Biaya hidup di setiap kota mungkin berbeda. Untuk kamu pendatang dari luar Jakarta mungkin membutuhkan informasi mengenai biaya hidup di Jakarta berikut ini.
Baca juga: 5 Cara mengatur keuangan agar bisa beli rumah
Manajemen keuangan yang baik untuk biaya hidup
Ada berbagai macam metode untuk mengatur biaya hidup di Jakarta - Pexels
Biaya hidup adalah cara untuk mengukur kebutuhan hidup saat tinggal di sebuah wilayah seperti negara, kota, maupun desa. Ada beberapa variasi dalam menghitung biaya hidup tergantung siapa yang melakukannya. Namun secara umum, Indeks Harga Konsumen (IHK) digunakan sebagai standar ukuran biaya hidup.
Kini, tersedia kalkulator biaya hidup yang dapat dengan mudah diakses melalui situs online yang dapat membantu kamu melihat rata-rata harga pengeluaran rutin di suatu tempat. Biaya hidup sendiri umumnya dihitung dari pengeluaran barang dan jasa seperti makanan dan minuman, tempat tinggal, pakaian, transportasi, perawatan medis, rekreasi, juga pendidikan dan komunikasi.
Dengan menghitung perkiraan biaya hidup, kamu dapat mengatur manajemen keuanganmu sebelum berencana pindah ke suatu tempat. Setelah menghitung rata-rata pengeluaran yang mungkin kamu habiskan di suatu tempat, kamu dapat membandingkan kota mana yang paling cocok dengan manajemen keuangan pribadi milikmu.
Ada beberapa manajemen keuangan yang dapat kamu praktikkan sebagai berikut:
1. Metode 50/30/20
Salah satu manajemen keuangan yang banyak direkomendasikan adalah metode 50/30/20. Sistem ini dipopulerkan oleh Elizabeth Warren dan Amelia Warren Tyagi di tahun 2005 dalam buku berjudul “All Your Worth: The Ultimate Lifetime Money Plan”.
Cara mengelola keuangan dengan sistem 50/30/20 ini adalah dengan memisahkan 50% untuk kebutuhan pokok (seperti membayar tagihan, cicilan, uang makan juga bensin), 30% untuk kebutuhan sekunder yang bukan prioritas (seperti belanja pakaian atau hiburan), dan 20% untuk investasi.
2. Metode 70-10-10-10
Metode ini dipopulerkan oleh Jim Rohn, seorang pengusaha, penulis, dan pembicara motivasi asal Amerika Serikat. Metode 70-10-10-10 mengajarkan kamu untuk menyisihkan 70% penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk hiburan. Sementara masing-masing 10% penghasilan diperuntukkan untuk tabungan dana masa depan, investasi, dan bersedekah.
3. Metode Kakeibo
Metode yang satu ini banyak dilakukan oleh ibu rumah tangga di Jepang. Kakeibo berarti buku besar atau catatan keuangan rumah tangga. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh jurnalis bernama Makoto Hani di tahun 1904 dan tahun 2017 lewat buku “Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money”.
Berikut beberapa langkah untuk menerapkan metode kakeibo:
a. Kamu perlu mencatat seluruh pemasukan yang kamu terima di awal bulan, pemasukan ini termasuk gaji bulanan dan penghasilan tambahan lainnya.
b. Selanjutnya, kamu perlu menyisihkan uang yang ingin kamu tabung.
c. Berikutnya, kamu akan membagi alokasi uang menjadi beberapa kategori, yaitu:
- Survival atau kebutuhan pokok seperti tagihan, cicilan, uang makan, dan kewajiban lain.
- Optional atau kebutuhan sekunder seperti hiburan, belanja, dll.
- Cultural atau kebutuhan untuk menambah wawasan seperti membeli buku, majalah, atau film.
