Menulis artikel ilmiah merupakan satu hal yang wajib dilakukan seorang mahasiswa ketika ingin mempublikasikan penelitiannya. Artikel ilmiah umumnya dikerjakan dengan berbagai pedoman dan metode, berikut pula pendekatan kepenulisan yang beragam. Tak hanya itu, artikel ilmiah juga sifatnya lebih singkat, padat, dan jelas untuk menjelaskan sebuah telaah ilmiah atau kajian objektif dalam halaman terbatas. Nah, lantas apa dan bagaimana cara menulis artikel ilmiah? Mari simak ulasannya berikut ini.
Apa itu artikel ilmiah?
Artikel ilmiah merupakan tulisan atau karya tulis bersifat saintifik untuk mempublikasikan penelitian atau analisis ilmiah (Sumber: Pexels)
Dilansir American Psychological Association, artikel ilmiah merupakan tulisan yang dapat mencakup penelitian asli, analisis ulang penelitian, tinjauan literatur di bidang tertentu, proposal teori baru, atau opini ilmiah. Artikel ilmiah merupakan sarana untuk menyebarluaskan temuan penelitian dan biasanya dikhususkan untuk berbagai disiplin ilmu atau subdisiplinnya lewat jurnal ilmiah. Artikel ilmiah dibuat untuk menantang asumsi umum dan.atau memaparkan data penelitian yang disajikan dalam sebuah literatur ilmiah dan memuat fakta serta temuan.
Dikarenakan tujuan dan kegunaannya untuk menyebarluaskan hasil penelitian, maka artikel ilmiah secara khusus harus mengikuti struktur standar naskah ilmiah atau penulisan ilmiah. Hal ini meliputi aspek struktur konten dan referensi naskah. Secara teknis, artikel ilmiah dapat didefinisikan sebagai publikasi yang didasarkan pada bukti empiris. Artikel ilmiah dapat mendukung hipotesis dengan penelitian asli dan menggambarkannya secara deskriptif. Di sisi lain, artikel ilmiah juga dapat digunakan untuk mengomentari tren atau bahasan di bidang kajian tertentu lewat telaah analitis atau kritik ilmiah.
Baca juga: Referensi Adalah: Pengertian, Manfaat, 4 Sumber, dan Jenisnya
Panduan dan metode penulisan artikel ilmiah
Artikel ilmiah ditulis dengan metode dan panduan tertentu sesuai ketentuan institusi atau jurnal ilmiah (Sumber: Pexels)
Untuk dapat menulis artikel ilmiah, umumnya penulis atau peneliti memiliki panduan umum yang sesuai baik di institusinya atau tempat di mana mereka akan mempublikasikan artikel ilmiah tersebut. Publikasi artikel ilmiah dilakukan oleh beberapa organisasi atau komunitas jurnal ilmiah di berbagai bidang ilmu yang memiliki kaidah-kaidah struktur penulisannya masing-masing.
Secara umum, kita bisa membagi struktur karya ilmiah dalam beberapa elemen utama yang meliputi:
- Abstrak, merupakan ringkasan pendek dari artikel ilmiah yang dibuat dalam satu paragraf dengan enam sampai tujuh kalimat atau 150-250 kata. Abstrak dibuat untuk membantu pembaca mendapatkan intisari dari artikel ilmiah secara cepat dan mengingat poin penting dari artikel ilmiah tersebut.
- Pendahuluan, merupakan bagian di mana penulis menjelaskan atau menjawab pertanyaan mengenai “masalah apa yang akan dibahas?”. Pendahuluan umumnya akan berisi deskripsi singkat apa, kapan, dan di mana penelitian terhadap suatu subjek dilakukan.
- Metodologi, bagian ini merupakan tempat di mana penulis menjelaskan secara ringkas tentang bagaimana suatu masalah dipelajari atau dianalisis. Pada bagian ini umumnya akan dibagi kepada sub-bab seperti sampel, instrumen, dan prosedur penelitian.
- Hasil/Pembahasan, bagian ini merupakan bagian paling panjang dan melelahkan dari suatu artikel ilmiah. Sebabnya, pada bagian inilah semua hal dijelaskan. Hal ini mencakup “apa yang ditemukan?”, “bagaimana hal itu bisa terjadi?”, dan menemukan jawaban dari “mengapa hal itu bisa terjadi?”.
- Kesimpulan, bagian ini merupakan tempat di mana penulis artikel ilmiah menelurkan asumsi atau argumen ilmiahnya secara orisinal terhadap temuan serta pembahasan yang ia lakukan terhadap subjek penelitian.
- Kesimpulan, juga bisa berupa konfirmasi atas hipotesis penelitian serta telaah kritis terhadap implikasi subjek yang diteliti.
