Blockchain adalah sistem penyimpanan data digital berisikan catatan yang terhubung melalui kriptografi. Teknologi blockchain kini telah dimanfaatkan oleh berbagai sektor, salah satunya untuk transaksi mata uang kripto seperti bitcoin. Sistem blockchain dapat dikatakan menyerupai catatan transaksi digital yang terdiri dari banyak server. Berkat teknologi ini, transaksi menjadi jauh lebih mudah karena kamu tidak lagi memerlukan keberadaan perantara.
Definisi blockchain dan berbagai istilah di dalamnya
Blockchain disebut sebagai sebuah sistem pencatatan transaksi keuangan digital yang egaliter - EKRUT
Ada dua komponen yang menyusun blockchain, yakni blok/kelompok (block) dan rantai (chain). Segala informasi yang terdapat dalam komputer dibagi menjadi beberapa blok dan saling terhubung oleh ‘rantai’. Jadi, apa itu blockchain? Secara teknis, blockchain adalah serangkaian blok berisikan informasi digital. Setiap blok ini memiliki komponen yang disebut hash. Hash adalah suatu set karakter yang menyusun berbagai informasi pada blok.
Misalnya, blok negara ‘Indonesia’ memiliki informasi berupa ‘Jakarta’, ‘Surabaya’, dan ‘Denpasar’. Komponen hash-nya adalah karakter yang terdapat pada ketiga informasi tersebut, misalnya JASBDP. Setiap blok berturut-turut akan berisikan hash blok sebelumnya. Jika blok berikutnya berisikan informasi baru, misalnya ‘Bandung’, maka hash-nya berubah menjadi JASBDPG. Namun, blok-blok sebelumnya tetap memiliki hash lama berupa JASBDP.
Pada jaringan blockchain, semua data maupun program tereplikasi ke seluruh jaringan. Komputer yang terhubung dalam jaringan ini kemudian mengeksekusi program tersebut bersama-sama. Jika salah satu komputer dalam blockchain dimatikan, maka semua pengguna yang terhubung juga terkena dampaknya. Dengan kata lain, blockchain adalah komputer skala besar yang dibentuk dari komunikasi antara beberapa komputer.
Baca juga: Blockchain dan masa depan negara berkembang
Pemanfaatan blockchain dalam bitcoin
Blockchain memastikan setiap transaksi di bitcoin valid dan tercatat - EKRUT
Blockchain pada dasarnya merupakan database dengan sistem desentralisasi. Pada sektor keuangan, sistem ini seperti buku kas digital yang dapat diakses dengan mudah tanpa memerlukan persetujuan pihak ketiga (biasanya berupa bank). Alih-alih menggunakan pihak ketiga sebagai pusat, blockchain digerakkan oleh berbagai pihak yang terhubung dalam jaringan tersebut.
Transaksi bitcoin dicatat dalam ‘buku kas’ berupa sistem blockchain, tapi ada banyak pihak yang dapat mengelolanya. Teknologi ini membuat seluruh transaksi menjadi transparan dan aman dari korupsi. Selain itu, transaksi dengan blockchain juga lebih aman karena kemungkinan gangguan sangat kecil dan sistem ini tidak mudah dibobol.
Baca juga: Blockchain bisa cegah penipuan dalam gaming
Cara kerja blockchain dan transaksi bitcoin
Blockchain adalah sistem penyimpanan data digital berisikan catatan yang terhubung melalui kriptografi - EKRUT
Secara sederhana, cara kerja blockchain adalah dimulai dari ketika sebuah blok menyimpan data baru. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, blockchain terdiri dari rangkaian beberapa blok. Agar blok tersebut ditambahkan ke blockchain, ada empat hal yang harus ada. Pertama, harus adanya transaksi yang terjadi. Transaksi ini kemudian harus diverifikasi dan disimpan ke dalam blok. Baru kemudian blok tersebut diberi hash dan akhirnya dapat ditambahkan ke blockchain.
Agar kamu lebih paham, lebih lengkap rasanya jika membicarakan cara kerja blockchain dengan membahas cara kerja transaksi bitcoin. Kamu dapat memahami hubungan keduanya melalui skema berikut:
- Seorang penjual memiliki Dompet Bitcoin sehingga ia memiliki akses ke berbagai alamat bitcoin. Setiap alamat bitcoin memiliki saldonya sendiri.
