Biaya variabel adalah sesuatu yang harus dipahami oleh setiap pemilik bisnis. Biaya variabel adalah istilah akuntansi yang digunakan saat menghitung biaya produksi perusahaan. Menentukan biaya variabel yang terlibat dalam operasi bisnis sangat penting untuk menjaga efisiensi dan profitabilitas. Untuk lebih memahami seluk beluk biaya variabel, simak penjelasan di bawah ini mulai dari definisi, fungsi, contoh, hingga cara menghitung biaya variabel.
Baca juga: 3 Jenis biaya overhead beserta panduan cara menghitungnya
Apa itu biaya variabel?
Biaya variabel adalah biaya yang bervariasi tergantung pada volume aktivitas. (Sumber: Pexels)
Total biaya yang dikeluarkan oleh setiap bisnis terdiri dari biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Biaya variabel adalah biaya perusahaan yang berubah secara proporsional terhadap volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan (produksi perusahaan) atau volume penjualan perusahaan.
Dengan meningkatnya volume produksi dan output, biaya variabel juga akan meningkat. Sebaliknya, ketika lebih sedikit produk yang diproduksi, biaya variabel yang terkait dengan produksi akan menurun. Dengan kata lain, biaya variabel adalah biaya yang bervariasi tergantung pada volume aktivitas. Contoh biaya variabel adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya transaksi, komisi, biasa utilitas, dll. Perlu diingat dan digaris bawahi kembali bahwa selama biaya bervariasi tergantung pada volume aktivitas, itu adalah biaya variabel.
Baca juga: BEP (Break Event Point): Pengertian, konsep, tujuan, 3 komponen, dan cara perhitungannya
Fungsi biaya variabel
Fungsi biaya variabel adalah membantu perusahaan membuat perencanaan. (Sumber: Pexels)
Secara umum, fungsi biaya variabel adalah sebagai berikut:
- Biaya variabel membantu perusahaan membuat perencanaan, menentukan laba jangka pendek, dan mengendalikan sejumlah biaya perusahaan.
- Biaya variabel membantu pengambilan keputusan untuk kepentingan jangka pendek. Sebagai contoh, ketika ada pesanan tambahan, maka biaya produksi harus ditambahkan.
- Biaya variabel berfungsi mengendalikan biaya operasional perusahaan yang sedang berjalan. Bisa disesuaikan dengan kestabilan bisnis perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
- Biaya variabel akan membantu perusahaan dalam memberikan batasan kontribusi yang berguna.
- Biaya variabel dapat membantu perusahaan dalam menentukan sebuah penilaian.
Baca juga: 10 Faktor yang mempengaruhi penawaran dalam perkembangan bisnis
5 Contoh biaya variabel
Salah satu contoh biaya variabel adalah biaya distribusi produk. (Sumber: Pexels)
Seperti yang dibahas sebelumnya bahwa contoh biaya yang termasuk biaya variabel adalah bahan langsung, tenaga kerja langsung, biaya distribusi produk, upah lembur tenaga kerja, dan komisi. Penjelasan selengkapnya contoh biaya variabel adalah sebagai berikut.
1. Bahan langsung
Contoh pertama biaya variabel adalah biaya bahan langsung. Bahan langsung adalah persediaan bahan baku yang dibeli oleh perusahaan manufaktur atau ritel untuk membuat barang jadi atau barang dagangan. Biaya bahan langsung adalah biaya semua item yang digunakan dalam pembuatan suatu produk. Bahan-bahan berwujud ini semuanya harus dapat diukur dan dapat diidentifikasi sebagai kontribusi terhadap produk. Bahan baku dapat berubah apabila ada perubahan target dari produksi barang dan jasa.
2. Tenaga kerja langsung
Selain bahan langsung, contoh kedua biaya variabel adalah biaya tenaga kerja langsung, yaitu upah yang dibayarkan ke tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Biaya ini adalah jumlah yang dibayar kepada pekerja untuk setiap unit yang mereka selesaikan atau jual. Biaya ini juga meningkat atau menurun seiring dengan laju produksi. Biaya tenaga kerja langsung berbeda dengan gaji, karena upah dibayarkan per unit produk, bukan bulanan.
3. Biaya distribusi produk
Contoh selanjutnya biaya variabel adalah biaya untuk mengantarkan produk-produk ke distributor maupun end-user, seperti biaya bensin, driver, dan sebagainya. Biaya distribusi produk termasuk ke dalam biaya variabel karena jumlahnya menyesuaikan kuantitas produk yang didistribusikan.