- Referensi, bagian terpenting dari suatu artikel ilmiah adalah referensi. Sebab, sebuah artikel ilmiah tidak mungkin berdiri sendiri sebagai tulisan kreatif tanpa sumber sekunder yang membantu proses pembahasan. Referensi dibuat untuk mencatat semua sumber sekunder yang digunakan penulis dalam menulis artikel ilmiah. Selain itu, referensi; baik sebagai daftar pustaka maupun catatan kaki; juga dapat menghindarkan penulis dari plagiarisme.
Secara umum, struktur artikel ilmiah lebih ringkas daripada skripsi, tesis, dan disertasi. Artikel ilmiah adalah pemampatan beberapa telaah ilmiah agar mudah dibaca dan didiskusikan oleh kalangan cendekiawan di bidang kajian tertentu. Artikel ilmiah juga digunakan untuk mempermudah seseorang yang akan melakukan penelitian untuk menggambarkan fondasi awal tentang apa dan bagaimana suatu subjek pernah diteliti.
Baca juga: 6 Cara Membuat Abstrak Berdasarkan Penulisan Ilmiah
10 Tips menulis artikel ilmiah
Penentuan metodologi analisis dalam artikel ilmiah akan memudahkan proses pembahasan hasil atau temuan riset (Sumber: Pexels)
Untuk dapat menyusun artikel ilmiah yang mumpuni tentu seorang penulis atau peneliti perlu memahami beberapa langkah tertentu. Berikut ini adalah 10 panduan untuk menulis artikel ilmiah.
1. Buatlah pernyataan utama
Hal pertama yang perlu dibuat sebelum menulis artikel ilmiah adalah menentukan pesan atau visi utama dari artikel ilmiah tersebut. Penulis perlu mengartikulasikan hal ini lewat satu kalimat dan menentukan ke mana penulis akan mengumpulkan artikel ilmiah tersebut untuk lantas diterbitkan. Hal ini memiliki korelasi dengan berbagai jurnal ilmiah dengan tema atau topik khusus yang sesuai dengan artikel ilmiah tertentu.
2. Mulailah dari bahasan utama
Seperti yang kita tahu bahwa abstrak berada di bagian paling awal dari sebuah artikel ilmiah. Namun, hal ini bertolak belakang dengan isi abstrak yang berupa ringkasan artikel ilmiah. Lantas, bagaimana bisa membuat abstrak di awal sedangkan kontennya belum dibuat? Maka, langkah cerdas untuk memulai penulisan artikel ilmiah adalah dari pembahasan atau gambaran umum penelitian hingga kesimpulan baru kemudian ke pendahuluan dan abstrak di bagian akhir.
3. Membuat storyboard
Jika kamu kesulitan untuk menyusun artikel ilmiah secara terstruktur, maka langkah yang bisa kamu ambil adalah membuat storyboard. Hal ini bisa memudahkan kamu dalam melakukan pembahasan dan analisis data. Bahkan, cara ini bisa digunakan untuk memudahkan proses pembahasan data berupa grafik, gambar panel, tabel, dan data kuantitatif lainnya agar terdeskripsikan secara mengalir dan menarik.
4. Tulis metodologi
Bagian yang paling mudah dikerjakan tetapi juga merupakan bagian amat penting dari artikel ilmiah adalah metodologi. Dalam hal ini penulis diharuskan menulis dan menjelaskan metode apa yang mereka gunakan dalam riset atau eksperimen ilmiah. Jelaskan secara singkat, lugas, dan detail mengenai proses pengambilan sampel hingga luaran data yang didapatkan lewat metode tersebut. Meski begitu, penulis diharapkan tidak menyertakan hasil analisis pada bagian metodologi.
5. Tulis hasil/temuan dan pembahasan
Setelah menjelaskan metodologi yang digunakan dalam sebuah riset, penulis bisa mulai menjelaskan panjang lebar mengenai hasil temuan dan pembahasannya. Tentu saja, pembahasan di artikel ilmiah dibuat lebih lugas dan singkat karena adanya keterbatasan halaman atau jumlah kata. Selain itu, tidak semua temuan atau hasil dalam sebuah karya tulis skripsi, tesis, atau disertasi bisa dimuat dalam satu artikel ilmiah. Simpan beberapa hasil untuk beberapa judul artikel ilmiah baru.
Baca juga: 10+ Rekomendasi Website Jurnal Gratis 2022
6. Tulis kesimpulan
Pembahasan hasil atau temuan riset akan dikembangkan lewat deskripsi atau narasi ilmiah dengan korelasi tertentu. Setelah itu, korelasi atau simpul ini tadi perlu dijelaskan pada bagian simpulan. Bagian ini berisi rangkuman dari pembahasan dan hasil serta keluarkan seluruh argumen atau asumsi ilmiah berdasarkan visi yang telah dibuat dengan hasil atau temuan terbahas.