- Muncul calon pembeli yang berminat terhadap produk penjual. Penjual membuat alamat bitcoin baru untuk proses pembayaran.
- Pembeli meminta klien bitcoin untuk mengirim sejumlah bitcoin ke alamat penjual. Klien menggunakan ‘kunci’ pribadi untuk menandai permintaan transaksi dari pembeli.
- Semua orang yang terhubung dalam jaringan ini bisa menggunakan kunci tersebut untuk memastikan permintaan transaksi diajukan oleh orang yang terpercaya.
- Permintaan transaksi terkirim ke para penambang bitcoin. Penambang bitcoin adalah orang-orang yang melakukan perhitungan matematik untuk verifikasi transaksi bitcoin. Tujuannya adalah untuk mendapatkan celah blok baru dalam jaringan bitcoin. Dari sinilah mereka mendapatkan bitcoin.
- Para penambang bitcoin menghitung nilai hash baru berdasarkan kombinasi hash pada blok selanjutnya.
- Setiap blok baru yang ditemukan menghasilkan 50 bitcoin untuk penambang. Sebuah alamat bitcoin baru terbentuk untuk menyimpan bitcoin tersebut.
- Transaksi terverifikasi. Bitcoin sampai ke tangan penjual dan blok yang telah ditemukan sebelumnya aman dari campur tangan orang lain.
Baca juga: Nilai transaksi Bitcoin telah lampaui PayPal, benarkah?
Keunggulan blockchain
Keunggulan blockchain adalah dalam hal keamanan, kecepatan, dan efisiensi. (Sumber: iStock)
Secara umum, blockchain memiliki keunggulan dalam hal keamanan, kecepatan, dan efisiensi. Penjelasan selengkapnya mengenai keunggulan blockchain adalah sebagai berikut.
1. Meningkatkan efisiensi dan kecepatan
Keunggulan pertama blockchain adalah meningkatkan efisiensi dan kecepatan. Proses tradisional seringkali memakan waktu, rentan terhadap kesalahan manusia, dan sering membutuhkan mediasi pihak ketiga. Dengan merampingkan proses ini menggunakan blockchain, transaksi dapat diselesaikan lebih cepat dan lebih efisien. Dokumentasi dapat disimpan di blockchain bersama dengan detail transaksi, menghilangkan kebutuhan untuk bertukar kertas. Tidak perlu merekonsiliasi banyak buku besar, jadi kliring dan penyelesaian bisa lebih cepat.
2. Meningkatkan keamanan dan privasi
Keunggulan kedua dari blockchain adalah meningkatkan keamanan dan privasi. Peningkatan keamanan yang ditawarkan oleh blockchain adalah berasal dari cara kerja teknologi blockchain. Blockchain menciptakan catatan transaksi yang tidak dapat diubah dengan enkripsi ujung ke ujung, sehingga memperkecil terjadinya penipuan dan aktivitas yang tidak sah.
Selain itu, data di blockchain disimpan di seluruh jaringan komputer, sehingga hampir tidak mungkin untuk diretas (tidak seperti sistem komputer konvensional yang menyimpan data bersama di server). Selain itu, keunggulan lain dari blockchain adalah dapat mengatasi masalah privasi secara lebih baik daripada sistem komputer tradisional dengan menganonimkan data dan memerlukan izin untuk membatasi akses.
3. Mengurangi biaya
Keunggulan selanjutnya dari blockchain adalah mengurangi biaya yang dikeluarkan oleh organisasi karena memangkas keberadaan middleman. Hal ini menciptakan efisiensi dalam memproses transaksi dan juga mengurangi tugas manual seperti menggabungkan dan mengubah data, serta memudahkan proses pelaporan dan audit.
Para ahli menunjukkan penghematan yang dilihat lembaga keuangan saat menggunakan blockchain, menjelaskan bahwa kemampuan blockchain untuk merampingkan kliring dan penyelesaian diterjemahkan langsung ke dalam penghematan biaya proses. Secara lebih luas, blockchain membantu bisnis memangkas biaya dengan menghilangkan perantara (vendor dan penyedia pihak ketiga) yang secara tradisional menyediakan pemrosesan yang dapat dilakukan blockchain.
Baca juga: Benarkah Facebook Tertarik Masuki Blockchain?
