Konflik atau perselisihan memang hal yang bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Termasuk di lingkungan pekerjaan. Perbedaan karakter, ketidaksesuaian pendapat, dan persepsi atas suatu hal bisa menyebabkan konflik di perusahaan.
Konflik seperti ini jika dibiarkan maka dapat memengaruhi suasana dan kelancaran kerja. Jadi, agar tidak semakin larut, ada baiknya kamu cari tahu cara mengatasinya di bawah ini.
1. Redakan emosi
Meredakan emosi akan membantu kamu berpikir lebih jernih - EKRUT
Agar tidak memperburuk situasi, coba redakan emosimu terlebih dahulu. Sebab, konflik tidak akan pernah bisa diselesaikan dengan baik saat kamu dan atasanmu sama-sama mengedepankan emosi dibanding nalar.
Biarkan ketegangan yang ada, turun dan menghilang, sebelum kamu dan atasanmu memulai proses penyelesaian konflik. Setelah itu, kamu dan atasan bisa mulai membicarakan masalah kantor.
Baca juga: Catat, ini 4 cara menghadapi sikap atasan yang menyebalkan
2. Cari akar masalah
Pikirkan alasan yang melatarbelakangi konflik - EKRUT
Sebelum melangkah ke tahap berikutnya, kendalikan emosimu. Kemudian, cari tahu penyebab konflikmu dengan atasan. Pasalnya, kalau emosimu masih meluap-luap, akal sehatmu akan kalah.
Jadi, jika kemarahanmu telah mereda, coba telaah pemicu konflik. Apakah memang murni mengenai pekerjaan semata, atau sampai melibatkan hubungan antarpersonal?
Dengan mengetahui pasti titik awal masalah, kamu pun bisa mulai mencari cara terbaik untuk menyelesaikan konflik. Ingat, jangan pernah melibatkan emosi dalam menemukan pangkal masalah dengan atasanmu.
3. Pertimbangkan waktu dan tempat untuk berbicara
Tentukan waktu yang tepat untuk bicara dengan atasan - EKRUT
Setelah tenang dan memutuskan untuk berbicara dengan atasan, cobalah pertimbangkan kapan waktu dan tempat yang tepat. Sebab, hal-hal seperti ini bisa membuat perbedaan pada reaksi atasan ketika harus mendiskusikan permasalahan tersebut dengan kamu.
Misalnya, cobalah pikirkan apakah atasan kamu akan merasa malu atau marah jika kamu melakukan konfrontasi di depan orang banyak? Atau pertimbangkan apakah saat itu adalah waktu yang tepat untuk membicarakan masalah dengan atasan secara tenang.
Misalnya, hindari membicarakan masalah tersebut sebelum jam makan siang sebab rasa lapar bisa jadi akan memengaruhi emosi dan pengambilan keputusan saat kamu hendak membicarakannya dengan atasan.
4. Sampaikan pendapat
Sampaikan pendapatmu dengan bahasa yang santun dan tetap menjaga profesionalisme - EKRUT
Dalam proses pembicaraan antara atasan dengan karyawan bawahan, kedua pihak harus mau mendengar setiap pendapat, kritikan, dan saran yang dikatakan pihak lain. Jika kamu seorang atasan, jangan munculkan ego sebagai seorang atasan. Silakan sampaikan pendapatmu kepada atasan.
Dengarkan juga setiap pandangan dan kritikan yang diberikan atasan kamu. Ini merupakan proses sharing pendapat yang harus dijauhkan dari kepentingan pribadi. Hindari juga pandangan salah atau benar sepanjang proses berbagi pendapat ini. Sebab, hal itu hanya akan memicu konflik berikutnya.
Baca juga: 5 Strategi manajemen konflik perusahaan yang efektif dilakukan
5. Temukan solusi bersama
Fokuslah mencari solusi atas permasalahan yang ada - EKRUT
Inti dari proses pembicaraan dalam mengatasi konflik antara atasan dan bawahan adalah sama-sama mencari solusi terbaik. Baik atasanmu maupun kamu, harus mau menampung setiap aspirasi. Setelah itu, pikirkan solusi berdasarkan masukan masing-masing pihak.
Usahakan tidak hanya mendapatkan satu solusi dari konflik yang terjadi. Diskusikan alternatif solusi, seandainya solusi pertama tidak berjalan dengan baik. Butuh rasa saling percaya yang besar dari kedua belah pihak, agar bisa menjalankan solusi yang sudah disepakati. Rasa percaya dapat kembali menumbuhkan hubungan sehat antara kamu dan atasanmu.
Jadi, jika kamu memiliki masalah dengan atasan, usahakan tidak membiarkannya berlarut-larut. Cari penyebab masalah dan selesaikan bersama. Kemudian, kembalilah bekerja secara profesional.
Sumber:
- monster.ca
- themuse.com