Tak ada salahnya bila sekarang kamu berpikir untuk resign dari kantor. Namun, bisakah kamu membedakan kapan harus resign atau justru memberikan kesempatan kedua pada pekerjaanmu?
Salah satu tanda sudah waktunya kamu resign adalah jika kamu merasa benar-benar membenci pekerjaanmu saat ini, Namun, bila kamu masih ragu, beberapa kondisi di bawah ini mungkin bisa membantumu mengenali saat yang tepat untuk resign.
Takut pergi ke kantor
Mulai kehilangan motivasi kerja adalah tanda lain kamu harus resign - EKRUT
Apakah kamu tidur setiap malam dengan rasa takut untuk pergi ke kantor esok hari? Sebenarnya normal-normal saja bila kamu merasa khawatir dengan pekerjaan. Namun, bila kamu mulai merasa takut untuk bekerja 8 jam di kantor, mungkin hal ini bisa menjadi salah satu pertimbanganmu.
Kamu menunda banyak pekerjaan
Mulai menunda pekerjaan jadi tanda kamu tidak menyukai apa yang kamu kerjakan - EKRUT
Jika terkadang kamu menunda pekerjaan, mungkin hal tersebut masih tergolong normal. Namun jika kamu sudah mulai sering melakukan ini, dan sudah banyak pekerjaan yang kamu tunda, mungkin ini menjadi salah satu tanda bahwa kamu sangat tidak menyukai apa yang kamu kerjakan.
Bila tak ada yang membuatmu merasa senang ketika melakukan pekerjaan sehari-hari, cobalah untuk mempertimbangkan apakah posisimu saat ini merupakan posisi yang tepat buatmu, atau sudah saat kamu untuk resign?
Kesehatan fisik dan mentalmu mulai terganggu
Merasa cemas berlebihan dan sering sakit bisa jadi tanda kamu harus resign - EKRUT
Apapun pekerjaanmu, dan di kantor manapun pasti kamu akan menemukan beragam masalah. Namun, jika kesehatan fisik dan mentalmu sudah mulai terganggu, hal ini bisa menjadi salah satu tanda kapan harus resign. Misalnya saja, bila kamu merasa sering sakit akhir-akhir ini, atau bahkan mengalami kecemasan yang berlebih terhadap pekerjaanmu.
Namun, bila hal ini masih belum cukup membuatmu yakin, cobalah untuk membicarakan hal ini kepada atasanmu dan mengambil cuti sebisamu. Agar kamu memiliki waktu untuk beristirahat dan mempertimbangkannya. Tapi ingat, hal ini tentu juga perlu diikuti dengan perubahan pola hidup dan makanmu.
Perlu kamu catat juga, meski pekerjaan adalah hal yang penting, kesehatan jiwa dan ragamu tetaplah lebih penting untuk kehidupanmu di masa mendatang. Jika atasanmu memahami kondisimu, ia pasti akan memberikanmu izin untuk cuti beberapa hati atau bahkan seminggu.
Baca juga: Tak bisa berhenti pikirkan masalah pekerjaan saat cuti? Coba cara ini!
Kamu merasa kualifikasimu terlalu tinggi dan tak ada ruang untuk berkembang
Bila perusahaanmu tidak memberi peluang untuk mengembangkan karier maka carilah perusahaan lain - EKRUT
Ada kalanya kamu tak harus mengerjakan hal-hal yang seharusnya bisa dikerjakan oleh anggota timmu. Bila kamu merasa kamu sudah tidak cocok dengan apa yang kamu kerjakan, cobalah untuk mempertimbangkan posisi lain di perusahaan yang sesuai dengan kemampuanmu.
Hal lain yang bisa menjadi pertimbanganmu dalam mengambil keputusan kapan harus resign, yaitu ketika kamu merasa tak ada lagi ruang untuk kamu berkembang. Sebaiknya, jangan habiskan waktumu untuk posisi yang tak menawarkan ruang berkembang. Gunakanlah waktu dan tenagamu sebaik mungkin untuk mendukung karier dan pertumbuhanmu.
Lingkungan kerja yang negatif
Lingkungan kerja bisa mempengaruhi semangat bekerja - EKRUT
Suasana lingkungan kerja yang buruk tentu akan membuat kinerjamu buruk juga. Di samping itu, lingkungan seperti ini juga dapat membunuh semangat kerjamu. Bila kamu merasa berada di titik itu, mungkin ini saatnya bagimu untuk resign.
Budaya kerja di kantormu tidak cocok
Carilah perusahaan dengan budaya kerja yang sesuai dengan yang kamu inginkan - EKRUT
Jika kamu termasuk seseorang yang tidak terlalu suka dengan kantor yang memiliki jam kerja tetap. Kamu mungkin perlu mulai mencari pekerjaan dengan jam kerja yang lebih fleksibel. Pasalnya, jika kamu terus memaksakan hal ini, bisa saja dalam jangka panjang kamu mengalami stres.
Hubunganmu dengan atasan semakin tidak sehat
Hubungan yang buruk dengan atasan jadi tanda lain sebaiknya kamu pindah kerja - EKRUT
Selain beberapa kondisi di atas, kamu juga perlu melihat bagaimana kondisi hubunganmu dengan atasan, dengan rekan kerjamu satu divisi, atau bahkan di luar divisi. Pasalnya, hubungan yang tidak sehat juga dapat menjadi tanda kapan kamu harus resign.
Misalnya saja, kamu mulai merasa diremehkan oleh atasanmu, kamu pulang kantor dengan kondisi yang sangat stres, dan bahkan kamu tidak bisa memiliki kehidupan pribadi.
Baca juga: Jangan putuskan resign pada masa-masa ini
Kamu tidak suka membicarakan pekerjaan di acara sosial
Ketika kamu mulai tidak betah di pekerjaanmu kamu mulai menghindari pembahasan mengenai kantor - EKRUT
Kamu tidak suka ketika orang-orang bertanya tentang pekerjaan kamu selama acara atau event-event sosial. Kamu mencoba mengalihkan pembicaraan mereka dan lebih suka untuk berbicara akan hal-hal lain.
Kamu mendapatkan tawaran dari perusahan lain
Pertimbangkan peluang kerja yang datang kepadamu - EKRUT
Nah, untuk yang satu ini tentu sudah menjadi tanda waktunya kamu siap-siap untuk resign. Terlebih lagi jika tawaran tersebut cocok dengan minatmu, memberikanmu ruang untuk lebih berkembang, dan memberikan penawaran penghasilan yang lebih.
Kamu juga bisa mendaftarkan dirimu ke perusahaan headhunter. Dengan begini, kamu akan lebih mudah untuk ditemukan oleh perusahaan-perusahaan dengan kualitas terbaik. Misalnya, perusahaan yang memiliki kondisi finansial yang stabil, memiliki misi yang jelas, atau bahkan dapat memberikanmu ruang lebih untuk terus mengembangkan diri.
Jadi, sudah yakin kapan harus resign?
Sumber:
- thebalancecareers.com
- fastcompany.com
- psychologytoday.com