Kamu mungkin sudah cukup sering menjumpai berbagai macam produk startup, termasuk e-commerce. Beberapa tahun belakangan, aktivitas startup memang bisa dikatakan berkembang cukup pesat. Bahkan, tak sedikit startup yang masih berkembang, sudah membuka rekrutmen besar-besaran.
Sayangnya, sejumlah startup telah melakukan banyak kesalahan yang merugikan bisnis mereka. Apa saja kesalahan umum startup di awal tahun berdirinya?
1. Mengejar publisitas tanpa pertimbangan matang
Pertimbangkan apakah perusahaan kamu siap menghadapi publisitas yang diberikan oleh media - EKRUT
Banyak startup gencar mencari publisitas saat meresmikan perusahaan maupun memperkenalkan produk. Langkah ini memang bisa menjadi poin plus dalam hal promosi. Namun, tak jarang banyak startup yang melakukannya tanpa pertimbangan matang.
Sebelum merencanakan publisitas, kamu sebaiknya menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini, "Mengapa publisitas diperlukan?", "Apakah sudah siap menghadapi media atau pers?", "Apa saja target dari publisitas ini?"
Jadi, jika kamu belum memantapkan model bisnis atau produk, bagaimana nasib publisitasmu? Bagaimana kalau ternyata kamu mengalokasikan begitu banyak dana untuk publisitas tapi startup kamu gulung tikar setahun kemudian?
Hal-hal semacam ini harus dipertimbangkan dengan baik. Sebab, nama baik dan personal branding para Founder dan Co-Founder pasti menjadi pertaruhan.
2. Mencari suntikan dana terlalu besar di awal
Mencari suntikan dana yang besar dalam tahun pertama jadi satu kesalahan - EKRUT
Langkah yang sering dilakukan pendiri startup di tahun awalnya adalah mencari suntikan dana terlalu besar. Tujuannya, untuk pengembangan serta perekrutan besar-besaran, serta gaji karyawan.
Berhati-hatilah. Para Founder dan Co-Founder yang terlalu mengandalkan investor pada awal bisnis, bisa menjadi kurang hati-hati dalam hal pengeluaran. Akhirnya, valuasi startup malah tidak maksimal di kemudian hari.
Jadi, sebaiknya kamu harus memikirkan alternatif pendanaan. Misalnya, melalui bootstrap. Setelah model bisnis kamu terbukti berjalan baik, kamu bisa mulai keluar mencari investor. Kamu pun bisa exit kapan pun saat valuasi startup-mu telah optimal.
Baca juga: Cara membuat proposal untuk menggaet investor
3. Menjalankan bisnis startup sendiri
Memiliki pengetahuan tidak lantas membuat seseorang bisa mendirikan startup sendirian - EKRUT
Memiliki banyak keahlian dan pengetahuan tidak lantas membuat seseorang bisa mendirikan startup seorang diri. Kamu tetap membutuhkan rekan sejawat dengan visi yang sama sebagai Co-Founder atau Advisor.
Menjalankan Startup di tahun pertama akan menguras banyak waktu. Jangan heran jika kamu bisa kehilangan kehidupan sosial.
Meskipun kamu memiliki jiwa soliter, manusia tetap memerlukan interaksi. Paling tidak dengan orang-orang yang akan membantu Startup berkembang. Jadi, pastikan kamu memiliki tim dengan kesamaan visi untuk membangun startup tersebut.
4. Memaksakan sebuah bisnis model
Kamu tidak harus keluar dari pekerjaan sampai punya kesempatan menguji konsep bisnismu - EKRUT
Apakah kamu berhenti dari pekerjaan untuk menjalankan bisnis dan mengejar passion? Sebenarnya, kamu tidak harus keluar dari pekerjaan sampai kamu punya kesempatan untuk menguji konsep dan ada kesempatan untuk itu. Sebab, bisa jadi nanti kamu tidak akurat memprediksi preferensi target pasarmu.
