Content marketing saat ini sangat populer di kalangan dunia digital marketing dan menjadi bagian penting dalam strategi pemasaran di berbagai macam jenis bisnis.
Namun, tidak jarang terdapat beberapa kesalahan yang dapat melemahkan strategi marketing sehingga dengan signifikan mempengaruhi bisnis. Apa saja sih kesalahan-kesalahan fatal dalam content marketing yang ada selama ini? Simak penjelasan berikut.
Konten tidak memanfaatkan channel yang tepat
Beberapa orang terlalu yakin bahwa konten mereka cukup bagus dan akan jadi populer. Padahal kesempatan konten kamu mendapatkan perhatian dari web crawler sangat kecil, terutama jika website kamu tidak menjadi website dengan peringkat tinggi dari topik yang biasa dicari orang-orang.
Akan labih baik jika kamu fokus mendistribusikan konten kepada orang yang dituju melalui channel yang benar. Sebagai hasilnya, pesan kamu akan sampai ke target dan mungkin saja akan menghasilkan konversi dan penjualan dari sini.
Tidak melakukan evaluasi
Membuat konten tanpa evaluasi akan menjadi kesalahan besar. Hal ini dikarenakan dengan tidak meninjau kembali performance dari pemasaran konten yang sudah kamu lakukan, kamu tidak akan tahu sejauh apa strategimu berhasil atau tidak.
Itu sebabnya pastikan untuk secara rutin meninjau dan melakukan evaluasi, misalnya dengan melihat engagement seperti page views, total share media sosial, dan durasi yang dihabiskan pembaca saat melihat konten yang telah kamu buat. Dengan begitu kamu bisa menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan strategi content marketing selanjutnya.
Dengan melakukan evaluasi rutin, kamu bisa melihat seberapa efektif strategi pemasaran konten yang tengah kamu kerjakan - EKRUT
Tidak menjalankan promosi konten
Scott Berinato dari Harvard Business Review pernah bekerja sama dengan tim marketing yang memasarkan buku yang ditulisnya. Kesalahan terbesarnya adalah, ia yakin hanya dengan kualitas karyanya, audiens akan datang dengan sendirinya. Ternyata tidak.
Tentunya kita butuh kerja keras untuk membuat orang mengetahui karyamu. Dalam hal ini, peran promosi sangat dibutuhkan.
Medsos hanya untuk berjualan
Ini adalah kesalahan besar ketika orang dan pebisnis melihat media sosial hanya sebatas sarana untuk beriklan. Setiap channel memiliki karakteristik dan peran tersendiri. Sebagian besar brand masuk ke channel media sosial untuk menjual produk maupun jasa mereka. Padahal, mereka semestinya menggali lebih dalam untuk menjadi bagian dari budaya audiens.
Tidak memanfaatkan kekuatan dari cerita
Kebanyakan marketers kerap lupa bagaimana cara storytelling yang tepat, dan justru terlalu berfokus dalam menyampaikan jualan mereka di dalam content marketing yang mereka buat. Padahal di dunia seperti sekarang, konten yang dianggap terlalu jualan dan tidak tulus bisa dengan mudah membuat audiens justru kabur.
Itu sebabnya usahakan sebelum membuat content marketing, lihatlah dari sudut pandang audiens. Apakah content marketing yang kamu buat sudah sesuai dengan konten yang ingin mereka baca.
Baca juga: Penasaran apa saja konsep psikologi untuk konten marketing?
Fokus pada kuantitas
Banyak orang yang berpikir bahwa mereka dapat memasarkan konten sebanyak-banyaknya pada website mereka. Cara ini memang banyak ditemukan pada marketing di masa terdahulu. Namun sekarang, orang-orang membatasi waktu mereka di Internet dan menjadi selektif dalam mengakses konten.
Oleh karena itu, daripada terus berbicara lebih dan lebih tanpa target yang jelas, lebih baik fokus untuk mendapatkan lebih banyak perhatian audiens. Terlebih lagi, kamu harus mempertimbangkan waktu posting konten untuk media sosial yang berbeda agar mendapatkan perhatian optimal dari audiens.
Jadi, jangan hanya berfokus pada kunatitas atau banyaknya konten, tapi juga pada kualitas konten yang diproduksi.
Tidak membuat konten yang beragam
Agar dapat menjangkau audiens yang lebih luas serta membuat mereka tetap tertarik, kamu perlu membuat konten yang beragam.
Misalnya, tidak hanya membuat konten berupa tulisan, ada baiknya kamu juga bisa membuat konten visual. Ini karena pertimbangan bahwa sebagian besar audiens online lebih suka konten visual daripada teks belaka.
Lagipula konten berkualitas dapat disampaikan dalam berbagai bentuk seperti video, gambar, atau infografis. Karena itu terus kembangkan ide yang dapat membantumu dalam menciptakan konten.
Dengan membuat beragam tipe konten, kamu justru berpeluang menarik audiens yang lebih luas - EKRUT
Hanya menulis tentang bisnis perusahaan
Jika kamu menjalankan usaha dengan permintaan lebih besar daripada penawaran, maka kamu boleh memproduksi konten tentang produkmu saja di website. Pelanggan akan mengakses website milikmu, mempelajari jenis produk dan cara mendapatkanya. Namun di pasar normal, kamu harus menghadirkan sebuah keunikan. Tujuannya, tentu saja mendapatkan perhatian audiens.
Jadi, konten tentang produkmu semata belumlah cukup. Kamu mesti memikirkan konten dengan topik-topik lain yang menarik. Selain konten, kamu harus mempertimbangkan orientasi pasar. Dengan demikian, sisipkan pesan call-to-action (CTA) atau ajakan untuk melakukan pendaftaran maupun pembelian produk.
Mengincar viralitas
Terkadang viralitas berhasil, tapi kegagalannya juga tak jarang. Banyak faktor yang berpengaruh, dan salah satu yang terbesar adalah keberuntungan. Kamu tidak bisa bergantung pada keberuntungan. Jadi, jangan membuat konten dengan tujuan viral. Buatlah konten yang bermanfaat bagi audiens.
Baca juga: Tips agar konten yang kamu buat menjadi viral, apa saja sih?
Mengandalkan asumsi
Setiap konten harus bisa menjawab sebuah pertanyaan ini, "Apa manfaat yang bisa diambil pengguna darinya, dan tindakan apa yang kamu harapkan dari audiens dari konten itu?" Jadi, hindari membuat keputusan dalam pembuatan konten berdasarkan asumsi saja. Cobalah untuk membuat konten yang kreatif dan perhatikan target audiensmu.
Delapan kesalahan di atas dalam content marketing dapat membuat perkembangan bisnismu terhambat. Oleh karena itu, jangan biarkan kesalahan tersebut menjadi penghalang bisnismu.
Sumber:
contentmarketinginstitute.com
contentcollision.co
socialmediatoday.com