Brand guideline dirancang untuk dapat menyampaikan berbagai hal penting mengenai perusahaan, baik secara internal kepada staf maupun secara eksternal kepada mitra, afiliasi, dan masyarakat umum. Elemen apa saja yang harus dimuat di dalamnya serta bagaimana cara membuat brand guideline tersebut? Berikut penjelasan lengkapnya.
Apa itu brand guideline?
Brand guideline menjaga konsistensi perusahaan dalam berkomunikasi - Freepik
Menurut 99designs.com, brand guideline atau panduan merek merupakan rangkaian panduan yang menjelaskan bagaimana sebuah organisasi atau brand mencitrakan dirinya melalui logo, pemilihan font dan warna, fotografi, dan sebagainya. Brand guideline digunakan sebagai pedoman atau referensi yang membantu menjaga konsistensi dalam tampilan, nuansa, dan gaya berkomunikasi sebuah merek.
Baca juga: 4 Cara membuat brand identity yang efektif
Manfaat brand guideline
Merancang brand guideline merupakan langkah awal yang perlu dilakukan oleh perusahaan - Pexels
Merancang brand guideline merupakan langkah awal yang perlu dilakukan oleh brand yang ingin melakukan penjenamaan ulang atau sedang merintis bisnis baru. Brand guideline menjadi salah satu cara perusahaan untuk mengomunikasikan identitas mereknya secara konsisten melalui berbagai platform. Dengan menjaga konsistensi tersebut, brand guideline dapat memberikan manfaat seperti citra perusahaan semakin meningkat, menambah kepercayaan konsumen, serta membuat bisnismu lebih mudah dikenali, baik oleh pelanggan maupun calon konsumen.
Baca juga: Panduan kerja: 100 hari pertama sebagai Brand Manager
Elemen dalam brand guideline
Menentukan palet warna merupakan salah satu elemen penting dalam brand guideline - Unsplash
Brand guideline merupakan pedoman yang digunakan untuk menampilkan identitas brand secara terpadu melalui komponen seperti warna, logo, maupun tipografi. Komponen atau elemen yang wajib ditampilkan dapat berbeda menyesuaikan dengan keperluan masing-masing industri, tetapi secara umum elemen-elemen yang terkandung dalam brand guideline sebagai berikut.
1. Color palette (Palet warna)
Mendefinisikan palet warna akan sangat membantu dalam menciptakan tampilan dan nuansa yang konsisten. Untuk menentukan palet warna, mayoritas brand memilih empat warna atau bahkan kurang dan biasanya menggunakan warna turunan dari warna logo perusahaan. Pastikan juga untuk menyertakan informasi warna dalam kode RGB dan CMYK agar palet warna dapat direproduksi secara akurat, baik untuk keperluan digital maupun cetak.
2. Typography (Tata huruf)
Tipografi atau tata huruf adalah elemen visual lain yang menjadi bagian dari brand guideline. Pedoman mengenai tipografi mencakup jenis font, ukuran font, dan petunjuk pemakaian font ketika diaplikasikan dalam sebuah desain.
3. Logo design (Desain logo)
Panduan brand guideline di bagian ini membantu memastikan logo perusahaan digunakan sesuai peruntukannya. Desain logo dapat mencakup pedoman mengenai batasan ukuran, warna yang boleh digunakan, dan ketentuan jika ditampilkan dalam latar belakang yang berbeda. Kamu juga dapat menampilkan contoh penggunaan logo yang tidak baku untuk mencegah kesalahan, misalnya, meregangkan logo dengan proporsi yang tidak simetris atau menggunakan warna logo yang samar menyerupai latar belakang.
4. Imagery (Pencitraan)
Bagian citra dalam brand guideline akan membantu mengarahkan orang lain untuk mengetahui pedoman mengenai gaya fotografi, ilustrasi, atau simbol yang tepat untuk digunakan perusahaan. Kamu bisa melakukan pendekatan dengan berbagai cara, misalnya, dengan menyusun mood board atau menunjukkan contoh gambar yang sudah pernah dipakai sebelumnya dan mempunyai kinerja yang baik.