3 Pilar teknologi blockchain
Pilar utama blockchain adalah desentralisasi, transparansi, dan immutability. (Sumber: iStock)
Tiga pilar utama teknologi blockchain adalah desentralisasi, transparansi, dan kekekalan (immutability). Penjelasan selengkapnya pilar teknologi blockchain adalah sebagai berikut.
1. Desentralisasi
Pilar pertama blockchain adalah desentralisasi. Karena jaringan terdesentralisasi blockchain, tidak ada satu entitas pun yang dapat mengontrol atau memanipulasi jaringan dengan cara apa pun. Teknologi blockchain dibangun di sekitar jaringan peer-to-peer, atau berarti pengguna reguler dari seluruh dunia, yang dikenal sebagai 'penambang' atau miner, bertanggung jawab atas validasi setiap transaksi. Melalui ini, platform dapat tetap sangat transparan dan pada akhirnya dapat dipercaya, membuat lebih banyak pengguna menjadi mahir dalam mengintegrasikan teknologi blockchain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mereka.
2. Transparansi
Pilar kedua blockchain adalah transparansi. Jaringan blockchain menawarkan transparansi yang tak tertandingi dalam hal buku besar transaksi yang sepenuhnya dapat diaudit dan valid. Semua transaksi di situs tidak dapat dihapus, artinya tidak ada yang dapat mencoba memanipulasi, mengubah, atau menghapus data apa pun yang telah disimpan, setelah divalidasi oleh jaringan.
Jika transaksi akan diubah di jaringan, setiap blok lain dalam sistem juga perlu diubah, yang membuat seluruh proses perubahan transaksi menjadi tidak mungkin. Transparansi ini adalah fitur otomatis yang merupakan bagian penting dari jaringan blockchain, dan ini mengurangi kebutuhan akan check and balances.
Meskipun transparan, namun privasi tetap terjaga karena kepribadian seseorang disembunyikan melalui pengkodean kompleks di blockchain. Misalnya, jika kamu berhasil melihat ke dalam narasi pertukaran seseorang, kamu tidak akan melihat “Ezra Sent 1 BTC”, melainkan “14BexZMoP1gqvSbLZSfYigjUvfcXkroScK sent 1 BTC”.
Baca juga: Coinrail diduga kena hack, Rp 558 miliar lenyap
3. Immutability
Pilar ketiga blockchain adalah immutability atau kekekalan. Secara teknis, blockchain dianggap sebagai basis data yang tidak dapat diubah, yang berarti tidak seorang pun dapat memanipulasi data dalam blockchain. Setiap blok informasi, seperti fakta atau detail transaksi, diproses menggunakan prinsip kriptografi atau nilai hash. Nilai hash tersebut terdiri dari string alfanumerik yang dihasilkan oleh setiap blok secara terpisah. Setiap blok tidak hanya berisi hash atau tanda tangan digital untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk yang sebelumnya. Ini memastikan bahwa blok digabungkan secara retroaktif dan tidak henti-hentinya. Fungsionalitas teknologi blockchain ini memastikan bahwa tidak ada yang dapat mengganggu sistem atau mengubah data yang disimpan ke blok.
Penting juga untuk mengetahui bahwa blockchain terdesentralisasi dan didistribusikan secara alami, di mana konsensus dibuat di antara berbagai node yang menyimpan replika data. Konsensus ini memastikan bahwa orisinalitas data harus dipertahankan. Dapat dikatakan bahwa immutability dalam blockchain adalah sebuah konsep yang memiliki kemampuan untuk mendefinisikan kembali proses audit data secara keseluruhan dan membuatnya lebih efisien, hemat biaya, dan membawa lebih banyak kepercayaan dan integritas pada data.
Blockchain menawarkan berbagai keunggulan pada sektor keuangan yang tidak bisa didapatkan dari cara konvensional. Semua transaksi tercatat dengan baik, tidak ada lagi kesalahan dari manusia maupun mesin, dan transparansinya terjamin. Sistem blockchain juga memiliki skema validasi yang aman. Hal ini amat penting, mengingat transaksi keuangan digital rentan terhadap pembobolan dan kejahatan sejenisnya. Jadi, pengguna tak perlu khawatir lagi saat melakukan transaksi.
Baca juga: Software Bitcoin Mining Terbaik beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk, sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan dan startup ternama menantimu!
Sumber:
- hackermoon.com
- medium.com
- investopedia.com
- hbr.org