Warna memainkan peran penting dalam membangun identitas merek yang kuat. Banyak merek terkenal mengandalkan warna sebagai faktor kunci agar mudah dikenali oleh konsumen. Selain itu, melakukan diversifikasi warna—menambahkan palet warna sekunder dan tersier ke warna merek primer yang ada—juga sering diambil sebagai langkah pertama untuk menyempurnakan sebuah branding. Berikut penjelasan lengkap mengenai contoh warna sekunder.
Baca juga: Psikologi warna: 10 Warna yang memengaruhi marketing dan branding
Apa itu warna sekunder?
Warna sekunder terbentuk dari penggabungan dua warna primer (sumber: pexels)
Dikutip dari hubspot.com, warna sekunder adalah warna yang terbentuk dengan menggabungkan dua dari tiga warna primer (merah, kuning, dan biru). Dalam roda warna atau color wheel, warna sekunder terletak di antara warna primer. Menurut metode pencampuran warna subtraktif atau CMYK, merah dan kuning menghasilkan oranye, merah dan biru menghasilkan ungu, dan biru dan kuning menghasilkan hijau. Sedangkan pada metode pencampuran warna aditif atau RGB, biru dan hijau menghasilkan cyan, biru dan merah menghasilkan magenta, dan biru dan kuning akan menghasilkan hijau.
Baca juga: CMYK dan RGB: Memahami penerapannya dalam desain grafis
Contoh warna sekunder
Warna hijau merupakan contoh warna sekunder dari pencampuran kuning dan biru (sumber: pexels)
Seperti sudah disebutkan sebelumnya, terdapat tiga contoh warna sekunder, yaitu hijau, oranye, dan ungu. Kamu dapat membuat masing-masing warna tersebut menggunakan dua dari tiga warna primer. Berikut adalah aturan umum pembuatan warna sekunder.
- Kuning + Biru = Hijau
- Merah + Kuning = Oranye
- Biru + Merah = Ungu
Ingatlah bahwa campuran warna di atas hanya berfungsi jika kamu menggunakan bentuk paling murni dari setiap warna primer. Bentuk murni ini dikenal juga sebagai rona warna atau hue. Berikut tiga contoh warna sekunder.
1. Hijau
Warna hijau dapat tercipta dengan mencampurkan warna primer kuning dan biru. Secara universal, dikutip dari 99designs.com, warna hijau sering dikaitkan dengan alam, rumput, tanaman, dan pohon. Warna ini juga mewakili simbol pertumbuhan dan pembaruan sekaligus menjadi warna musim semi dan melambangkan kelahiran kembali. Di AS, warna hijau (terutama hijau tua) juga diasosiasikan dengan uang sehingga melambangkan kemakmuran dan stabilitas. Selain itu, warna hijau dapat membantu memberi kesan kepada konsumen bahwa merek tersebut sedang naik daun.
Baca juga: 3 Contoh Warna Primer Beserta Panduan Untuk Menerapkannya
2. Oranye
Sebagai salah satu contoh warna sekunder, oranye menggabungkan simbol kehangatan dari warna merah dengan keceriaan dan kegembiraan dari warna kuning. Warna oranye dapat menarik perhatian tanpa terlalu mencolok seperti warna merah. Oleh karena itu, warna ini juga biasa digunakan untuk rambu peringatan, seperti kerucut lalu lintas, dan rompi keselamatan dengan visibilitas yang tinggi. Warna ini merupakan warna yang energik dan membawa elemen semangat dan kesenangan. Oranye bisa menjadi pilihan tepat untuk merek muda dan kreatif yang ingin tampil berbeda. Seperti warna merah, warna ini juga dapat menggerakkan tindakan konsumen dan dapat digunakan sebagai warna aksen untuk menarik perhatian.
