Dalam dunia bisnis maupun usaha rintisan, umumnya penyertaan investasi modal dari pihak luar menjadi jalan terbaik untuk mengokohkan fondasi bisnis. Namun, tak sedikit yang menggunakan metode bootstrapping dalam mendirikan usaha maupun bisnis mereka. Lantas, apa itu bootstrapping? Simak ulasannya berikut ini.
Apa itu bootstrapping?
Bootstrapping merupakan proses membangun bisnis dengan modal dari dana pribadi secara mandiri (Sumber: Pexels)
Dilansir CFI lewat situsnya, bootstrapping merupakan proses membangun bisnis dari awal tanpa menarik investasi atau modal eksternal yang minimal. Metode bootstrapping umumnya digunakan untuk membiayai usaha kecil dengan membeli dan menggunakan sumber daya lewat biaya pemiliknya. Umumnya, metode ini dilakukan tanpa berbagi ekuitas maupun meminjam uang dalam jumlah besar dari bank.
Sebuah usaha atau bisnis yang menggunakan metode bootstrapping dalam pendiriannya ditandai dengan ketergantungan tinggi pada sumber biaya internal. Tak hanya itu, mereka juga pada umumnya memiliki pembiayaan terbatas karena hanya bersumber dari pinjaman, jaminan properti, maupun kartu kredit.
Bootstrapping juga dapat menggambarkan situasi di mana seorang pengusaha memulai sebuah perusahaan dengan modal kecil dan mengandalkan uang tanpa investasi eksternal. Seorang individu dapat dikatakan sebagai bootstrap ketika mereka mendirikan dan membangun badan usaha atau bisnis dari keuangan pribadi atau dari pendapatan operasional usaha yang sebelumnya.
Bootstrapping merupakan pembangunan usaha secara mandiri dengan dana sedikit atau bahkan tanpa aset tetap. Hal ini jelas berbeda dengan perusahaan-perusahaan yang mengandalkan modal ventura atau investor eksternal. Para bootstrap atau pengusaha bootstrapping secara murni mengandalkan tabungan pribadi dan perampingan finansial di awal pembukaan usahanya.
Baca juga: Startup Adalah: Definisi, Cara Kerja, serta Kelebihan dan Kekurangannya
Tahapan melakukan bootstrapping
Bootstrapping dapat dilakukan dalam tiga tahapan berbeda yang berdasar pada sumber pendanaan modal (Sumber: Pexels)
Meski terkesan hanya menggunakan dana pribadi dalam membangun usahanya, namun para pengusaha dengan metode bootstrapping tidak sepenuhnya menggunakan seluruh uangnya. Umumnya, mereka masih menggunakan sumber dana lain seperti kredit bank maupun penjaminan aset seperti surat kepemilikan tanah atau rumah untuk memperoleh pinjaman.
Adapun beberapa tahapan dalam melakukan bootstrapping adalah sebagai berikut:
1. Tahapan pemula
Tahapan ini dilakukan ketika seseorang memulai suatu usaha atau bisnis lewat simpanan uang maupun pinjaman dari teman terdekat. Jenis usaha ini mulanya diawali dari usaha kecil dengan pendiri ikut bekerja dalam operasional usahanya. Contoh usaha di tahapan ini adalah konveksi mikro, rumah makan keluarga, dan sebagainya.
2. Tahapan menengah (peran laba)
Tahapan kedua bootstrapping adalah ketika suatu usaha dapat dikembangkan atau bertumbuh karena laba atau uang dari pelanggan/klien sebagai modal. Tahapan ini berarti seorang pengusaha sudah melewati tahapan survival mode dan mulai mengelola laba menjadi modal usaha secara simultan.
3. Tahapan kredit
Tahapan ini umumnya dilakukan pada saat pelaku bootstrapping sudah berpikir untuk membuat bisnisnya secara profesional seperti menambah staf, peralatan, maupun meningkatkan pelayanan lewat lokasi atau tempat usaha yang menarik. Tahapan ini ditandai dengan pengajuan kredit atau bahkan mulai menjajaki relasi bisnis dengan investor, meski dalam skala kecil.
Baca juga: 8 Cara Membuat Startup yang Sukses dan Terus Berkembang
Kelebihan dan kekurangan bootstrapping
Bootstrapping memberi kuasa dan kontrol penuh pada pendiri namun memiliki risiko kehabisan dana operasional (Sumber: Pexels)
Bagaimanapun, bootstrapping merupakan metode pembangunan usaha dengan modal terbatas dan lebih mengandalkan kemandirian. Namun, metode ini tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Adapun kekurangan dan kelebihan bootstrapping dapat dilihat dari tabel berikut ini.
Kelebihan Bootstrapping | Kekurangan Bootstrapping |
Memungkinkan pendiri untuk mempertahankan bisnis secara penuh | Memiliki risiko tinggi karena penggunaan dana pribadi dan bisa habis lebih cepat sebelum mencapai potensi tertingginya |
Memungkinkan pendiri untuk mempertahankan ekuitas mereka | Membatasi dukungan dan kesempatan di tahap awal |
Pendiri atau pembuat bisnis memiliki kuasa dalam membuat model bisnis dan meningkatkan kepuasan pribadi karena kemandirian bisnis | Membutuhkan pengorganisasian yang signifikan dan ketelitian karena pengelolaan keuangan bersinggungan dengan uang pribadi |
Kontrol dan segala keputusan bisnis berada di tangan pendirinya | Memerlukan kerja ekstra keras dengan sumber daya dan koneksi terbatas pada tahap awal |
Baca juga: Apa Itu Model Bisnis? Berikut Pengertian dan Manfaatnya
Mendirikan usaha dengan bootstrapping memang memiliki kesan menantang bagi sebagian orang. Namun, bagi mereka yang tidak siap, tentu saja bootstrapping bisa menghancurkan keuangan pribadi. Meski begitu, tidak ada salahnya jika seseorang telah memiliki modal pribadi dan dirasa cukup dan lantas membangun bisnisnya dengan bootstrapping.
Bagi kamu yang tertarik untuk membuka usaha mikro secara mandiri, metode bootstrapping bisa kamu gunakan dengan baik. Sedangkan, bagi kamu yang ingin mengumpulkan modal dengan berkarier terlebih dahulu, maka EKRUT bisa menjadi rekan profesional bagi pencarian kariermu.
Dengan mendaftar lewat EKRUT, kamu bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai pengembangan karier dan juga potensi rekrutmen dari berbagai perusahaan di Indonesia. Sesuaikan kualifikasi dan pekerjaan yang kamu tuju lalu daftarkan dirimu lewat EKRUT! Kamu hanya perlu menyiapkan CV serta portofolio terbaik yang kamu punya lalu klik tautan di bawah ini untuk langsung mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- uschamber.com
- investopedia.com
- corporatefinanceinstitute.com