Kita tentunya sering mendengar istilah “agent of change” dalam beberapa aspek kehidupan atau berkomunitas. Istilah ini umum dipakai di ranah pendidikan maupun sebuah iklim perusahaan. Namun, mari kita lebih mendalami tentang apa itu agent of change beserta karakteristik dan cara untuk menjadi individu yang membawa perubahan lewat ulasan berikut ini.
Pengertian agent of change
Agent of Change merupakan agen perubahan yang berperan penting bagi pengembangan organisasi (Sumber: Pexels)
Menurut Fred C. Lunenburg lewat artikelnya, agent of change diartikan sebagai individu atau kelompok yang melakukan tugas dengan memulai atau mengelola perubahan dalam suatu organisasi. Agent of change dapat bersifat internal seperti mahasiswa, pengajar, manajer, karyawan, dan berbagai subjek internal dalam institusi. Selain itu, agent of change juga dapat berasal dari ranah eksternal seperti lewat jasa konsultan dan sejenisnya.
Agent of change juga dapat diartikan sebagai agen perubahan berupa individu atau kelompok yang membantu atau merevitalisasi suatu institusi/organisasi dalam menanggapi perubahan keadaan. Sosok agent of change umumnya dapat memperbaiki situasi atau berperan dalam pencarian solusi saat suatu organisasi atau institusi mengalami kesulitan beradaptasi dengan perubahan.
Secara umum, agent of change merupakan sosok yang menginisiasi suatu perubahan atau bertindak sebagai katalis untuk sebuah proses perubahan dalam suatu institusi. Agent of change berperan membantu organisasi untuk mengubah cara kerja, pengelolaan, dan menginspirasi orang lain untuk mau berkembang.
Seorang atau sekelompok agent of change akan mempromosikan, memperjuangkan, mengaktifkan, dan mendukung implementasi perubahan dalam suatu organisasi atau institusi secara bertahap dengan ide-ide segar di luar kebiasaan.
Baca juga: 8 Contoh Self Management Skills untuk Menunjang Karier
Karakteristik agent of change (AoC)
Seorang agent of change memiliki karakter empati dan memahami kesulitan orang lain (Sumber: Pexels)
Seperti yang telah tersirat pada penjelasan di atas, seorang agent of change umumnya memiliki beberapa karakteristik tertentu yang mendorongnya untuk mau menginisiasi suatu perubahan. Karakteristik ini umumnya akan berdampak pada orang-orang di sekitarnya atau pada organisasinya secara khusus.
Adapun beberapa karakteristik agent of change merujuk pada Lunenburg adalah sebagai berikut:
- Empati, seorang agent of change memiliki karakter empati atau memahami perasaan orang lain. Lewat empati ini seorang agent of change mampu melihat situasi dan kondisi orang lain atau organisasi dan lantas membangun komunikasi atau pemahaman tentang perubahan yang dibutuhkan bersama.
- Memahami keterkaitan, seorang agent of change bukanlah seorang individu lone wolf yang bergerak sendiri dalam suatu perubahan. Ia lebih memahami keterkaitan antar pihak dan juga mendukung berjalannya kolaborasi antar pihak tersebut untuk mewujudkan suatu perubahan yang berarti.
- Kedekatan, seperti halnya keterkaitan, seorang agent of change memahami pentingnya kedekatan atau keintiman antar pihak dalam suatu organisasi. Hal in dibutuhkan untuk menyelaraskan pemahaman untuk perubahan. Semakin besar kedekatan antar pihak, maka semakin besar pula potensi perubahan akan berhasil.
- Keterbukaan, seorang agent of change sudah tentu adalah orang yang terbuka. Keterbukaan dalam segala masukan dan tanggapan dari berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan suatu perubahan.
- Manajemen, selain memiliki karakteristik terbuka, seorang agent of change harus mampu mengelola segala sesuatu dengan baik termasuk birokrasi, entah itu perencanaan maupun strategi sumber daya manusia dalam suatu organisasi. Seorang agent of change umumnya bisa menempatkan pihak-pihak tertentu pada porsinya untuk mewujudkan perubahan secara kolaboratif.
Baca juga: 10 Tips Pengembangan Diri yang Dapat Menunjang Kariermu
Mengapa perlu menjadi agent of change di sebuah perusahaan?