5. Brand tone (Nuansa dan gaya berkomunikasi)
Cara perusahaan berkomunikasi dengan target pasar juga menjadi bagian dari branding. Oleh karena itu, pedoman ini perlu dimasukkan dalam brand guideline. Pastikan nuansa atau gaya berkomunikasi perusahaan dapat konsisten di seluruh konten yang mengandung tulisan, seperti kampanye iklan, takarir di media sosial, maupun kiriman blog. Buat target audiens familiar dengan brand kamu dan pelajari gaya berkomunikasi seperti apa yang ingin dimunculkan.
6. Brand stationery
Istilah stationery atau alat tulis dalam brand guideline mencakup semua barang dengan identitas yang biasanya digunakan untuk mewakili citra perusahaan. Perusahaan dapat menempatkan nama merek, logo, slogan, dan simbol lainnya dalam buku catatan, kartu nama, kop surat, dan amplop. Cara ini juga dapat digunakan untuk mempromosikan perusahaan secara implisit.
7. Social media style
Pedoman mengenai gaya berkomunikasi yang digunakan dalam media sosial juga perlu dicantumkan dalam brand guideline agar perusahaan mempunyai panduan yang sesuai dalam mengatur bagaimana brand tampil dan berhubungan dengan audiens. Panduan mengenai gaya berkomunikasi di media sosial ini juga dapat terus dikembangkan sesuai dengan tren yang sedang berlangsung.
Baca juga: 8 Tren digital marketing 2021 yang patut pemilik brand ketahui
4 Cara membuat brand guideline
Mengumpulkan berbagai inspirasi akan memudahkan kamu menyusun brand guideline - Pexels
Konsistensi dalam hal branding dapat bermanfaat untuk memperkuat citra perusahaan. Oleh karena itu, untuk memudahkanmu merancang brand guideline bagi perusahaan, berikut beberapa langkah penting yang dapat dilakukan seperti dikutip dari 99designs.com.
1. Kumpulkan inspirasi
Persiapkan brand guideline kamu dengan menyimpan beberapa gambar referensi yang sesuai dengan citra yang ingin ditampilkan. Kamu juga dapat menggunakan bantuan aplikasi seperti Pinterest untuk mengelompokkan referensi berdasarkan kategori atau elemen yang akan digunakan. Kemudian buatlah catatan spesifik tentang hal-hal yang disukai dan tidak sehingga kamu dapat menyeleksi materi-materi pilihan yang dapat dijadikan inspirasi untuk membangun brand guideline perusahaan.
2. Temukan elemen penting dari brand guideline
Setelah mengumpulkan inspirasi, sekarang saatnya bekerja dengan seorang desainer untuk menentukan elemen penting dan menggabungkan semuanya. Setiap perusahaan setidaknya memiliki 5-7 elemen penting yang harus dimasukkan dalam brand guideline. Karena mendesain sebuah brand membutuhkan proses riset, kamu akan membutuhkan desainer sebagai mitra untuk berbagi ide kreatif, meminta saran maupun pertimbangan secara visual bagi perusahaan.
3. Catat elemen penting yang memerlukan penjelasan secara detail
Setelah menentukan elemen penting yang akan digunakan, buatlah pedoman yang lebih detail untuk setiap komponen tersebut. Misalnya, jika perusahaanmu membutuhkan konten digital, apakah perlu aturan tertentu mengenai tata letak gambar yang ditampilkan di situs web? Apakah perusahaan perlu menaruh fokus pada pemasaran melalui media sosial? Jika perusahaan menjual produk secara langsung, apakah perlu menyusun panduan untuk menentukan kapan harus menggunakan nama produk dan kapan harus menggunakan nama perusahaan?
4. Susun panduan menjadi brand guideline
Menyusun brand guideline secara garis besar akan memudahkanmu mengetahui struktur yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Setelah itu, buatlah brand guideline menjadi dokumen kerja yang dapat dijadikan rujukan bagi pihak internal maupun eksternal. Brand guideline dapat disediakan dalam bentuk PDF digital yang bisa diakses secara daring maupun dicetak.
Baca juga: Mengenal brand marketing dan strategi yang bisa digunakan
Tak hanya menyusun brand guideline perusahaan, kamu juga perlu memahami pentingnya membangun personal branding agar menjadi kandidat yang unggul dalam dunia kerja. Simak informasi lengkapnya melalui video di bawah ini, ya.
Sumber:
- 99designs.com
- rubyporter.com
- smallbusiness.chron.com
- buffer.com
- sproutsocial.com
- blog.hubspot.com