar ruangan. Pembatas ini dapat diterapkan di ruangan apa saja untuk memberikan privasi. Kamu bisa menggunakan bahan kayu, gypsum, logam, kaca, dan lainnya untuk membuat partisi permanen atau semi permanen.
8. Focal Point
Istilah ini digunakan untuk menyebut elemen eksterior atau interior rumah yang menjadi pusat perhatian. Biasanya, hal ini berupa chandelier, wallpaper, warna, artwork, dan sebagainya yang lebih menonjol dan terlihat mewah atau unik dibanding benda-benda di sekitarnya.
9. Mezzanine
Mezzanine berasal dari bahasa Italia yang berarti “tengah”. Sesuai artinya, mezzanine adalah lantai tambahan di tengah-tengah lantai utama dan plafon. Kamu dapat sering menemukan penerapan metode ini di one-room. Lantai ini terhubung dengan lantai utama menggunakan tangga. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan ruangan yang langit-langitnya cukup tinggi sehingga sirkulasi udara lebih baik dan lebih banyak ruang.
10. Hoek
Berasal dari bahasa Belanda, hoek merujuk pada posisi rumah di sudut jalan. Rumah seperti ini diapit 2 ujung jalan dan dapat dilihat dari 2 sisi. Kelebihan dari rumah hoek adalah lahannya yang cenderung lebih luas dibanding yang lainnya.
Baca juga: 3 Contoh Surat Perjanjian Jual Beli Tanah beserta Manfaat dan Cara Membuatnya
9 Hal penting yang harus diperhatikan
Dalam mendesain dan membangun rumah, kamu harus super teliti dan detail agar hasil akhirnya tidak mengecewakan (Sumber: Freepik)
Mendesain rumah bukan persoalan yang gampang. Khususnya bagi kamu yang ingin membangun dari 0 semi mandiri, ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan agar prosesnya berjalan mulus dan sesuai harapan.
1. Lokasi rumah
Pemilihan lokasi rumah mengawali dan akan mempengaruhi bagian yang perlu kamu tambahkan di rumahmu. Sesuaikan dengan lingkungan sekitar, seperti tingkat rawan banjir, lalu lalang kendaraan, tingkat keamanan sekitar, dan sebagainya.
2. Style rumah
Menentukan style rumah impian bisa menjadi menyenangkan dan membingungkan karena saking banyaknya pilihan. Penentuan hal ini penting karena akan mempengaruhi desain rumah. Style rumah perlu diikuti eksterior, interior, furnitur, sampai aksesoris yang selaras agar keindahannya semakin terasa. Jika kamu sudah berkeluarga, pastikan style rumah telah dirundingkan bersama. Jika rumah ini untukmu secara pribadi, kamu bisa konsultasikan keinginanmu dan menemukan titik tengah style pilihan dengan konsultan atau tim arsitek.
3. Desain rumah bertingkat atau 1 lantai
Memiliki rumah dengan 2 lantai atau lebih jadi kemewahan tersendiri. Namun, banyak juga yang lebih suka dengan rumah 1 lantai karena lebih gampang dibersihkan. Keputusan ini tergantung bagaimana kamu sebagai penghuni rumah memanfaatkan lahan dan ruang.
4. Jumlah kamar tidur dan kamar mandi
Mudahnya, jumlah kamar tidur dan kamar mandi ditentukan oleh jumlah penghuni rumah. Kamu dapat memanfaatkan ruang yang ada untuk ukuran kamar tidur dan kamar mandi ini. Terutama jika sudah berkeluarga dan punya anak, kamu perlu mempertimbangkannya dengan baik agar adil. Mayoritas rumah memiliki 2 kamar mandi. Namun, beberapa memilih untuk membangunnya di setiap kamar tidur pribadi sehingga tidak perlu berebut. Kamar mandi umum dibuat hanya 1 saja jika ada tamu. Pastikan semuanya memenuhi fungsinya dan sesuai budget ya, karena kamu juga perlu merawatnya.
5. Desain interior kamar tidur
Baik master bedroom maupun kamar tidur biasa, nilai estetika tidak dapat dilupakan. Selain menambah nilai aset rumah, kamu sebagai penghuni tentunya akan merasa lebih nyaman dengan interior kamar tidur yang indah. Jika kamu membangun kamar mandi di dalam kamar, tentunya hal ini akan mempengaruhi ruang untuk furnitur lainnya. Pilihan kasur queen atau king, lemari built-in atau biasa, dan lainnya perlu dipikirkan matang-matang agar tata ruang tetap estetik dan fungsional.
