Manfaat cuti melahirkan bagi seorang pekerja wanita atau maternal leave tentu tak bisa dipungkiri. Selain untuk pemulihan, kehadiran sang ibu juga diperlukan demi membentuk ikatan dengan Si Kecil sekaligus merawatnya. Lalu, bagaimana dengan sang ayah? Apakah paternity leave juga dibutuhkan?
Istilah paternity leave mengacu pada cuti bagi pekerja pria ketika istri melahirkan. Secara umum, pekerja pria hanya mengambil cuti selama beberapa hari ketika anaknya lahir. Alasannya bisa karena kondisi keuangan yang kurang mendukung maupun perusahaan yang enggan memberi izin.
Sebagian besar dari kita pun mungkin beranggapan bahwa paternity leave tidak sepenting maternal leave. Padahal kenyataannya, kehadiran sang ayah termasuk krusial bagi masa-masa awal perkembangan Buah Hati sekaligus kondisi kesehatan Sang Ibu. Apa alasannya? Simak penjelasannya di bawah ini!
Baca juga: Tak bisa berhenti pikirkan masalah pekerjaan saat cuti? Coba cara ini!
Fakta mengenai paternity leave
Saat ini sudah semakin banyak perusahaan yang menyadari manfaat paternity leave bagi karyawannya - Unsplash
Sebagian besar dari kita mungkin beranggapan bahwa paternity leave tidak sepenting maternal leave. Padahal kenyataannya, kehadiran sang ayah termasuk krusial bagi masa-masa awal perkembangan buah hati sekaligus kondisi kesehatan sang ibu. Istilah paternity leave atau disebut juga cuti ayah, mengacu pada cuti bagi pekerja pria ketika istri melahirkan. Secara umum, pekerja pria hanya mengambil cuti selama beberapa hari ketika anaknya lahir. Alasannya bisa karena kondisi keuangan yang kurang mendukung maupun perusahaan yang enggan memberi izin. Namun, saat ini konteks kultural perihal paternity leave sudah mulai bergeser dan semakin banyak negara atau perusahaan yang menawarkan manfaat tersebut kepada orang tua baru.
Dikutip dari penelitian terbaru yang dipublikasikan oleh McKinsey & Company, 90 dari 187 negara di dunia sudah menawarkan paternity leave kepada warga negaranya sesuai dengan undang-undang dan peraturan pemerintah yang berlaku. Negara-negara yang tergabung dalam OECD juga menyatakan bahwa penggunaan paternity leave meningkat secara keseluruhan meskipun jumlah hari yang diambil masih terbilang minim.
Baca juga: 7 tips agar pengajuan cuti kamu disetujui atasan
6 Manfaat penting dari paternity leave
Paternity leave memberikan manfaat penting bagi perkembangan anak - Unsplash
Bantuan dan kehadiran sang ayah setelah persalinan tidak hanya akan dirasakan oleh Buah Hati, tapi juga oleh sang istri. Mulai dari dukungan moril hingga bantuan untuk merawat Si Kecil.
1. Menurunkan risiko depresi setelah melahirkan
Selain memberikan kebahagiaan tak terbendung, kehadiran seorang bayi juga membutuhkan perhatian dan perawatan yang konstan. Tuntutan ini terkadang terasa berat jika ditanggung sendirian oleh seorang ibu. Kelelahan fisik dan mental yang mendera wanita setelah melahirkan sebaiknya tidak dianggap enteng. Bila harus merawat bayi seorang diri di masa-masa rentan ini, tidak jarang para ibu kemudian mengalami stres yang berujung pada munculnya depresi berkepanjangan.
Dukungan dari keluarga, khususnya suami, dapat meringankan tekanan batin yang dirasakan oleh sang ibu. Keterlibatan suami dalam merawat bayi pun dapat beragam, misalnya mengganti popok di malam hari agar istri bisa beristirahat atau sekadar memberikan kata-kata penyemangat supaya istri kembali percaya diri dan rasa cemas tidak terus menghantuinya.
2. Mempererat ikatan dengan pasangan
Paternity leave akan memberikan banyak manfaat bagi keluarga di rumah. McKinsey & Company melalui surveinya menyatakan bahwa 90% pria yang diwawancarai merasakan peningkatan hubungan mereka dengan pasangan selama mengambil paternity leave. Hari-hari awal perawatan bayi yang menantang akan sangat terbantu dengan kehadiran dan partisipasi dari suami. Dukungan secara emosional juga berperan penting dalam menjalin ikatan yang lebih kuat.
3. Mendukung perkembangan anak
Paternity leave dapat membantu membina hubungan yang kuat dengan anak dari waktu ke waktu. Saat berada di rumah, para ayah juga dapat membangun ikatan batin yang akan terus diingat oleh anak hingga bertahun-tahun yang akan datang. Ikatan yang lebih erat serta peningkatan interaksi dengan anak juga akan memberikan efek positif bagi perkembangannya.
