Artikel ini akan membahas cara mengatasi pengangguran, seperti yang kita tahu situasi pandemi seperti sekarang ini membuat jumlah pengangguran terus meningkat. Setidaknya hingga saat ini saja jumlah pengangguran terbuka dan akibat Covid-19 menyentuh angka 10,3 juta orang.
Itu sebabnya diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasinya. Namun, perlu diketahui bahwa pendekatan atau cara mengatasi pengangguran bisa jadi berbeda pada setiap jenis pengangguran yang ada.
Di bawah ini akan dipaparkan permasalahan yang muncul akibat pengangguran beserta cara mengatasi pengangguran tersebut.
Statistik pengangguran di dunia dan Indonesia
Berdasarkan laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Pandemi telah menyebabkan krisis ketenagakerjaan yang parah di seluruh dunia. Sepanjang tahun 2020 hingga 2021, lockdown atau pembatasan sosial penuh atau sebagian telah memengaruhi hampir 2,7 miliar pekerja, mewakili sekitar 81 persen dari angkatan kerja global.
Kehilangan pekerjaan dan pendapatan telah mendorong sekitar 131 juta orang lagi ke dalam kemiskinan pada tahun 2020, banyak dari mereka adalah wanita, anak-anak, dan orang-orang dari komunitas yang terpinggirkan.
Negara-negara di dunia menerapkan berbagai cara mengatasi pengangguran yang efektif dengan memulihkan berbagai sektor ekonomi. Sektor yang paling terpengaruh adalah sektor jasa padat karya, seperti perdagangan ritel, perhotelan dan pariwisata, dimana bekerja dari jarak jauh seringkali bukan merupakan pilihan.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran di Indonesia mencapai 9,7 juta angkatan kerja. Pada tahun 2019 sebetulnya pemerintah berhasil menekan angka hingga 7 juta.
Namun, karena pandemi angka pengangguran melonjak 2,6 juta jiwa di tahun 2020. Kartu pra kerja dan BPJAMSOSTEK menjadi cara mengatasi pengangguran yang diterapkan pemerintah.
Masalah yang terjadi akibat angka pengangguran melonjak
Masalah yang muncul akibat pengangguran adalah stres yang berkepanjangan - EKRUT
Ketika angka pengangguran melonjak tajam, ada berbagai macam masalah yang akan timbul di antaranya:
1. Masalah sosial
Masalah sosial selalu menjadi dampak yang paling disorot ketika angka pengangguran meningkat.
Akan banyak masyarakat yang menjadi tunawisma karena ketidakmampuan membayar rumah, terganggunya harmonisasi keluarga, hingga merasa asing dengan lingkungan sekitar.
Selain itu, tidak menutup kemungkinan mendorong melonjaknya aksi kriminalitas dan membuat stabilitas keamanan terganggu.
Dengan banyaknya orang yang tidak bekerja juga menyebabkan daya beli menurun dan membuat angka kemiskinan meningkat.
2. Kualitas SDM yang menurun
Ketika banyak orang tidak bekerja, keahlian mereka secara perlahan akan hilang karena tidak terbiasa berlatih atau belajar tren kerja terbaru. Bila itu terjadi maka akan menurunkan kualitas dan kompetensi dari angkatan kerja sendiri.
Dengan lamanya menganggur juga akan mempengaruhi rasa percaya diri pekerja dan membuat mereka sulit untuk diandalkan.
3. Kesehatan
Riset menunjukkan bila pria yang menganggur lebih rentan mengalami depresi, gangguan kecemasan dan kualitas kesehatan yang menurun.
Bahkan menurut penelitian lain menyebutkan bahwa masa menganggur yang lama bisa menimbulkan stres berkepanjangan.
4. Meningkatnya utang pemerintah
Pengangguran yang meningkat akan menyebabkan penurunan pendapatan pajak karena orang yang membayar pajak lebih sedikit.
Di sisi lain pemerintah juga harus mengeluarkan lebih banyak uang untuk membayar subsidi bagi masyarakat yang menganggur. Tentunya bila pendapatan pemerintah rendah, pemerintah biasanya akan berutang ke lembaga keuangan dunia.
5. Stabilitas politik
Masalah lain yang muncul akibat banyaknya tingkat pengangguran adalah stabilitas politik yang terganggu dan bisa menimbulkan kerusuhan. Hal ini terjadi karena tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah menurun.
Baca juga: Jangan sedih, sebagai pengangguran, ini 7 kegiatan yang bisa kamu lakukan
Cara mengatasi pengangguran
Cara mengatasi pengangguran salah satunya dengan memberikan subsidi kepada mereka yang tidak memiliki kerja - EKRUT
Untuk mencegah agar masalah tersebut tidak terjadi dan menimbulkan dampak yang lebih buruk, diperlukan upaya efektif oleh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran ini. Adapun beberapa cara mengatasinya yaitu:
1. Mengeluarkan kebijakan moneter
Kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi makro yang mengacu pada tindakan yang dilakukan oleh bank sentral suatu negara untuk mengontrol jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Umumnya kebijakan ini dilakukan sebagai cara mengatasi pengangguran struktural dan siklis.
Bentuk dari kebijakan moneter yang diambil di situasi ini yaitu kebijakan moneter ekspansif, dengan melakukan penurunan suku bunga, membeli atau menjual obligasi pemerintah, mengatur nilai tukar mata uang asing dan mengubah jumlah uang yang harus disimpan di bank.
Lewat suku bunga yang lebih rendah pada akhirnya akan menurunkan biaya pinjaman dan mendorong masyarakat untuk mau berinvestasi dan berbelanja. Dengan begitu proses ekonomi akan kembali normal dan industri bisa memproduksi lebih banyak barang atau jasa.