6. Ruangan pendukung
Ruangan yang tidak umum dimiliki namun dapat dipertimbangkan seperti ruang laundry, home office, ruang bermain anak, dan ruang baca dapat kamu bangun jika terdapat sisa lahan setelah digunakan untuk ruang utama. Hal ini tentunya tidak begitu berpengaruh besar karena utamanya kamu hanya memerlukan kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan ruang tengah. Namun, jika kamu punya bujet dan lahannya, opsi ruangan tadi dapat jadi keputusan yang baik.
7. Desain ruang dapur
Selain fungsinya yang sudah jelas, dapur juga menjadi poin utama dari sebuah rumah. Desainnya perlu kamu sesuaikan dengan kebutuhan, termasuk banyaknya tempat penyimpanan dan fasilitas memasak seperti kompor dan microwave. Terdapat 2 jenis dapur yang dapat kamu pilih: dry kitchen di mana kamu membuat makanan yang mudah dibuat dan posisinya yang dekat dengan ruang makan, serta wet kitchen sebagai tempat mengolah masakan yang berat dan mencuci peralatan makan. Mayoritas orang hanya memiliki yang terakhir, namun kamu bisa menggabungkan keduanya.
8. Fungsionalitas
Saking senangnya membangun rumah dan memilih furnitur, terkadang kita jadi lupa bahwa fungsionalitas ruang dan interior saling berhubungan. Perhatikan hal-hal seperti ruang makan yang lebih baik dekat dengan ruang dapur serta kamar tidur orang tua dan anak yang tidak terlalu jauh. Aksesoris juga perlu dipasang secukupnya agar tidak terlalu berlebihan sehingga keindahan tetap terjaga. Jika aksesoris dan furnitur memiliki fungsi lebih dari estetika saja, artinya kamu dapat memaksimalkan setiap bagian rumahmu.
9. Evaluasi denah rumah
Setelah menentukan segala hal di atas, kamu perlu review denah rumah yang telah kamu buat. Tentunya, kamu perlu membuat penyesuaian menurut keputusan setelah floor plan pertama ini dibuat. Pastikan jumlah dan ukuran ruangan secara detail sebelum finalisasi agar tidak menyesal setelah rumah dibangun.
Baca juga: 5 Contoh Ruang Kerja di Rumah agar Lebih Nyaman dan Produktif
10 Ide desain rumah yang bisa jadi referensi
Kamu dapat berkreasi dengan memadu padankan berbagai tipe desain rumah untuk rumah idamanmu (Sumber: Pexels)
Bagaimana, apakah kamu sudah siap untuk merealisasikan hunian impianmu? Kalau kamu masih bingung rumah seperti apa yang kamu inginkan, di bawah ini ada beberapa referensi desain rumah yang dapat kamu gunakan.
1. Minimalis
Rumah minimalis terkesan lebih sederhana namun elegan (Sumber: Pexels)
Sebagai salah satu yang paling dinikmati orang-orang saat ini, desain rumah minimalis lebih sederhana namun tetap terlihat stylish dan modern. Tipe rumah ini memang tidak terlalu banyak bermain dengan aksesoris interior dan eksterior karena mengutamakan fungsinya. Rumah seperti ini didominasi oleh bidang datar tanpa aksen khusus serta warna netral. Kamu dapat memadu padankan penggunaan kayu dan bata ekspos seperti rumah minimalis Australia. Atap rumahnya dibuat datar dengan beton. Rumah adat seperti di Bali juga bisa dibuat minimalis dengan atap limas.
2. Vintage
Ornamen antik dan motif memberikan kesan hangat rumah vintage (Sumber: Pexels)
Berkiblat pada bangunan Eropa dan Amerika Serikat, desain rumah vintage terkesan jadul namun elegan di tahun 1920-1960an. Yang menarik dari style ini adalah warna cat dan wallpaper yang hangat dan bermotif. Vintage house memberikan kesan hangat dengan dominasi furnitur kursi empuknya.
3. Retro
Paduan warna memberikan rumah retro kesan nyentrik dan unik (Sumber: Pinterest)
Melanjutkan era vintage, rumah tipe retro berkiblat pada tren tahun 70-80an. Karakternya begitu kuat karena motif dan furniturnya yang cenderung eksentrik dan lain dari yang lain. Jika vintage bermain dengan warna hangat, pilihan warna retro terkesan lebih cerah dan berani.
4. Shabby chic
Desain shabby vintage terlihat feminin dengan motif bunganya (Sumber: Pinterest)
Tipe shabby chic bukan berarti lusuh dan semacamnya. Rumah dengan style ini hampir mirip dengan vintage, hanya saja lebih mengacu pada gaya feminin. Motif yang digunakan dominan dengan bunga dan tumbuhan serta dominan dengan warna putih dan krem. Aksesorisnya cenderung ke barang-barang antik.
