Ada ragam istilah di dalam akuntansi, selain debit dan kredit, accrued expense merupakan hal yang cukup akrab dalam pengaturan finansial perusahaan. Agar kamu semakin paham, berikut adalah penjelasan lengkap mengenai accrued expense, jenis-jenisnya, perbedaannya dengan account payable, hubungannya dengan akuntansi, hingga contoh kasusnya.
Apa itu accrued expense?
Accrued expense adalah estimasi beban pengeluaran wajib perusahaan (sumber: pexels)
Accrued expense adalah beban pengeluaran wajib bagi perusahaan yang besarannya akan tetap dicatat di dalam catatan keuangan meski perusahaan belum membayarnya. Beban ini akan dicatat selama periode akuntansi yang dikeluarkan organisasi. Namun, karena pembayarannya belum dilakukan dan nilai bebannya mungkin akan lebih besar atau lebih kecil, maka setelah pembayaran akuntan akan melakukan penyesuaian entri di buku besar setelah transaksi telah terjadi.
Adapun manfaat accrued expense adalah pencatatan ini dapat menjadi gambaran bagi perusahaan dalam menetapkan estimasi kewajiban yang perlu dikeluarkan perusahaan dalam satu periode. Sehingga, perusahaan dapat mempersiapkan dana sejak awal.
Baca juga: Apa itu Akuntan? Yuk, Cari Tahu Mulai dari Pengertian Hingga Kode Etiknya!
5 Jenis biaya yang termasuk accrued expense
Gaji termasuk ke dalam catatan accrued expense. (sumber: pexels)
Terdapat banyak beban pengeluaran yang termasuk ke dalam jenis accrued expense. Adapun biaya yang termasuk accrued expense adalah sebagai berikut.
1. Sewa kantor
Jenis biaya yang pertama dalam accrued expense adalah biaya sewa kantor. Bagi perusahaan yang masih menyewa kantor per bulan atau per tahun, maka biaya ini termasuk beban yang masih harus dibayar di kemudian hari. Meski belum dibayarkan, namun ini merupakan kewajiban pasti perusahaan. Oleh karena itu, beban ini akan masuk ke dalam pencatatan accrued expense perusahaan.
2. Gaji
Periode pembukuan akuntansi berakhir tak jarang berakhir sebelum tanggal pembayaran gaji, sehingga gaji yang akan dibayarkan kepada karyawan setelah periode akuntansi harus dicatat sebagai beban yang masih harus dibayar. Jika perusahaan melacak pengeluaran dalam catatan keuangan mereka, maka pengeluaran tersebut akan masuk ke dalam accrued expense.
3. Pembeliaan yang yang sudah diterima
Selain itu, yang termasuk ke dalam accrued expense adalah pembelian yang sudah diterima oleh perusahaan. Barang maupun jasa yang dibeli oleh perusahaan dari pihak vendor dengan sistem PO atau purchase order, maka biayanya sudah diketahui sejak awal. Meskipun invoice belum ditagihkan, perusahaan memiliki gambaran biaya yang harus dikeluarkan ketika invoice sudah diterima dari vendor. Maka beban ini dapat masuk ke dalam accrued expense.
4. Pajak atau utang bunga
Walaupun pembayarannya belum ditagihkan, tapi biaya utang bunga dan pajak sudah dapat diperkirakan oleh perusahaan sejak awal, Sehingga beban ini masuk ke dalam jenis accrued expense.
5. Beban lain
Selain beberapa jenis di atas, biaya bonus, tunjangan, hingga peralatan kantor juga termasuk ke dalam accrued expense.
Baca juga: Cost Accounting (Akuntansi Biaya) adalah: Pengertian, Jenis, dan 5 Fungsinya
Hubungan accrued expense dengan akuntansi
Akuntansi kas dan akuntansi akrual (sumber: pexels)
Ada dua jenis akuntansi yang berhubungan dengan accrued expense, yaitu akuntansi kas dan akuntansi akrual. Akuntansi kas umumnya hanya menyimpan catatan transaksi yang menghasilkan pertukaran uang tunai. Akuntansi berguna untuk mencatat secara ketat pertukaran kas, meskipun dapat berpotensi menghasilkan representasi yang tidak akurat dari saldo pendapatan, keuntungan maupun kerugian, dan pendapatan. Sedangkan akuntansi akrual melacak keuntungan dan pengeluaran perusahaan. Akuntansi akrual akan memungkinkan mu untuk memperhitungkan pengeluaran secara akurat.