- Extra atau pengeluaran lain seperti kado, perbaikan rumah, pemeliharaan kendaraan bermotor, dll.
d. Kemudian, kamu akan menyiapkan beberapa amplop untuk menyimpan alokasi dana dari pembagian kategori di atas. Kamu bisa menyiapkan amplop dengan warna berbeda agar tidak tertukar dan jangan lupa untuk mencatat pengeluaran yang kamu lakukan di amplop tersebut.
e. Pada akhir bulan, kamu perlu melakukan evaluasi terhadap semua aktivitas keuangan yang kamu lakukan di bulan tersebut. Cek masing-masing amplop untuk melihat di kategori mana kamu berhasil menghemat uang dan mana yang kamu habiskan lebih dari bujet. Dengan begitu, kamu bisa melakukan penyesuaian dalam manajemen keuanganmu di bulan selanjutnya.
Baca juga: Budgeting Adalah: Pengertian, Manfaat, Langkah, 9 Tips, dan Contohnya
Biaya hidup di Jakarta untuk single dan berkeluarga 2022
Ada berbagai pengeluaran yang harus dipertimbangkan sebagai biaya hidup di Jakarta - Pexels
Jakarta menjadi kota dengan dengan UMP yang cukup tinggi dibandingkan kota lain. Namun hal itu juga berarti Jakarta memiliki biaya hidup yang juga tinggi, bahkan menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan biaya hidup termahal versi Hasil Survei Biaya Hidup tahun 2018. Berikut beberapa pengeluaran biaya hidup di Jakarta yang harus kamu antisipasi untuk single dan berkeluarga.
1. Tempat tinggal
Ada bermacam-macam pilihan tempat tinggal yang dapat kamu pilih di Jakarta seperti rumah milik sendiri, rumah kontrakan, kamar kos, hingga apartemen. Biaya tempat tinggal ini dapat dipengaruhi oleh lokasi hingga keadaan bangunan. Kamar kos dapat menjadi pilihan paling murah untuk mereka yang masih tinggal sendiri.
Biaya kamar kos dengan kondisi standar umumnya berkisar mulai Rp1.500.000. Sementara mereka yang berkeluarga umumnya lebih nyaman memilih rumah atau apartemen sebagai tempat tinggal. Namun, biaya tempat tinggal untuk kedua pilihan tersebut dapat menyentuh kisaran harga mulai Rp3.500.000 per bulan.
2. Biaya makan
Biaya makan dapat menjadi salah satu pengeluaran yang bisa kamu tekan karena biaya makan akan bervariasi tergantung pada nafsu makan kamu. Kamu dapat memilih untuk memasak sendiri atau membeli makan dari luar. Anggap saja kamu mengeluarkan biaya sebesar Rp20.000 untuk tiga kali makan sehari, maka pengeluaran biaya makan kamu setiap bulannya adalah sekitar Rp1.800.000.
Hal ini dapat kamu sesuaikan dengan kebutuhanmu, misalnya dengan memasak sendiri untuk kamu yang berkeluarga atau memilih membeli makan dari luar dengan biaya yang lebih murah. Contohnya, dengan membeli makan di warteg atau warung pinggir jalan.
3. Biaya transportasi
Biaya selanjutnya yang penting untuk direncanakan adalah biaya transportasi. Ada banyak sekali pilihan transportasi di Jakarta. Kamu dapat memilih transportasi umum seperti Commuter Line, MRT, Transjakarta, Angkot, Bajaj, hingga transportasi online. Jika kamu menganggarkan biaya transportasi sebanyak Rp10.000 untuk dua kali perjalanan, maka selama 22 hari kerja kamu akan mengeluarkan biaya sekitar Rp440.000.
Untuk menentukan biaya transportasi ini, kamu dapat membandingkan jumlah pengeluaran jika kamu menggunakan kendaraan sendiri, yang mungkin lebih nyaman tetapi kamu harus membayar bensin dan uang parkir dengan biaya transportasi umum. Jangan lupa juga untuk mempertimbangkan waktu yang akan kamu habiskan di perjalanan.
4. Biaya gaya hidup
Jika kamu ingin menekan biaya hidup di Jakarta, maka kamu perlu menekan biaya gaya hidup seperti belanja, makan di restoran, nongkrong di kafe, hingga nonton bioskop. Kamu tetap bisa menganggarkan biaya gaya hidup ini, namun jika kamu tidak menggunakannya, akan lebih baik jika uang tersebut kamu jadikan tabungan untuk biaya tak terduga lainnya.