Jangan sampai kamu menjadi keras kepala dan memegang teguh ide startup hanya karena kamu jatuh cinta dengan suatu konsep. Terjemahkan idemu dalam sebuah konsep bisnis lengkap, cepat mengambil langkah, dan fleksibel bila ternyata semua tidak berjalan sesuai rencana.
Tahukah kamu, beberapa perusahaan terbesar saat ini malah sebenarnya meraih kesuksesan dari hasil pivot?
5. Komunikasi yang buruk
Komunikasi jadi salah satu yang paling berpengaruh dalam hubungan bisnis - EKRUT
Jangan pernah meremehkan masalah komunikasi. Sebab, hal ini justru menjadi yang paling penting dalam suatu relasi maupun bisnis. Selain itu, kamu juga perlu mendiskusikan roadmap startup yang ada di pikiranmu bersama tim. Lakukan komunikasi dengan intensif.
Selain itu, hal yang tak kalah penting, selalu terbuka untuk saran dan kritik. Pelajari cara berkomunikasi yang baik. Jika tidak, kamu dapat menghancurkan hubungan dengan pelanggan dan karyawan.
Baca juga: 9 Alasan pentingnya komunikasi dalam dunia kerja
6. Tidak memiliki mimpi besar
Tak jarang pendiri startup tidak memiliki visi misi yang besar - EKRUT
Tak jarang, para pendiri startup tidak memiliki visi maupun mimpi yang besar. Alasannya bisa jadi karena sekadar mengikuti tren atau belum matangnya tujuan yang ingin dicari. Tim startup terbaik harus mempunyai mimpi besar dan merealisasikannya.
7. Tidak menguasai produk
Founder dituntut untuk memahami produknya karena bila tidak ia gagal - EKRUT
Hal terburuk yang bisa kamu temui dalam hal kegagalan startup di tahun pertama adalah ketidakpahaman founder tentang produk atau layanan yang dikerjakan.
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan hal ini bisa terjadi adalah sang founder tidak pernah melakukan riset, kurang sejalan dengan latar belakang atau studi yang ditekuni, dan faktor lainnya.
Hasilnya, Founder akan mengalami kesulitan saat menjelaskan produk mereka kepada investor. Tentu hal ini memalukan jika sampai terjadi, kan? Jadi, sebaiknya lakukan riset tentang layanan dan produk yang dibuat. Selanjutnya, lakukan perbandingan dengan produk kompetitor.
8. Merekrut tim yang buruk
Salah merekrut kandidat maka akan berdampak pada perkembangan perusahaan ke depan - EKRUT
Dalam membangun startup founder atau rekruter harus benar-benar selektif dalam memilih kandidat yang sesuai dengan perusahaan.
Pasalnya kesalahan dalam memilih karyawan yang buruk atau tidak memiliki pengalaman akan berdampak pada perkembangan startup tersebut ke depannya.
9. Tidak memahami target pasar dan pengguna
Founder juga harus mempelajari karakteristik target pengguna - EKRUT
Selain memahami layanan dan produk dengan baik, founder dan co-founder harus mempelajari karakteristik target pengguna dan pasar. Saat ini ada lebih dari 250 juta penduduk yang tersebar di berbagai wilayah dan terbagi menjadi berbagai kalangan dan umur.
Dengan menentukan target pasar, selain bisa menyesuaikan produk yang dibuat, kamu juga bisa memproyeksi perkembangan dari pasar dan tentunya memprediksi pertumbuhan startup.
Jika tidak, produk dan model bisnis kamu tidak akan diterima oleh target pasar tersebut. Bayangkan kerugian yang bisa muncul!
Baca juga: Mengenal Segmenting Targeting Positioning (STP) Marketing
Dengan memahami sederetan kesalahan tersebut, kamu bisa melakukan antisipasi. Pertimbangkan segala sesuatunya dengan matang dan komunikasikan dengan baik bersama anggota tim. Semoga startup yang akan kamu rintis, kelak berhasil ya!
Last update: 31 October 2020
Sumber:
- hackernoon.com
- techinasia.com
- maxmanroe.com