3. Ungu
Ungu adalah contoh warna sekunder yang menarik, hangat dan sejuk serta menggabungkan gairah dan energi dari warna merah dengan ketenangan dan ketentraman dari warna biru. Karena identik dengan warna yang digunakan oleh keluarga raja, ungu melambangkan kesan bergengsi dan mewah.
Bahkan di masa lalu, Ratu Elizabeth I melarang siapapun selain keluarga kerajaan untuk memakai warna ini. Secara historis, pewarna ungu juga mahal sehingga hanya orang tertentu yang mampu membelinya. Ungu juga dikaitkan dengan agama dan spiritualitas.
Kamu dapat menggunakan warna ini ketika ingin menampakkan kesan mewah atau menambahkan sedikit kesan misterius dan spiritualitas dalam merekmu. Selain itu, kamu juga dapat menambahkan sedikit warna hijau untuk membuat kontras yang mencolok atau warna merah muda untuk menekankan sisi feminin.
Baca juga: Teori warna: Pengertian, tujuan, dan penerapan color wheel
Panduan untuk menerapkan warna sekunder
Warna sekunder melengkapi dan menonjolkan warna primer (sumber: pexels)
Dalam branding dan marketing, warna sekunder berperan sebagai palet warna pelengkap untuk menonjolkan warna primer yang sudah ada. Warna-warna ini lebih sering diperbarui dan sering berubah untuk mencerminkan tren strategi dan tujuan pemasaran. Sebagai contoh, jika kamu ingin menargetkan klien yang lebih muda, maka kamu dapat menyesuaikan palet warna sekunder untuk mencerminkan tren warna saat ini yang menarik bagi demografi konsumen yang lebih muda.
Dikutip dari debroome.com, warna sekunder yang digunakan oleh sebuah merek biasanya terdiri dari 1–6 warna. Perusahaan dapat memutuskan untuk memiliki berbagai pilihan warna sekunder, tetapi lebih baik membatasi palet warna yang digunakan untuk membantu pengenalan dan konsistensi merek. Menurut markbrandboutique.com, warna sekunder juga dapat digunakan di seluruh situs web merek, media sosial, dan kemasan yang digunakan, tetapi tidak boleh terdiri lebih dari 50% dari keseluruhan desain.
Menggunakan palet warna alternatif juga merupakan cara yang baik untuk menjaga merek kamu tetap terlihat segar. Hal ini tidak hanya menunjukkan bahwa kamu memiliki beberapa barang baru dan menarik untuk dilihat konsumen, tetapi juga memberi tahu mereka bahwa toko kamu terurus dan sering diperbarui. Selain itu, mengkurasi gambar untuk kampanye media sosial serta memilih beberapa warna untuk menginformasikan nuansa gambar akan membuat kampanye merek lebih mudah dikenali dan menyenangkan secara visual.
Warna dapat menjadi alat yang ampuh jika kamu tahu cara menggunakannya dengan tepat. Dalam bisnis—apakah itu milikmu sendiri atau klienmu—warna memiliki peran yang cukup signifikan. Kamu mungkin langsung memikirkan elemen branding seperti logo, kartu nama, dan alat tulis. Pilihan warna juga akan berpengaruh di seluruh materi komunikasi dan pemasaran online: situs web, media sosial, email, presentasi, serta alat pemasaran offline seperti pamflet dan kemasan produk.
Baca juga: Menarik, 6 Warna yang akan Menjadi Tren di Tahun 2022
Nah, itu tadi penjelasan lengkap mengenai contoh warna sekunder beserta panduan untuk menerapkannya. Jika kamu ingin tahu lebih banyak hal mengenai teknologi, tips pengembangan karier, cara negosiasi gaji, atau sedang mencari posisi yang sesuai dengan passion-mu, segera daftarkan dirimu melalui EKRUT, ya. Di EKRUT, ada banyak informasi menarik yang dapat bermanfaat untuk pekerjaanmu!
Sumber:
- hubspot.com
- adobe.com
- 99designs.com
- debroome.com
- picmonkey.com
- markbrandboutique.com