5. Biaya lainnya
Biaya lain yang perlu kamu pertimbangkan adalah biaya pulsa, internet, listrik, hingga tagihan dan cicilan. Semakin sedikit pengeluaran yang kamu habiskan, maka akan semakin kecil pula nilai biaya hidup di Jakarta yang akan kamu keluarkan.
Baca juga: 10 Tips menabung yang efektif dan tepat guna untuk dipraktikan
Daftar kota di Indonesia dengan biaya hidup termahal
Hasil Survei Biaya Hidup tahun 2018 melaporkan bahwa biaya hidup di Jakarta menjadi yang termahal di Indonesia - Pexels
Berikut adalah kota-kota di Indonesia yang dianggap memiliki biaya hidup termahal berdasarkan data pengeluaran per kapita selama sebulan oleh Badan Pusat Statistik melalui Hasil Survei Biaya Hidup tahun 2018. Sementara, Hasil Survei Biaya Hidup terbaru akan segera dilakukan di tahun 2022.
1. Jakarta
Jakarta menjadi tujuan bagi banyak perantau sekaligus juga pusat pemerintahan dan bisnis, sehingga kota ini menempati urutan pertama sebagai kota dengan biaya hidup termahal. Jakarta memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp4.446.770, sedangkan total rata-rata pengeluaran rumah tangga adalah sebesar Rp16.897.727.
2. Surabaya
Surabaya menjadi kota berikutnya setelah Jakarta yang menduduki peringkat ini. Surabaya menjadi salah satu kota metropolitan terbesar di Jawa Timur dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp4.240.902 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp16.115.429.
3. Bekasi
Pada posisi berikutnya adalah Bekasi yang memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp4.119.168 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp16.888.582.
4. Depok
Kota berikutnya dari daftar ini masih berasal dari area Jabodetabek, yaitu Depok yang memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.424.560 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp13.335.784.
5. Semarang
Semarang menjadi satu-satunya kota di Jawa Tengah yang masuk ke dalam daftar ini. Semarang memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.257.315 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp13.680.725.
Baca juga: 10 Cara mengatur keuangan yang mudah dan efektif
6. Tangerang
Kota di area Jabodetabek yang masuk ke daftar ini selanjutnya adalah Tangerang dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.287.159 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp12.491.204.
7. Makassar
Posisi berikutnya diisi oleh satu-satunya kota dari Provinsi Sulawesi, yaitu Makassar dengan total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.253.338 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp14.640.022.
8. Metro
Kota berikutnya berasal dari Provinsi Lampung, yaitu Metro. Kota Metro memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.217.451 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp12.226.313.
9. Serang
Selanjutnya adalah Kota Serang yang berada di Provinsi Banten. Serang memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.178.430 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp13.031.561.
10. Banjarmasin
Posisi ke sepuluh dan mengakhiri daftar ini diduduki oleh satu-satunya kota dari Provinsi Kalimantan. Banjarmasin memiliki total rata-rata pengeluaran per kapita sebesar Rp3.168.097 dan total rata-rata pengeluaran rumah tangga sebesar Rp12.038.769.
Baca juga: Kesulitan menabung? Ini cara menabung uang yang efektif
Itu tadi informasi mengenai biaya hidup di Jakarta untuk membantu kamu menghitung manajemen keuanganmu. Kamu sudah menghitung biaya hidup di Jakarta dan ingin pindah ke Jakarta tetapi masih belum memiliki pekerjaan? Yuk, coba daftarkan diri kamu untuk menjadi talent di EKRUT. Semua proses dan bantuan profesional di talent marketplace EKRUT gratis. Kamu – sebagai talent atau employer – bisa langsung direkrut dan merekrut kandidat yang sesuai. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, daftar sekarang di EKRUT!
Sumber:
- blog.amartha.com
- money.kompas.com
- djkn.kemenkeu.go.id