Baca Juga: Business Plan: Tujuan dan 6 Panduan Lengkapnya
Ini bedanya accrued expense dengan account payable
Account payable dan accrued expense berbeda meski nampak sama. (sumber: pexels)
Meski account payable dan accrued expense nampak serupa dan sama-sama dicatat di bawah kewajiban neraca perusahan, ternyata keduanya tidaklah sama.
Account payable merupakan utang usaha yang menjadi kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga dan utang ini harus dibayarkan dalam kurun waktu tertentu. Account payable memiliki angka yang lebih pasti dibandingkan dengan accrued expense. Pasalnya, perusahaan telah mencatat berdasarkan invoice yang diterima dari pihak ketiga atau supplier.
Periode pembayaran utang ini umumnya memiliki jangka waktu enam bulan hingga setahun dari tanggal pembelian. Tujuan dari account payable ini adalah untuk mendokumentasikan pembayaraan yang akan terjadi untuk memastikan pihak ketiga dibayarkan tepat waktu. Pencatatan ini merupakan hal yang penting untuk menilai kondisi finansial perusahaan. Berbeda dengan accrued expense, beban akan dicatat berdasarkan estimasi. Dengan demikian, jumlahnya bisa kurang ataupun lebih dibandingkan account payable.
Baca Juga: Marketing Plan: Tujuan, Panduan Membuat, dan 3 Contohnya
Contoh kasus accrued expense
Biaya yang harus dibayar setelah periode akuntansi. (sumber: pexels)
Agar kamu lebih paham, berikut adalah contoh dari accrued expense.
- Perusahan A merupakan perusahaan pengemasan yang beroperasi di suatu ruangan kantor yang besar. Guna menyesuaikan ruangan dengan jenis usaha, maka perusahaan akan membutuhkan beberapa perbaikan atau penambahan alat. Mulai dari instalasi listrik hingga layout kantor. Perusahaan pun menyewa tukang listrik dan tukang bangunan yang harus menyelesaikan pekerjaannya pada tanggal 28 Maret. Namun, kedua tukang tersebut mengirim invoice ke perusahaan A pada tanggal 10 April sebesar Rp24.000.000. Karena invoice akan dikirim setelah periode akuntansi, maka perusahaan perlu menambah kewajiban terkait sebelum periode berakhir. Kewajiban ini pun masuk ke dalam pencatatan accrued expense. Jika masih ada beban tambahan yang harus dibayar di kemudian hari, maka jumlahnya dapat disesuaikan ketika perusahaan menerima invoice.
- Selanjutnya, perusahan travel memiliki saldo Rp125.000.000 di dalam biaya yang masih harus dibayar dalam bentuk pembayaran kredit bangunan. Berdasarkan kondisi ini, akuntan dapat memilih untuk merinci biaya ini dalam pembukuan keuangan perusahaan. Meski beban ini belum dibayar, perusahaan tetap akan melakukan estimasi beban perusahaan saat menghitung pendapatan. Setelah pembayaran terjadi, akuntan dapat menyesuaikan jumlah yang sebenarnya.
Baca juga: 5 Contoh format laporan keuangan bulanan Excel
Itulah beberapa penjelasan lengkap mengenai accrued expense, jenis-jenisnya, contoh, hingga perbedaannya dengan account payable yang nampak sama tapi nyatanya berbeda. Semoga setelah ini, kamu menjadi lebih paham, ya!
Selain dari artikel EKRUT Media ini, kamu masih bisa memperoleh informasi dan berbagai tips bermanfaat lainnya melalui YouTube EKRUT Official. Nah, jika ingin mengembangkan karier dan mencari pekerjaan baru, kamu cukup sekali sign up di EKRUT untuk mendapatkan lebih dari satu kali undangan interview oleh berbagai perusahaan ternama!
Sumber:
- accurate.id
- blog.spenmo.com
- modalrakyat.id