Consumer price index (CPI) atau dalam bahasa Indonesia disebut indeks harga konsumen, menjadi hal yang paling dinanti oleh para trader. Pasalnya, indeks yang diterbitkan oleh Bureau of Labor Statistics Amerika Serikat ini memiliki peranan penting dalam menentukan nilai inflasi dan memberikan efek volatilitas yang besar di pasar. Jika kamu penasaran apa itu CPI dan bagaimana perhitungan dan penggunaannya di kehidupan nyata, artikel ini bisa jadi ide segar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Baca juga: Trading: pengertian, cara kerja, jenis, risiko dan cara trading
Apa itu consumer price index (CPI)?
CPI juga bisa dipergunakan untuk memantau fluktuasi harga setiap item barang (sumber: pexels)
Consumer price index (CPI) adalah alat ukur untuk menilai fluktuasi harga rata-rata barang dan jasa yang dianggap sangat penting. CPI dihitung dengan memantau fluktuasi harga untuk setiap item barang. Indeks harga konsumen biasanya diterbitkan satu bulan setelah penilaian.
Oleh karena itu, data yang dirilis bulan ini merupakan hasil evaluasi CPI bulan sebelumnya. Selain itu, data dikumpulkan untuk mengukur inflasi tahunan. Hasil dari data CPI biasanya dipublikasikan setiap bulan, namun beberapa negara, seperti Australia dan Selandia Baru, lebih memilih untuk menyimpan data dan mempublikasikannya setiap tiga bulan.
Tingkat inflasi yang terjadi di suatu negara dapat dengan mudah mengubah kebijakan fiskal yang berlaku di negara tersebut. Selain menggunakan CPI, terdapat indikator ekonomi lain untuk menilai tingkat signifikansi inflasi seperti Indeks konsumsi pribadi, harga produsen, harga barang impor, indeks biaya tenaga kerja sampai dengan unit biaya tenaga kerja.
Di negara-negara besar seperti Amerika Serikat, alat pengukur non-CPI, yaitu personal consumption expenditures (PCE) atau pengeluaran konsumen, digunakan untuk mengukur inflasi. Di sisi lain, negara-negara Eropa cenderung menggunakan harmonized index of consumer prices (HICP) atau indeks harga konsumen, untuk menilai tingkat inflasi mereka.
Baca juga: Consumer Insight Adalah: Pengertian, Manfaat, dan 5 Cara Mengoptimalkannya
Pentingnya CPI
CPI penting dalam mengontrol inflasi dan deflasi (sumber: pexels)
Consumer price index (CPI) dinilai penting karena dapat menunjukkan seberapa cepat harga barang dan jasa naik. Ketika harga naik, itu berarti terjadi inflasi. Sebaliknya, jika harga stabil maka akan terjadi deflasi.
Tingkat inflasi digunakan oleh bank sentral sebagai pedoman dalam mengembangkan kebijakan yang dapat merangsang atau mengekang pengeluaran konsumen dan mempengaruhi inflasi, baik menaikkan, menurunkan atau mempertahankan suku bunga.
Ke depannya, fluktuasi inflasi yang besar dan berkelanjutan akan memberlakukan kebijakan moneter tertentu pada bank sentral, sehingga data CPI ini akan dikumpulkan dan dipantau oleh pihak-pihak terkait.
Saat ini, sebagian besar bank sentral menargetkan inflasi mereka sendiri. Artinya, ada target inflasi khusus yang harus dicapai bank sentral. Untuk mendukung hal tersebut, bank sentral menggunakan perangkat kebijakan suku bunga dan moneter untuk menjaga stabilitas harga pasar.
Baca juga: 12 Jenis strategi pemasaran yang paling efektif beserta contohnya
Tipe-tipe consumer price index (CPI)
Tipe-tipe Consumer Price Index (CPI) bergantung pada jenis kelompok masyarakat tertentu (sumber: pexels)
Terdapat dua jenis consumer price index (CPI), yaitu CPI-W (consumer price index for urban wage earners and clerical workers) dan CPI-U (consumer price index for all urban consumers). Berikut penjelasan keduanya:
1. CPI-W (consumer price index for urban wage earners and clerical workers)
CPI-W adalah indeks harga konsumen untuk penerima upah perkotaan dan pekerja klerikal. Antara tahun 1913 dan 1977, Bureau of Labor Statistics (BLS) Amerika Serikat berfokus pada pengukuran jenis CPI ini. Pengukurannya didasarkan pada rumah tangga yang pendapatannya lebih dari setengah dari pekerjaan administrasi, dan setidaknya salah satu penerima dipekerjakan selama kurang lebih 37 minggu selama 12 bulan. CPI-W ini mencerminkan perubahan biaya manfaat yang dibayarkan kepada pengguna Jaminan Sosial. Pengukuran CPI ini mewakili setidaknya 28% dari populasi negara tersebut.