7. Tulis pendahuluan
Karena tadi kita menulis dari bidang pembahasan, maka setelah semua tersimpulkan baru penulis menulis bagian pendahuluan. Bagian ini secara teknis berisi tentang gambaran umum lokasi atau subjek penelitian serta apa yang melatarbelakangi peneliti ingin meneliti hal tersebut.
Penulisan pendahuluan akan lebih mudah dilakukan jika penulis telah membahas dan menyimpulkan temuannya. Sebab, di pendahuluan hanya perlu ditulis pertanyaan, dan jawabannya telah tersampaikan pada simpulan. Lantas, penulis hanya perlu membuat pertanyaan “formalitas” yang relevan dengan bahasan dan simpulan tersebut. Hal ini akan lebih mudah daripada membuat pertanyaan terlebih dahulu sebelum menyimpulkan pembahasan.
8. Menghimpun referensi
Langkah berikut yang harus dilakukan oleh seorang penulis artikel ilmiah adalah menghimpun dan menyusun referensi. Jika penulis menggunakan referensi otomatis dari Microsoft Word atau perangkat lainnya, hal ini bisa lebih mudah diselesaikan. Namun, bagi mereka yang lebih suka penulisan referensi manual dan konvensional seperti mengumpulkannya di catatan kaki, maka langkah ini juga baik.
Setidaknya referensi akan berguna untuk tiga hal, yaitu:
- memungkinkan pembaca mendapatkan informasi lain dari sumber terkait untuk topik serupa
- mendukung pernyataan atau argumen ilmiah yang telah dibuat pada simpulan
- mengenali penelitian atau artikel ilmiah dari orang lain serta menghindari adanya tuduhan plagiarisme
9. Penulisan abstrak
Setelah semua diselesaikan secara holistik, maka langkah selanjutnya adalah kembali pada bagian awal artikel ilmiah yaitu abstrak. Penulisan abstrak amat berbeda karena menggunakan font Italic dan menjorok rata ke dalam tulisan. Abstrak dibuat berbeda agar pembaca bisa tertuju padanya dan membaca ringkasan pada abstrak terlebih dahulu.
Abstrak umum ditulis dalam satu paragraf dengan 10-20 kalimat atau 150-300 kata. Pastikan di sini ada gambaran tentang latar belakang penelitian, metodologi, pembahasan, dan pemecahan masalah atau simpulan. Abstrak adalah bagian yang paling dicari dan mudah ditemukan dalam mesin pencari ketika merujuk pada artikel ilmiah.
10. Buatlah judul yang menarik
Bagian terakhir dari penulisan artikel ilmiah adalah membuat judul. Beberapa penulis memang memiliki pandangan visioner yang telah terlebih dahulu menentukan judul sebelum membahas suatu hasil penelitian. Namun, beberapa lainnya memilih untuk membuat judul di akhir setelah semua hal dibahas dan disimpulkan. Langkah ini diambil agar judul tidak terlalu terdistorsi oleh fakta temuan dan bahasan dalam konten artikel ilmiah.
Penulis yang memiliki kemampuan menyusun frasa indah akan menggunakan judul artikel ilmiah dengan estetika mumpuni. Hal ini berlaku dalam judul berbahasa Inggris maupun Indonesia. Penulisan judul yang menarik juga akan berpengaruh pada pencarian sesuai topik yang dicari oleh pembaca di mesin peramban internet. Pastikan judul yang dibuat menarik dan juga memuat topik utama bahasan.
Baca juga: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Panduan Membuat Abstrak
Nah, itulah tadi berbagai hal yang perlu kamu ketahui mengenai artikel ilmiah dan bagaimana pedoman serta tips menyusunnya. Mudah bukan? Tentu mudah, tapi sebelum itu, kamu perlu memiliki hasil penelitian dan juga referensi-referensi yang cakap untuk menunjang kualitas artikel ilmiahmu.
Bagi kamu yang sudah tuntas bergelut dengan artikel ilmiah dan dunia akademis serta ingin berkarier di berbagai perusahaan, maka EKRUT hadir untuk menjadi rekan profesional buat kamu. Dengan mendaftar lewat EKRUT, kamu akan mendapatkan berbagai informasi mengenai pengembangan karier. Tak hanya itu, kamu juga berpotensi untuk direkrut oleh berbagai perusahaan lewat EKRUT. Caranya mudah, kamu hanya perlu menyiapkan CV dan portofolio terbaik yang kamu punya lalu klik tautan di bawah ini untuk langsung mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- apa.org
- spie.org
- sphweb.bumc.bu.edu