Agent of Change diperlukan sebuah perusahaan untuk mendapatkan masukan dan strategi pengembangan baru (Sumber: Pexels)
Pertanyaan di atas mungkin amat mudah dijawab dengan kalimat seperti:
- Tentu saja perlu, sebab sebuah perusahaan harus terus berkembang seiring zaman dan perkembangan teknologi maupun ekonomi.
- Agent of change diperlukan oleh sebuah perusahaan karena dapat berperan dalam mengembangkan arah dan tujuan perusahaan di masa mendatang agar tidak stagnan dalam satu titik strategi tertentu
Namun, lebih daripada jawaban-jawaban di atas, seorang agent of change diperlukan dalam sebuah perusahaan oleh karena beberapa alasan lain seperti berikut ini:
1. Mengubah sistem yang usang
Beberapa perusahaan atau institusi umumnya terjebak pada kemapanan sebuah sistem yang nyatanya sudah usang atau tertinggal oleh zaman. Berbagai kemudahan teknologi di era digital perlu diperkenalkan kepada perusahaan-perusahaan macam ini.
Contohnya adalah perubahan pada sistem transportasi di Indonesia, di mana perkeretaapian di Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam satu dasawarsa terakhir lewat sosok agent of change yang mampu membenahi manajemen kereta api.
Hal semacam ini perlu dilakukan oleh seorang agent of change, baik dari internal maupun eksternal. Perubahan radikal pada suatu sistem akan menunjang pergerakan perusahaan dalam mengambil ceruk pasar yang perlahan meninggalkannya.
2. Menjadi pelopor penggunaan teknologi
Seorang agent of change adalah orang yang peka terhadap perubahan dan potensi kemudahan. Hal ini amat diperlukan suatu perusahaan atau badan usaha, baik kecil maupun menengah untuk dapat terus bersaing di pasaran.
Kita mengenal beberapa aplikasi pemesanan hotel berbasis daring yang memudahkan konsumen untuk bepergian ke luar kota bahkan ke luar negeri. Hal ini dapat digunakan oleh manajemen sebuah penginapan di pedesaan untuk mengembangkan kembali properti mereka lewat bantuan teknologi semacam ini.
Dibutuhkan agent of change yang cakap dan berani menjelaskan secara sederhana untuk menerapkan teknologi semacam ini kepada orang lain dengan gap teknologi tertentu.
Baca juga: Kenali Emotional Intelligence dan 6 Cara Meningkatkannya
3. Menjadi analis
Selain aktif dalam perubahan, agent of change diperlukan oleh perusahaan atau badan usaha untuk menganalisis berbagai proses, baik di dalam maupun di luar perusahaan. Analisis perlu untuk proses perubahan struktur maupun efisiensi operasional. Begitu pula, agent of change juga berperan dalam sistem analisis, riset, studi kebijakan, dan berbagai pendekatan analitis lainnya.
4. Memberi masukan dan umpan balik
Baik dalam ranah internal maupun eksternal, seorang agent of change juga memiliki kecakapan dalam memberi masukan dan umpan balik. Hal ini berkaitan dengan kemampuannya dalam observasi dan analisis tadi. Dengan mengamati dan memperhitungkan beberapa strategi tertentu, seorang agent change dapat memberi masukan terhadap organisasi untuk dapat berproses secara efektif dan efisien secara bisnis.
Tugas dan tanggung jawab agent of change
Seorang agent of change bertugas dan bertanggung jawab pada ranah konsultasi (Sumber: Pexels)
Seperti yang telah dijabarkan sebelumnya, seorang agent of change memiliki beberapa tugas dan tanggung jawab untuk dapat mengimplementasikan ide mereka pada suatu perubahan. adapun tugas dan tanggung jawab itu meliputi tiga hal utama sebagai berikut:
- Konsultasi, tugas dari agent of change yang utama adalah bertindak sebagai konsultan. Tugas ini memberi tanggung jawab pasif bagi seorang agent of change untuk membantu organisasi atau pihak tertentu dalam menemukan solusi dari suatu permasalahan. Tugas konsultasi ini bergantung pada kemampuan observasi dan analisis mumpuni dari seorang agent of change.
