Perusahaan investasi dari Inggris Actis, sedang mendiskusikan rencana keluar (exit plan) dari investasinya terhadap perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan internasional yakni, Singapore Intercultural School (SIS).
Rencananya proses penjualan saham tersebut akan dimulai pada kuartal kedua tahun 2020. Akan tetapi, proses diskusi sudah dimulai dari sekarang dengan beberapa pihak, termasuk dengan perusahaan ekuitas swasta dan global lainnya.
SIS sendiri didirikan pada 1996 oleh Jaspahl Sindhu. Sekolah ini merupakan sekolah internasional yang menawarkan sistem pembelajaran K-12.
Baca juga: Pinjaman Biaya Pendidikan Pintek, Raih Pendanaan Pra-Seri A
Dalam perjalanan bisnisnya, sekolah SIS cukup berkembang pesat karena telah banyak berdiri di berbagai negara Asia seperti di Korea Selatan, India, Myanmar dan Indonesia. Diperkirakan jumlah muridnya mencapai 4.000 siswa.
Tahun depan, SIS Group akan memperluas lagi ekspansinya ke China, Afrika dan di beberapa negara yang pernah ada seperti India dan Myanmar.
Di Indonesia sendiri saat ini sudah ada sekitar tujuh sekolah. Tahun depan perusahaan menargetkan untuk membuka kembali sekolah di beberapa wilayah di Tanah Air seperti Surabaya, Makassar, Bandung, Kalimantan dan membuka cabang baru di Jakarta.
Pada tahun 2004, SIS Group sempat menerima pinjaman dari International Financial Corporation (IFC) yang merupakan anggota Bank Dunia guna membangun sekolah di wilayah Jawa dan Sumatera.
Sementara, pada 2016 SIS Group menerima perpanjangan pendanaan sekitar USD 20 juta dengan Abraaj Group sebagai sponsor utama proyeknya.
Rekomendasi Bacaan:
- 5 kursus online bersertifikat untuk perkaya resume Anda
- Dua investor dari Belanda beri pendanaan ke Modalku
- Mengenal ragam istilah pendanaan dalam dunia startup
Sumber:
- Dealstreetasia.com