2. CPI-U (consumer price index for all urban consumers)
CPI-U adalah indeks harga konsumen untuk semua konsumen urban. Indeks ini menyumbang 88% dari populasi AS dan merupakan representasi yang lebih baik dari masyarakat umum. BLS melakukan perbaikan pada CPI pada tahun 1978 dan memperkenalkan populasi target yang lebih luas. Jenis CPI ini didasarkan pada pengeluaran hampir seluruh penduduk yang bertempat tinggal di perkotaan atau metropolitan dan mencakup tenaga profesional, wiraswasta, bahkan mereka yang menganggur, dan pensiunan.
Baca juga: Marketing mix: Pengertian, konsep 4P dan 7P, beserta contoh template
Cara menggunakan CPI
CPI bisa dimanfaatkan untuk memantau kesejahteraan masyarakat (sumber: pexels)
CPI digunakan sebagai ukuran ekonomi, deflator dari seri ekonomi lainnya, dan untuk menyesuaikan nilai dolar. Contoh spesifik penggunaan CPI meliputi:
- Terkait dengan topik kesejahteraan, biro sensus menggunakan CPI untuk menyesuaikan ambang batas kesejahteraan resmi, atau pendapatan minimum yang diperlukan untuk menghindari kemiskinan, untuk inflasi setiap tahun.
- Pengusaha dari lebih dari 2 juta pekerja yang tercakup dalam perjanjian perundingan bersama yang mengikat upah dengan CPI menggunakan indeks untuk menyesuaikan upah mereka.
- Administrasi jaminan sosial menggunakan CPI-W untuk setiap tahun menyesuaikan manfaat yang dibayarkan kepada penerima jaminan sosial dan penerima penghasilan jaminan tambahan.
Baca juga: Pentingnya kesejahteraan karyawan bagi kualitas pekerja
Cara menghitung CPI
Perhitungan CPI mempertimbangkan nilai referensi (sumber: pexels)
Consumer price index (CPI) adalah perubahan harga rata-rata konsumen untuk jenis barang atau jasa tertentu. Di Amerika Serikat, metode pengukuran CPI dibagi menjadi dua kelompok populasi terbesar, yaitu kelompok keluarga yang disebut CPI-U atau individu perkotaan dan pekerja kantoran yang disebut CPI-W.
Selanjutnya, Bureau of Labor Statistics (BLS) Amerika Serikat berfungsi sebagai dasar untuk perbandingan, menggunakan dasar rata-rata fluktuasi harga selama 36 bulan. Nilai referensi yang digunakan adalah 100. Selanjutnya, BLS menggunakan pengukuran menggunakan rumus yang dibuat dengan mengacu pada nomor referensi. Misalnya, jika CPI 110, harga rata-rata akan naik 10%, dan jika CPI 90, harga rata-rata akan turun 10%.
Hasil penilaian ini tidak dapat dibangun dengan mengacu pada data agregat rinci, tetapi cukup untuk mengasumsikan bahwa mereka mewakili perubahan tingkat harga untuk dua kelompok populasi utama di Amerika Serikat.
Baca juga: Take home pay: Komponen, cara menghitung, dan 3 contohnya
Kategori barang dan jasa yang bisa diukur
Beberapa kategori barang dan jasa (sumber: pexels)
Ada beberapa kategori barang dan jasa yang dapat diukur dengan consumer price index (CPI). Beberapa kategori tersebut adalah:
- Bahan bangunan tempat tinggal
- Makan dan minum
- Pengiriman
- Kesehatan
- Pakaian
- Hiburan dan rekreasi
- Pendidikan dan komunikasi
Baca juga: Apa itu vendor? Begini 5 cara memilih yang tepat untuk perusahaan!
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa consumer price index (CPI) merupakan alat ukur untuk menilai fluktuasi harga rata-rata barang dan jasa yang dianggap sangat penting. Hal ini biasa disebut dengan inflasi dan deflasi.
Namun, terlepas dari efek positif dan negatif terhadap inflasi, perlu dicatat bahwa inflasi adalah situasi ekonomi rutin di negara mana pun yang menggunakan mata uangnya sendiri. Inflasi tidak akan merusak bisnis kamu jika kamu mengetahui akar penyebab inflasi dan cara menanganinya dengan benar.
Selain dari artikel EKRUT Media, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Jika kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk, sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan dan startup ternama menantimu!
Sumber:
- investopedia
- accurate
- mentari mulia