- Pelatihan, seorang agent of change juga memiliki tugas untuk melatih atau menjadi mentor bagi pihak-pihak tertentu dalam suatu organisasi. Hal ini dapat diimplementasikan sesuai praktik jabatan seperti manajer atau kepala bagian atau sekadar membantu anggota organisasi untuk mempelajari keahlian baru.
- Riset, tugas aktif dari seorang agent of change adalah riset. Hal ini meliputi observasi, analisis, dan perencanaan aksi, serta evaluasi terhadap strategi tertentu dalam organisasi. Dari riset ini pula nantinya tanggung jawab agent of change sebagai konsultan dapat dilakukan dengan basis data yang kuat.
Baca juga: 12 Cara Menjadi Manajer yang Baik dan Sukses
Cara menjadi agent of change (AoC)
Seorang agent of change harus menyadari bahwa mereka tidak bisa bekerja sendiri (Sumber: Pexels)
Untuk dapat menjadi agent of change yang mumpuni, kita dapat mempelajari beberapa tips berikut ini:
1. Fokus pada kolaborasi
Seperti yang telah disebut sebelumnya bahwa agent of change bukanlah lone wolf yang bergerak sendiri untuk mewujudkan perubahan. Seorang agent of change memerlukan semua pihak untuk menentukan arah perubahan dan mengimplementasikannya secara konsensus.
Oleh karena itu, untuk menjadi seorang agent of change yang baik, kita perlu memahami bahwa fokus perubahan berada pada fondasi kolaboratif. Satu orang memberi ide dan memicu ide-ide baru atau solusi kreatif dan orang lain akan menanggapinya sebagai suatu proses.
Seorang agent of change tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada semua pihak, tapi bagaimana mengomunikasikan ide dan solusi untuk dapat dikerjakan bersama.
2. Mencari solusi dengan pendekatan holistik
Seorang agent of change yang baik tidak bisa hanya terpaku pada penyelesaian masalah secara parsial. Ia harus dapat menganalisis dan menemukan solusi dari pendekatan holistik atau menyeluruh. Hal ini dapat dilakukan dengan memahami berbagai peran para pihak dari berbagai bagian atau departemen dalam organisasi dan melakukan sinkronisasi.
Penyelarasan menyeluruh dalam menentukan arah atau strategi perubahan diperlukan agar solusi dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Menyelesaikan suatu masalah perlu dilakukan hingga ke akarnya, oleh karena itu seorang agent of change tidak bisa berpuas diri dalam penyelesaian satu masalah saja.
3. Fokus pada ide dan inisiatif
Satu hal utama yang dimiliki oleh seorang agent of change adalah inisiatif untuk menerapkan ide. Tidak semua orang yang memiliki ide mampu berinisiatif untuk menerapkan pemikirannya pada orang lain atau komunitas di sekitarnya. Hal semacam ini membutuhkan keberanian dan kecakapan tertentu, dan seorang agent of change dituntut mampu mewujudkannya.
Dengan adanya inisiatif inilah nantinya seorang agent of change dikenal lewat ide dan terobosannya. Selain itu, ide yang disampaikan dan menerima tanggapan akan lebih baik daripada ide terpendam. Kritik dan masukan terhadap ide bukanlah hal buruk untuk suatu perubahan.
Baca juga: 5 Fungsi Manajemen Sebagai Dasar Membangun Perusahaan
Itulah tadi hal-hal menarik terkait agent of change yang perlu kita pahami bersama. Dalam kehidupan berorganisasi atau dalam suatu perusahaan, peran agent of change amat dibutuhkan agar sebuah usaha tidak stagnan dan jalan di tempat.
Mungkin, beberapa perusahaan tetap bisa meraup keuntungan dengan sistem operasional stagnan, namun bisa jadi peran agent of change dapat menggandakan keuntungan itu lewat efisiensi operasional.
Bagi kamu yang merasa dirimu adalah agent of change dan tengah mencari pekerjaan, maka EKRUT bisa menjadi jalan keluar bagimu. Kamu bisa mendaftar lewat EKRUT untuk mendapatkan kesempatan direkrut oleh berbagai perusahaan bonafide yang mencari kandidat baru dengan kemampuan relevan denganmu.
Kamu hanya perlu menyiapkan CV terbaikmu dan lantas klik tautan di bawah ini untuk langsung mendaftar lewat EKRUT.
Sumber:
- naaee.org
- whatfix.com
- study.com