Penjualan barang-barang secara online di Indonesia telah memperlihatkan pertumbuhan signifikan. Dalam lima tahun, nilai transaksinya meningkat hingga delapan kali, atau mencapai US$ 65 miliar (Rp 910 triliun).
Perusahaan konsultan manajemmen global McKinsey & Company bahkan menyatakan, Indonesia menjadi pasar perdagangan online terbesar di Asia Tenggara.
Dalam laporannya yang berjudul, "The digital archipelago: How online commerce is driving Indonesia's economic development", nilai transaksi perdagangan online di Tanah Air diperkirakan mencapai US$ 8 miliar (setara Rp 112 triliun) sepanjang 2017. Ekspansi perdagangan online di Indonesia pun nyatanya telah membawa empat keuntungan. Apa saja ya, keuntungan tersebut?
Mendorong konsumsi
Di satu sisi, penjualan secara konvesnional kini telah beralih ke platform online. Di sisi lain, sebagai dampaknya, perdagangan online pun mendorong pertumbuhan penjualan.
Berdasarkan hasil riset McKinsey, pembelanjaan tambahan berkontribusi terhadap 30 persen terhadap perdagangan online. Nilainya mencapai US$ 3 miliar (setara Rp 42 triliun).
Dengan semakin meluasnya perdagangan online, angka tersebut diprediksi naik menjadi US$ 22 miliar (sekitar Rp 308 triliun) di tahun 2022.
Baca juga: Semakin berkembang, ini potensi e-commerce di Indonesia
Meningkatkan ekspor
Platform e-commerce telah memepermudah penjual mencari sekaligus memenuhi permintaan dari negara-negara lain. Hal ini diperlihatkan sektor perhiasan.
Para perajin domestik menjual barang-barang mereka kepada pemborong lokal, yang menjualnya kembali kepada para peretail di luar negeri. Mayoritas kepada peretail di Amerika Serikat dan Eropa.
Membuka lapangan kerja
Tahukah kamu, saat ini perdagangan online memberi empat juta pekerjaan di Indonesia? Angka ini bisa naik menjadi 26 juta pada 2022!
Sebab, banyak pekerjaan akan beralih dari sistem konvensional ke online. Oleh karena itu, para pekerja diharapkan telah membekali diri dengan keterampilan yang memadai.
Menciptakan kesetaraan sosial
Dengan meluasnya perdagangan online, para konsumen di luar Jawa bisa menikmati produk yang beragam. Tentunya dengan harga yang lebih murah, dibandingkan dari sebelum kemunculan perdagangan online.
McKinsey menyebutkan, harga-harga produk yang dibeli secara online di luar pulau Jawa, bisa lebih murah 11 hingga 25 persen dibanding toko tradisional.
Baca juga: EBay beli platform e-commerce Qoo10 Rp 8,3 triliun
McKinsey memperkirakan, perdagangan online akan mencatatkan transaksi senilai US$ 26 miliar (sekitar Rp 364 triliun) per tahun, berupa ekspor baru, pada 2022. Apakah kamu sudah siap untuk berpartisipasi?