2. Mengeluarkan kebijakan fiskal
Bila kebijakan moneter tidak cukup untuk memulihkan ekonomi, maka upaya lain yang bisa dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan fiskal.
Apa itu kebijakan fiskal? Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah khususnya Kementerian Keuangan untuk memotong pajak dan meningkatkan pengeluaran guna merangsang pertumbuhan ekonomi.
Kebijakan fiskal juga sering dianggap sebagai cara mengatasi pengangguran siklis, sebab faktor penyebab adanya pengangguran ini karena fluktuasi ekonomi seperti adanya resesi.
Lewat kebijakan fiskal bisa meningkatkan pendapatan dan konsumsi yang mengarah pada permintaan agregat yang lebih tinggi. Peningkatan agregat yang tinggi kemudian berpengaruh pada peningkatan PDB (Produk Domestik Bruto).
Bila jumlah PDB besar pada waktu tertentu atau setahun terakhir, itu menjadi indikasi bahwa proses produksi barang dan jasa kembali normal dan dapat mengurangi angka pengangguran.
Baca juga: 6 Tips keuangan untuk bersiap menghadapi resesi
3. Memberikan pendidikan dan pelatihan
PHK sering terjadi karena SDM sudah dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Salah satu penyebabnya karena SDM digantikan dengan robot.
Oleh karena itu, pemberian pendidikan dan keterampilan baru bisa jadi cara mengatasi pengangguran teknologi ini. Upaya serupa sebenarnya sempat dilakukan oleh pemerintah dengan meluncurkan program Kartu Prakerja bagi mereka yang terdampak.
Lewat Kartu PraKerja tersebut, masyarakat bisa mempelajari berbagai macam keterampilan baru yang disediakan melalui kursus online.
4. Pemberian subsidi ketenagakerjaan
Cara mengatasi pengangguran selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan subsidi berupa keringanan pajak untuk kalangan pengusaha atau subsidi kepada para pengangguran.
Namun, upaya ini memang memerlukan dana yang tidak sedikit, apalagi jika jumlah pengangguran atau perusahaan yang disubsidi cukup banyak.
Meski begitu, dua langkah ini sebenarnya telah dilakukan oleh pemerintah saat ini. Pertama, dengan memberikan keringanan pajak bagi 193.151 perusahaan yang terdampak Covid-19, dan kedua yakni dengan memberikan bantuan subsidi bagi yang terkena PHK lewat program Kartu Prakerja.
5. Perpanjangan tunjangan ketenagakerjaan
Perpanjangan tunjangan ketenagakerjaan adalah perpanjangan tunjangan bagi pencari kerja yang memenuhi syarat dan diketahui sebagai pengangguran karena terkena PHK oleh perusahaannya.
Perpanjangan tunjangan ini sempat dilakukan oleh pemerintahan Trump di Amerika, dengan cara memberikan subsidi bagi orang yang terkena PHK dengan besaran 300 USD untuk 26 minggu ke depan dan kabarnya telah diperpanjang.
6. Melakukan diversifikasi ekonomi
Pandemi telah merusak perekonomian daerah yang bergantung pada sektor pariwisata, membuat tempat wisata menjadi sepi dan menimbulkan banyak pengangguran.
Untuk menanggulangi itu pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan diversifikasi ekonomi.
Kebijakan ini merupakan cara penganekaragaman produk atau bidang usaha yang diyakini mampu mendongkrak perekonomian.
Sehingga lewat diversifikasi ekonomi masyarakat tidak mengandalkan satu jenis usaha tapi juga berbagai macam usaha. Upaya ini juga diyakini sebagai salah satu cara mengatasi pengangguran musiman yang kerap terjadi ketika objek wisata sepi.
7. Menyediakan banyak informasi lowongan kerja
Upaya terakhir sebagai cara mengatasi pengangguran bisa dilakukan dengan menyediakan platform penyedia info lowongan kerja.
Dalam memberikan informasi yang valid bagi pencari kerja, pemerintah bisa bekerja sama dengan perusahaan penyedia info lowongan kerja dan perusahaan yang masih membuka kesempatan berkarir lewat bursa kerja online.
Upaya ini juga merupakan cara mengatasi pengangguran friksional bagi mereka yang sering kesulitan mencari pekerjaan yang cocok.
Cara mengatasi pengangguran yang tepat dan cost-effective
Cara mengatasi pengangguran pada masa pandemi tentunya membutuhkan penanganan khusus dan cost-effective. Program pelatihan yang diberikan pemerintah tentu bermanfaat. Namun tindakan cara mengatasi pengangguran nyata yang dapat diambil pemerintah bisa dikelompokkan secara luas sebagai berikut:
- Mengurangi paparan COVID-19 pekerja di tempat kerja.
- Mengamankan pekerjaan, menyelamatkan perusahaan dan memelihara penyediaan layanan penting.
- Memberikan jaminan pendapatan dan dukungan pekerjaan bagi pekerja yang terkena dampak.
Angka pengangguran yang tinggi memang dapat memberi dampak yang menyeramkan. Untuk terhindar dari dampaknya, kamu harus rajin-rajin meningkatkan performa kerja. Jika sudah terlanjur terkena PHK perusahaan, tetap jaga kesehatan fisik dan mental untuk mulai mencari pekerjaan baru.
Baca juga: Tips menjawab interview tentang masa menganggur
Dengan melakukan beberapa upaya di atas diharapkan tingkat pengangguran akan semakin menurun. Sehingga masyarakat bisa kembali bekerja untuk bisa menghidupi dirinya dan keluarganya.
Agar lebih lengkap, di bawah ini adalah video mengenai cara membuat CV profesional untuk membantu kamu melamar pekerjaan di perusahaan.
Sumber:
- thebalance.com
- economicshelp.org
- investopedia
- bi.go.id
- antaranews.com