Kata bad mood menggambarkan suasana hati atau emosi yang berubah dengan cepat dari senang menjadi sedih. Istilah ini umum digunakan di keseharian, baik dalam percakapan sehari-hari hingga di media sosial. Terkadang, istilah ini sering tumpah tindih dengan mood disorder yang lain. Padahal, bad mood berbeda dengan mood disorder. Meski populer, faktanya masih banyak orang yang belum mengerti apa arti kata dari bad mood. Kamu bisa simak penjelasan singkat berikut ini.
Apa itu bad mood?
Bad mood merujuk pada suasana hati yang buruk (Sumber: Freepik)
Bad mood diambil dari kata dalam bahasa Inggris yaitu “bad” dan “mood”. Secara umum, jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, kata “bad” berarti ‘buruk’, sedangkan “mood” berarti ‘suasana hati’ atau ‘emosi’. Sehingga, jika dimaknai secara literal arti bad mood merujuk pada suasana hati yang baru.
Namun, perlu kamu ketahui bahwasannya bad mood bukan hanya sekedar suasana hati yang buruk ketika sedang sedih atau marah. Kondisi ini dapat ditunjukkan sebagai reaksi seseorang yang negatif terhadap suatu hal. Bad mood juga sering disertai dengan hilangnya gairah untuk melakukan suatu pekerjaan.
Sebelum terjadinya bad mood, ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini. Setelah memahami arti bad mood dan faktor penyebabnya, barulah kamu bisa mengatasi bad mood yang benar.
Baca juga: Menarik, ini 7 pekerjaan yang cocok untuk orang sensitif
Apa saja penyebab bad mood
Suka bad mood? Barangkali kamu kurang tidur (Sumber: Freepik)
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab seseorang mengalami bad mood, mulai dari faktor internal hingga eksternal. Bahkan, tanpa sadar kamu sendiri melakukan kebiasaan yang berpotensi merusak hati. Kamu pun baru bisa mengatasinya setelah tau pasti apa penyebabnya.
Jika bad mood hanya muncul sesekali terjadi, maka hal tersebut dianggap wajar. Namun, jika kondisi ini muncul secara berulang, maka patut diwaspadai. Terlebih, jika sudah mengganggu aktivitas atau kehidupan secara keseluruhan.
1. Kurang tidur
Pola tidur tentu berpengaruh terhadap mood. Jika jam tidur kurang, maka cenderung berisiko mengalami bad mood. Maka itu, tidak heran bahwa seseorang yang mengidap gangguan tidur seperti apnea akan lebih sering mengalami perubahan suasana hati.
2. Gangguan pada kesehatan mental
Siapa sangka bahwa kondisi kesehatan mental seseorang bisa menyebabkan bad mood. Masalah mental yang dikaitkan, termasuk gangguan bipolar, gangguan siklotimik, gangguan depresi mayor, distimia, gangguan kepribadian, hingga gangguan disregulasi suasana hati. Bahkan, pengidap Skizofrenia, ADHD, hingga Depresi juga berpotensi mengalami bad mood.
3. Penyakit tertentu
Tidak hanya mental, faktor kesehatan juga tak luput menjadi sorotan penyebab bad mood. Beberapa gangguan kesehatan seperti demensia, gegar otak, stroke, diabetes, penyakit parkinson, kelainan kelenjar tiroid, hingga masalah pada sistem saraf pusat berpotensi bagi penderitanya untuk mengalami bad mood.
4. Cuaca
Cuaca juga bisa mengambil peran dalam mempengaruhi mood seseorang. Cuaca yang cerah disinyalir bisa membuat suasana hati menjadi lebih baik, ceria, dan bahagia. Sebaliknya, cuaca yang mendung disertai hujan bisa membuat suasana seseorang merasa lebih sedih atau muram.
5. Kurang olahraga
Olahraga bisa menjadi satu kegiatan untuk melepas hormon perasaan yang mengatur baik. Maka itu, kebiasaan berolahraga berpengaruh terhadap kondisi suasana hati seseorang. Tidak berolahraga akan membuat tubuh kaku dan tegang. Melakukan olahraga secara teratur terbukti meningkatkan hormon endorfin dan serotonin yang berperan penting dalam meningkatkan suasana hati.
Baca juga: Manfaat “me time” bagi kesehatan mental
5 Cara mengatasi bad mood
Tips yang bisa kamu terapkan untuk atasi bad mood (Sumber: Freepik)
Beruntung bahwa mengatasi bad mood tidak begitu sulit jika kamu mau melakukan beberapa hal. Sejumlah tips berikut bisa kamu terapkan sendiri dimanapun dan kapan pun. Simak tips mudah ini.