4. Upah lembur tenaga kerja
Selain biaya tenaga kerja langsung, yang termasuk ke dalam biaya variabel adalah biaya upah lembur tenaga kerja. Biaya ini masuk ke biaya variabel karena tenaga kerja tidak setiap saat kerja lembur. Pemilik bisnis hanya meminta karyawannya lembur pada waktu-waktu tertentu, misalnya ketika sedang mengejar target tertentu.
5. Komisi
Terakhir, yang termasuk ke dalam contoh biaya variabel adalah komisi penjualan. Komisi diberikan kepada tenaga penjual hanya jika mereka menjual produk atau jasa. Jadi, komisi ini jelas merupakan biaya variabel. Komisi penjualan seringkali bervariasi berdasarkan keuntungan perusahaan dan produktivitas karyawan. Komisi dapat dipotong jika perusahaan gagal memenuhi margin keuntungannya atau jika karyawan tidak dapat memenuhi kuota penjualan mereka.
Baca juga: Take home pay: Komponen, cara menghitung, dan 3 contohnya
Bedanya biaya variabel dengan biaya tetap
Perbedaan biaya tetap dengan biaya variabel adalah dilihat dari waktu dan volume. (Sumber: Pexels)
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa total biaya yang dikeluarkan oleh setiap bisnis terdiri dari biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Lalu, apa yang membedakan keduanya? Simak perbedaan antara biaya variabel dengan biaya tetap pada tabel di bawah ini.
Biaya variabel | Biaya tetap | |
Pengertian | Biaya variabel adalah biaya yang berubah secara langsung dan proporsional dengan perubahan tingkat atau volume kegiatan usaha. | Biaya tetap adalah biaya yang tetap konstan untuk jangka waktu tertentu terlepas dari tingkat output. |
Terjadi ketika | Biaya naik/turun berdasarkan output. | Biaya tetap dikeluarkan, bahkan jika output-nya nihil. |
Juga disebut sebagai | Biaya variabel juga disebut sebagai biaya utama atau biaya langsung karena secara langsung mempengaruhi tingkat output. | Biaya tetap juga dikenal sebagai biaya overhead, biaya periode atau biaya tambahan. |
Sifat | Biaya variabel berhubungan dengan volume dan berubah dengan perubahan tingkat output. | Biaya tetap berhubungan dengan waktu yaitu tetap konstan untuk jangka waktu tertentu. |
Contoh | Komisi penjualan, bahan langsung, biaya distribusi produk, biaya kartu kredit, upah staf paruh waktu, dll. | Penyusutan, bunga yang dibayarkan atas modal, sewa, gaji, pajak properti, premi asuransi, dll. |
Baca juga: 5 Contoh format laporan keuangan bulanan Excel
Cara menghitung biaya variabel
Rumus menghitung biaya variabel adalah biaya per unit dikali jumlah total unit. (Sumber: Pexels)
Untuk menghitung biaya variabel, kalikan biaya untuk membuat satu unit produk dengan jumlah total produk yang kamu buat. Rumus untuk menghitung biaya variabel adalah sebagai berikut:
Total biaya variabel = Biaya per unit x jumlah total unit. |
Misalnya, jika biaya untuk membuat satu unit produk adalah Rp10.000,00 dan kamu telah membuat 20 unit, total biaya variabel adalah Rp10.000,00 x 20 atau Rp200.000,00.
Sekian penjelasan mengenai biaya variabel mulai dari definisi hingga cara menghitung biaya variabel. Semoga informasi di atas memberikan pemahaman yang cukup dan bermanfaat untukmu.
Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk, sign up di EKRUT sekarang juga karena banyak peluang kerja dari perusahaan-perusahaan besar menantimu!
Rekomendasi Bacaan:
- 5 Situs Survey Berbayar Untuk Penghasilan Tambahan
- Lakukan Ini Jika Kamu Terlambat Ke Kantor
- IP Address Adalah: Pengertian, Fungsi, 8 Jenis, Dan Cara Melindunginya
- 5 Contoh Pembuka Presentasi Yang Profesional Dan Efektif
- Cari Tahu Peran Tech Lead Dan Skill Yang Dibutuhkan Di Tiket.Com
Sumber:
- Investopedia
- Freshbooks
- Corporate Finance Institute