Para penggemar produk-produk Apple Inc. sebelumnya meramalkan bahwa penjualan yang lesu di Tiongkok akan membebani laporan keuangan perusahaan tersebut, yang dirilis Selasa, 1 Mei 2018. Namun nyatanya, sang produsen iPhone malah membawa sebuah kejutan.
Tak disangka, pertumbuhan pendapatan Apple di kawasan Tiongkok pada kuartal yang lalu mencapai 21 persen. Angka ini menjadi kenaikan terbesar yang dihitung secara year-on-year (yoy). Memang sih, Apple tidak mencetak rekor baru untuk penjualan iPhone di Kawasan tersebut. Namun tetap saja, Chief Executive Apple Tim Cook seperti dikutip marketwatch menyebut perusahaan membukukan catatan yang mengesankan di Tiongkok.
Semua berkat iPhone
iPhone X berkontribusi besar terhadap pendapatan perusahaan, setelah menjadi ponsel paling laris di Tiongkok. Ternyata, ponsel ultra-premium itu banyak dicari di sana. Hal ini pada akhirnya mampu mendongkrak pangsa pasar Apple secara global.
Sumbangsih dari App Store
Selain pada iPhone, Apple harus berterima kasih pada App Store. Analis Morgan Stanley, Katy Huberty mengungkapkan, perusahaan bisa meraih pendapatan yang sangat baik di Tiongkok karena kuatnya kinerja App Store. Bahkan, Tim Cook pun mengatakan tingginya angka pertumbuhan di Kawasan itu pun berkat andil dari App Store, Apple Music, dan Apple Care.
Dalam paparannya, Huberty menyebut pendapatan App Store di Tiongkok bahkan mencapai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 13,9 triliun!
Pendapatan lainnya
Pendapatan lainnya yang turut menopang kinerja cemerlang Apple adalah penjualan Apple Watch serta earphone AirPods. Tim Cook menjelaskan, penjualan Apple Watch telah berhasil memecahkan rekor baru pada kuartal terakhir. Namun sayangnya, ia tidak memberikan informasi lengkap mengenai hal tersebut.
Sempat diragukan
Rapor baik yang ditorehkan Apple ini luput dari prediksi sejumlah analis. Sebelumnya, beberapa analis meragukan kemampuan Apple untuk kembali merebut pasar di Tiongkok. Keraguan itu sebenarnya sangat mendasar. Sebab, dalam beberapa kuartal sebelumnya, perusahaan mengalami penurunan pertumbuhan.
Analis dari UBS, Steven Milunovich dulu meramalkan, Apple hanya mampu membukukan pertumbuhan yang nyaris stagnan di Tiongkok. Sementara itu, analis Morgan Stanley, Katy Huberty sempat memperingatkan akan pelemahan lebih lanjut bagi Apple di Tiongkok.
Prestasi Apple ini sudah pasti mendongkrak nilai sahamnya, yang menguat 3,5 persen setelah laporan keuangan kuartalannya dirilis. Selama 12 bulan belakangan, sahamnya telah meroket 15 persen, berdasarkan data dari Dow Jones.
Sumber:
marketwatch