1. Makan
Secara teoretis, melakukan hal apa pun yang kamu suka bisa meningkatkan suasana hati, namun makanan bekerja dengan cara yang berbeda. Pertama, ia meregenerasi nutrisi yang hilang sepanjang hari. Suasana hatimu mungkin buruk karena belum makan dan kadar gula darahnya rendah. Seharusnya, merasa lebih baik setelah makan sedikit.
Ternyata, ada kemungkinan bahwa asam lemak dapat memiliki efek positif pada emosi. Jika kamu tidak menyukainya, maka bisa mengganti dengan makan makanan pedas yang diketahui melepas hormon endorfin, dorongan yang juga didapatkan dari berolahraga. Namun, tetap berhati-hati agar tidak berlebihan.
2. Rutin berolahraga
Berolahraga mampu meningkatkan endorfin dan secara alami dapat mengubah suasana hati dari buruk menjadi baik dalam hitungan beberapa menit. Kamu bisa mulai dengan gerakan olahraga tingkat sedang atau tinggi. Ketika mulai kesusahan dalam bernapas, tubuh melepaskan endorfin yang dikaitkan dengan perasaan bahagia.
3. Mendengarkan musik
Musik bisa memicu pelepasan dopamin ke otak. Ini berkaitan dengan perasaan yang menyenangkan dan kemudian bisa mengubah suasana hati yang cemberut menjadi ceria dengan lagu yang rata-rata berdurasi sekitar tiga menitan. Cukup mudah, bukan?
4. Melakukan hal yang disukai
Melakukan hal yang kamu sukai terbukti efektif dalam mengatasi bad mood. Kamu bisa saja mulai untuk meluangkan waktu dengan mendengarkan musik, melukis, atau melakukan hobi lainnya. Saat melakukan hal yang disuka, perlahan perasaan akan menjadi lebih tenang dan senang.
5. Meluapkan perasaan yang tengah dialami
Dengan berusaha untuk tidak membohongi diri sendiri, mengakui, dan meluapkan perasaan yang tidak menyenangkan bisa membuat keadaan sedikit lebih lega. Perasaan bad mood pun perlahan akan menghilang. Kamu pun juga bisa mencurahkan suasana hati yang sedang buruk dengan cerita pada teman atau orang yang dipercaya.
Baca juga: Pentingnya kesejahteraan karyawan bagi kualitas pekerja
Dampak jika terlalu sering mengalami bad mood
Tips yang bisa kamu terapkan untuk atasi bad mood (Sumber: Freepik)
Beberapa dari Psikolog percaya bahwa suasana hati yang buruk berasal dari penipisan ego. Ide yang didirikan oleh Roy Baumeister menyarankan ketika orang menggunakan kemauan keras mereka untuk menghindari godaan, maka akan menguras sumber daya kognitif. Akibatnya, jika kamu menahan sesuatu, maka lebih baik untuk mengatakannya saja.
Pada dasarnya, semakin keras kamu mendorong pikiran untuk menghindari sesuatu, semakin besar kemungkinan suasana hati berubah menjadi jengkel. Kondisi bad mood menyebabkan tekanan darah berfluktuasi hingga meningkatkan kadar hormon kortisol. Dalam beberapa kasus, kondisi ini juga merupakan cerminan dari reaksi stres akut.
Tidak hanya membuat tekanan darah berfluktuatif, tapi juga berpengaruh pada cara kerja pencernaan yang memburuk hingga memperburuk kondisi jantung. Suasana hati yang buruk secara berkepanjangan juga mempengaruhi sudut pandangmu, sehingga dapat memandang sesuatu jadi lebih sempit.
Baca juga: Ini 7 manfaat tidur siang di kantor yang tingkatkan performamu
Pada dasarnya, suasana hati seseorang tidak mungkin selamanya merasakan tenang dan bahagia. Ada kalanya, kamu tetap mengalami bad mood. Namun, situasi dan kondisi akan berjalan lebih baik jika kamu memahami dan mengerti cara mengatasinya. Sehingga, kemampuan dalam mengendalikan emosi berkembang menjadi jauh lebih baik.
Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, kalau kamu ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, yuk sign up di EKRUT sekarang!
Sumber:
- lifehacker.com
- health.usnews.com
- sehatq.com
- plus.kapanlagi.com