Ketika berinteraksi dengan anak, seorang ayah cenderung memilih kegiatan yang lebih menyenangkan seperti bermain. Stimulasi sejenis ini dapat memberikan kesempatan pada anak untuk belajar mengatur emosi dan perilakunya.
Dengan demikian, sang anak akan berkembang menjadi pribadi yang lebih percaya diri, stabil secara emosional, dan memiliki hubungan sosial yang lebih baik.
Baca juga: Apa Itu Sabbatical Leave dan Regulasinya di Indonesia
4. Meningkatkan produktivitas kerja
Paternity leave dapat membantu pekerja pria dalam membagi porsi yang seimbang antara bekerja dan meluangkan waktu yang berkualitas bersama keluarga. Disadur dari mckinsey.com, para ayah yang menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka mengalami peningkatan kebahagiaan dan kepuasan. Bila keseimbangan ini tercapai, produktivitas di tempat kerja pun akan turut meningkat.
5. Menetapkan peran orang tua sejak awal
Menurut penelitian yang dilakukan oleh McKinsey & Company, mengasuh bersama pasangan di hari-hari, minggu-minggu, atau bulan-bulan pertama kehidupan seorang anak berperan penting dalam membentuk dinamika keluarga. Kedua orang tua dapat belajar bersama mengenai kebiasaan bayi, cara membesarkan anak, bahkan saling beradaptasi untuk menyesuaikan pembagian tanggung jawab antara pekerjaan rumah tangga dan pengasuhan anak.
6. Membantu mempertahankan karier pasangan
Dengan mengambil paternity leave, suami dapat memposisikan diri untuk mengambil peranan yang sama dengan istri. Bagi ibu yang bekerja, paternity leave juga membuka peluang ibu untuk kembali bekerja lebih awal karena dapat bergantian mengasuh anak dengan suami. Pembagian tanggung jawab seperti ini menjadi salah satu wujud komitmen pada hubungan yang lebih adil.
Dikutip dari mckinsey.com, para ayah juga menyatakan bahwa keputusan mereka mengambil paternity leave adalah untuk mendukung karier pasangan dan meminimalkan dampak negatif dalam perkembangan karier sang istri.
Baca juga: Jika alami 8 tanda ini, artinya kamu butuh cuti secepatnya!
Peraturan paternity leave di Indonesia
Beberapa perusahaan sudah memberikan waktu paternity leave lebih lama - EKRUT
Di Indonesia sendiri, manfaat paternity leave mungkin belum dikenal secara luas. Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa pekerja pria hanya memperoleh hak cuti selama 2 hari untuk mendampingi istrinya melahirkan. Waktu cuti selama 2 hari tersebut tentu dirasakan tidak memadai. Kenapa? Pasalnya, proses persalinan normal umumnya membutuhkan sang ibu untuk menginap selama setidaknya 2 hari di rumah sakit. Sementara jika menjalani operasi caesar, waktu yang dihabiskan di rumah sakit rata-rata selama 3-4 hari.
Meski demikian, terdapat beberapa perusahaan swasta yang sudah mulai menerapkan kebijakan dalam pemberian cuti bagi para pekerja pria ketika istrinya melahirkan. Misalnya, PT Unilever yang sudah memberikan paternity leave selama 3 minggu, dan PT Johnson & Johnson selama 2 bulan bagi pegawai prianya.
Di samping itu, berita baik juga didapatkan oleh Pekerja Sipil Nasional (PNS) Pria. Dalam peraturan kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Nomor 24 tahun 2017, disebutkan bahwa PNS pria yang istrinya melahirkan bisa mengajukan Cuti Alasan Penting (CAP) yang ditentukan oleh pejabat yang berwenang selama maksimal 1 bulan.
Ini berarti kesadaran akan pentingnya paternity leave bagi pekerja pria ketika sang istri melahirkan mulai meningkat di masyarakat kita. Mungkin tak berlebihan jika kita berharap bahwa pemerintah dapat memberikan peraturan mengenai paternity leave agar para pegawai swasta juga bisa memperoleh manfaat yang sama.
Baca juga: 8 Kondisi ini bisa menjadi tanda kapan kamu harus resign
Jika kamu ingin bekerja di perusahaan yang memberikan jatah paternity leave yang lebih lama atau berniat pindah kerja, cobalah untuk mendaftarkan dirimu di situs talent marketplace. Pasalnya, situs seperti ini akan lebih memudahkan kamu dalam mendapatkan pekerjaan. Kenali dan kembangkan terus potensi dirimu agar dapat menunjang kesuksesan kariermu di masa mendatang.
Sumber:
- epiclife.com
- psychologytoday.com
- nbc-2.com
- mckinsey.com