5. Kontemporer
Desain kontemporer mengikuti tren yang berubah-ubah (Sumber: Freepik)
Kontemporer yang berarti “masa kini” mengacu pada tipe rumah yang mengikuti tren saat ini. Jadi, istilah ini dapat digunakan bergantian dengan style rumah yang sedang hype. Contohnya, saat ini orang-orang lebih menyukai kesan sederhana namun terlihat modern dan hangat seperti rumah minimalis.
6. Scandinavian
Eco-friendly house merupakan tema yang coba diangkat oleh rumah scandinavian (Sumber: Pexels)
Kental dengan unsur minimalisnya, desain rumah scandinavian berasal dari Swedia, Norwegia, Finlandia, Islandia, dan Denmark. Walaupun sederhana, tipe rumah ini justru memaksimalkan kreativitas pembuatnya dalam menggunakan bahan seperti kayu untuk menerapkan eco-friendly house dan jumlah furnitur yang sedikit.
7. Modern
Rumah modern terlihat premium dengan penggunaan kaca dan besi (Sumber: Unsplash)
Desain rumah modern menjadi pilihan mudah bagi kamu. Gayanya tidak ketinggalan zaman dan memanfaatkan bahan-bahan yang lebih nge-tren. Biasanya, material seperti kaca dan besi digunakan untuk memberi kesan premium. Keunggulannya, tipe modern dapat digabungkan dengan yang lainnya. Industrial modern berpatok pada konsep bangunan besar dan maskulin yang berbahan besi, logam, dan sejenisnya. Rumah ini sengaja melihatkan kesan “belum selesai dibangun”-nya. Kamu juga bisa menggunakan inspirasi rumah Jepang dengan rain water harvesting system dan tatami (tikar tradisional). Gaya mediterania dan konsep green living dapat kamu terapkan jika kamu ingin rumah modernmu bernuansa hijau.
8. Futuristik
Rumah futuristik memaksimalkan penggunaan teknologi terbaru (Sumber: Freepik)
Tipe rumah futuristik tidak hanya terpaku pada desainnya saja, namun juga teknologi yang digunakan sehingga hunian lebih sehat dan nyaman. Teknologi seperti perangkat smart home, air purifier, motion sensor, dan CCTV jadi andalan style ini. Pada proses pembangunannya, konsep berkomitmen memiliki rumah yang canggih namun ramah lingkungan sehingga setiap bagian benar-benar dimaksimalkan fungsinya. Desain rumahnya terkesan lebih urban dan minimalis dengan bahan kayu dan kaca yang dominan.
9. Aparthouse
Aparthouse memaksimalkan ruang di atas sehingga mencapai 3 lantai (Sumber: Republika)
Aparthouse atau rumah tapak dengan konsep apartemen adalah tipe desain rumah yang memanfaatkan luas halaman yang terbatas. Keterbatasan lahan ini membuat aparthouse memiliki setidaknya 3 lantai mulai dari garasi hingga kamar tidur. Rumah tipe ini sering ditemukan di kota besar yang luas halamannya kurang dari 50 m2.
10. Rumah tumbuh
Lahan kosong di belakang rumah dapat dimanfaatkan dulu sampai memerlukan pembangunan lagi (Sumber: Pexels)
Ide desain rumah ini cukup cerdas karena tidak terburu-buru memenuhi lahan yang dimiliki sehingga dapat menghemat pengeluaran. Konsep tipe ini adalah membangun rumah sesuai kebutuhan saat ini saja walaupun masih tersisa lahan. Jika kedepannya kamu membutuhkan ruangan lagi, kamu bisa menambahkannya di area itu. Rumah tumbuh sering menjadi pilihan para millennial dan profesional muda yang bergantung pada budget. Contoh dari penerapannya adalah kamu hanya menggunakan 50 m2 dari total 120 m2 keseluruhan lahan.
Baca juga: 10 Apartemen Mewah di Jakarta dengan Harga Selangit
Setelah mengetahui istilah dan hal yang perlu diperhatikan, kamu jadi semakin siap untuk membangun rumah idaman! Dari sekian ide desain rumah, kira-kira yang mana pilihanmu? Jangan lupa pertimbangkan bujet yang kamu miliki, ya! Barengi semangat memiliki rumah dengan kalkulasi yang baik.
Selain memberikan informasi dan tips seperti ini, EKRUT memiliki banyak pilihan bacaan lainnya terkait karier dan pencarian kerja! Dapatkan informasi selengkapnya terkait lowongan kerja, tips dan trik, dan sebagainya dengan mendaftarkan dirimu di EKRUT.
Sumber:
- 99.co
- emporioarchitect.com
- dekoruma.com
- rumah.com